NovelToon NovelToon
Arthur'S Desire

Arthur'S Desire

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:103.5k
Nilai: 5
Nama Author: Base Fams

Jatuh cinta kepada seorang Arthur Mayer yang memiliki masa lalu kelam tidak dipermasalahkan Shannon Claire karena ia sungguh mencintai pria itu.
Namun bagaimana ketika terungkap dimasa lalu Arthur lah dalang dari peristiwa yang menyebabkan Shannon kehilangan orang yang disayanginya? apakah Shannon memilih bertahan atau meninggalkan Arthur? simak kisahnya di novel hasil menghalu dari Ratu Halu Base 😎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AD #16

Sejurus kemudian, Shannon kembali ke lantai atas. Gadis itu pun mengetuk pintu.

"Masuklah! "

Mendengar suara Arthur. Shannon menyambar handle pintu kamar Arthur, dan membukanya. Shannon berhenti mendadak di ambang pintu melihat pemandangan yang ada di depannya.

Disana Arthur berdiri dengan tegap, membelakanginya masih menggunakan handuk. Seperti tadi, kali ia memijakkan kakinya disini bersama Paman Rolando. Omong-omong dimana keberadaan Paman Rolando. Shannon tidak melihatnya.

Sadar hanya berdua, Shannon mempercepat pergerakannya. "Kemeja anda, Tuan. Aku akan meletakkannya di atas tempat tidur anda."

Arthur memutar tubuhnya sebelum Shannon beranjak. "Kau tidak ingin menyapaku?"

Pertanyaan dari Arthur cukup membuat Shannon terkejut. "Akh, a-apa?"

Arthur menarik satu sudut bibirnya. "Kau tidak menyapaku? " ulang Arthur sembari melenggangkan kakinya mendekati tempat tidurnya.

"Oh.. Selamat pagi, Tu- tuan." Shannon tertunduk merasa malu melihat tubuh kekar pria itu secara dekat. Wajahnya memanas.

"Pagi juga, Shannon." Arthur mengambil kemejanya, kemudian memakainya.

Shannon memberanikan diri mengangkat tatapannya. "Aku sudah menyapa anda, Tuan. Aku harus kembali bekerja. Permisi."

"Tunggu," Arthur meraih tangan Shannon ketika Shannon hendak berbalik. Shannon melirik tautan tangan Arthur sebelum ia menatap pria itu lagi. Jantungnya Berdegup semakin tidak terkendali.

"Ada apa lagi, Tuan?" tanya Shannon bertambah gugup.

"Mengenai janjiku, sabtu siang jadwalku kosong. Bagaimana menurutmu? "

"Baiklah, Tuan." Balas Shannon tanpa ada keraguan. Sebab akhir pekan nanti, ia bersama Chloe berencana pulang ke panti. "Semoga nantinya, anda tidak menyesal. Aku akan memesan es krim yang paling mahal, dengan porsi yang banyak."

"Kau tidak takut batuk?"

"Tidak," singkat Shannon. "Sekarang aku harus kembali ke dapur sebelum Bibi Gabriella mencariku. Tolong lepaskan tangan anda, Tuan."

"Jika, aku tidak mau bagaimana?" Arthur membiarkan kemejanya terbuka. Ia menarik tangan Shannon perlahan agar mendekatnya.

"Tu.. Tuan.. Lepaskan tangan anda." Elak Shannon berbeda dengan suara hatinya yang memekik kegirangan. Shannon membiarkan tangannya tertarik hingga tubuh mereka sangatlah dekat, dan mereka dapat menghirup aroma masing-masing.

Dengan satu tangannya lagi, Arthur membelai sisi wajah Shannon yang terasa panas, dan memerah. "Tu- Tuan." Tindakan Arthur membuat Shannon, nyaris kehilangan nyawanya, dan degup jantung Shannon semakin menggila.

"Hmm." Gumam Arthur dengan suara parau, dan tatapannya semakin intens.

"Tu- turunkan tangan anda. Ba- bagaimana jika ada yang masuk, lalu melihat kita seperti ini? mereka akan salah paham."

"Biarkan saja," jawab Arthur disela napasnya yang gusar. "Ini adalah rumahku, dan aku bebas melakukan apapun semauku."

Shannon menelan ludahnya susah payah. Arthur memajukan wajahnya, membuat tubuh Shannon semakin menegang.

"Mau sampai kapan kau berdiri disana, Nona?" Arthur sudah menyelesaikan memasang kancing pada kemejanya. "Apa kau ingin menyaksikan aku menggunakan celana secara live?" tanya Arthur mengerlingkan matanya.

Suara Arthur menyadarkan Shannon dari halusinasinya. Shannon mengerjap matanya. "A- apa?"

"Aku tidak keberatan melepaskan handukku di depanmu." Arthur menarik satu sudut bibirnya, tangannya turun menyentuh tepian handuknya. Menggoda gadis itu.

"Jangan! jangan lakukan sekarang. Aku akan keluar." Shannon segera berbalik, berlari keluar dari kamar Arthur. Brak.. Pintu kamar Arthur dibanting Shannon membuat Arthur tergelak bahkan kedua matanya berair.

Di depan pintu, Shannon memegangi dadanya yang seperti terguncang. "Kau gila, Shannon. Apa yang kau pikirkan, sangat gila. Kau membayangkan pria itu hendak menciummu."

Diluar, nampak seorang pria berambut gondrong keluar dari mobil. Jason Alexander, anak buah Arthur. "Apa Tuan Arthur, sudah bangun Rolando?" tanya Jason berpapasan dengan Rolando, saat ia menaiki tangga yang terletak di depan rumah.

"Sudah, Tuan. Tuan Arthur masih berada di dalam kamarnya."

"Baiklah, aku akan ke kamarnya." Jason menyegerakan niatnya. Ia masuk ke dalam rumah atasannya, dan langkah kakinya terhenti.

Jason memperhatikan sosok gadis yang sedang merapikan alat jahit. Sosok Gadis itulah yang dilihatnya beberapa hari lalu bersama Chloe.

Dia benar-benar cantik. Gumam pria yang memiliki manik coklat itu tersenyum. "Permisi, Nona." Sapa Jason dengan ramah. Bahkan pria itu tersenyum lebar.

Merasa dirinya di panggil Shannon menoleh. "Ya Tuan, " sahut Shannon. Shannon memperhatikan pria bertubuh besar di dekatnya.

"Aku baru melihatmu. Apakah kau pelayan baru disini?" Jason memulai membuka pembicaraan di antara mereka. Bermaksud untuk berkenalan.

"Iya, " singkat Shannon seraya melanjutkan aktifitasnya.

Dengan tiba-tiba Jason mengulurkan tangannya di depan Shannon. Shannon menengadahkan wajahnya melihat wajah pria itu yang terdapat bekas goresan di rahangnya. "Perkenalkan, namaku Jason. Kau?"

Shannon terdiam sesaat kemudian menyambut uluran tangan pria itu. "Shannon, " Shannon menarik tangannya. Ia tidak begitu tertarik berkenalan dengan pria itu. Terlebih cara pria itu memandangnya membuat ia merasa risih.

"Nama yang sangat indah," Jason tersenyum menunjukkan rasa ketertarikannya. Ia tidak berhenti memandang Shannon, memperhatikan gerak gadis itu.

Shannon memasukkan gunting, lalu menutup kotak tersebut. "Terimakasih atas pujiannya, Tuan."

Shannon bangun, kemudian menuju dapur di ikuti Jason. "Bisakah kau membuatkan kopi untukku?" Jason mendaratkan bokongnya di kursi.

Shannon membuang napasnya pelan. "Bisa, Tuan." Shannon mengambil cangkir di lemari rak, kemudian ia membuka toples berisi gula, dan juga kopi.

"Sudah berapa hari kau bekerja disini, Nona?"

"11 hari, Tuan." Shannon memasak air, sambil. menunggu air matang, ia meracik kopi dan mencampurkan dengan gula.

"Panggil namaku saja. Biar terlihat akrab."

Shannon memutar bola matanya, jengah. Pria ini berisik sekali. Shannon menambahkan lagi gula ke dalam cangkir. Begitu, teko berbunyi, Shannon mengangkat, dan menyeduh kopi tersebut lalu mengaduknya sebelum ia meletakkan di depan pria itu. "Selamat menikmati kopi anda, Tuan."

"Terimakasih," Jason mengangkat cangkir keramik itu, menghidu aroma kopinya. "Dari aromanya sepertinya kopi buatanmu enak."

Shannon memaksakan dirinya untuk tersenyum. "Kenapa kau berdiri? duduklah, Shannon." Jason menarik kursi kosong yang berada di sampingnya.

"Aku ingin melanjutkan pekerjaanku, Tuan." Alasan Shannon agar ia bisa pergi. Ia sedang tidak ingin berbasa-basi, apalagi dengan pria yang baru di kenalnya. Arthur Mayer dalam pengecualian.

"Sebentar saja, please." Ucap pria itu memasang wajah memohon.

"Jangan, mengganggunya Jason." Arthur muncul dari balik pintu, membuat Shannon dan Jason melihatnya.

Dan kedatangan pria itu, menyelamatkannya. Shannon bisa bernapas lega sekarang. Arthur memindai tatapannya, menatap Shannon. "Kau kembalilah bekerja."

"Baik Tuan." Shannon tersenyum lembut.

"Terimakasih sekali lagi atas kopinya, Nona."

Shannon tidak menanggapi ucapan Jason. Shannon segera beranjak, berlalu dari sana. "Habiskan kopimu, Jason. Setelah itu kita berangkat" Kemudian Arthur meninggalkan Jason.

Jason menyicipi kopi buatan Shannon. "Byur...Astaga, kopi buatannya manis sekali." Jason meletakkan cangkir diatas piring kecil, dan menyusul atasannya.

"Rasakan!" umpat Shannon yang sedang bersembunyi di balik dinding.

1
αɓเժzαr
dudul emang si arthur, bisa² nya seali nya nahan tawa dr tadi. tp syukurah shanoon selamat berkat bantuan arthur.
wah wah, shanoon terjamah 🤣🤣
αɓเժzαr
Alhamdulillah akhirnya bertemu lagi nih, seru pertemuan gegara si Harley tp malah mengobati rindu nya si Shannon ma Arthur
who am I
kisah seorang gadis yatim piatu yang ternyata sudah pernah bertemu dengan laki laki yang akan menjadi suaminya saat dirinya masih buta
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
aku pikir Arthur semanis chery😁🤭
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
Arthur bisa se-happy itu saat bersama Shannon
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
wahhh parahh ini sihhh. Shannon mulai beraksi membuktikan tuduhan Rosella /Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
waduh waduh...knp hatiku yg cenat cenut sihh😶🤐
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
kapokkk kau Ros🤐
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
kedutan kmu, Ros 🙄
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
kapokk kau Ros. siap" dh kena hukuman Krn sdh mengusik kekasih bosmu.
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
selalu sihh. manis & pahit kn emang kloppp. kyk kopi kn, Thor 🥺😶
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
dihh si penguntit rupanya
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
menghadiahi katanya. pdhl minta bonus /Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
mimpi yg uhukk apaan sih, Thor. ada" sj nih othor ihikkk 😁
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
jiyaaahhhh vitamin B/Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
nah lohh waktunya pembalasan dr Chloe /Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
berarti Arthur bergerilya saat Shannon sdh terlelap /Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
ampun dh Shannon /Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
hmmm namanya juga sdg dimabuk cinta /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🍭ͪ ͩ¢ᖱ'D⃤ ̐𝗡𝗢𝗟ՇɧeeՐՏ🍻
anak sekecil itu hrs menyaksikan hal keji menimpa ibunya, tanpa bisa berbuat apapun. pasti sangat menyiksa 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!