Cinta Ke Dua

Hari sudah menunjukan waktu malam, saat di mana Dira pulang kerja, sebagai SPV memang jam kerja Dira lebih lama dari karyawan biasa, karena dia harus mengerjakan laporan terlebih dahulu, prestasi Dira di kerjaan pun melesat cepat. Berkat Dira line yang dulu hancur - hancuran bahkan tidak pernah mencapai target.

Siapa pun yang di amanat kan untuk memengang line tersebut, biasa nya langsung jatuh sakit, kalau tidak sakit ya pasti mengundur kan diri, akibat tidak kuat dengan tekanan juga hasil yang tidak sesuai target.

Bagaimana tidak pusing bila kerja di tuntut target namun tidak bisa mencapai nya, pasti juga berat menjalani nya. Selama ini yang betah dan tetap bertahan jadi SPV line tersebut hanya lah mbak Asih, itu pun karena posisi dia telah hamil, jadi besar kemungkinan akan cuti.

Kemampuan manusia pasti lah ada batas nya, namun Dira selalu percaya perkataan mama nya dari dulu, bila tidak ada hasil tanpa usaha, setiap keberhasilan pasti ada resiko nya, jangan mendamba kan apa yang tidak mungkin bisa kita miliki, namun kejar apa yang mampu kita gapai.

Hingga saat ini perkataan itu benar - benar di terap kan dalam kehidupan Dira, kini berkat itu Dira termasuk jadi anak yang jenius di usia nya, tak heran bila line yang dia pengang, line yang semua orang menjuluki nya kesialan, kini semua telah berlalu, dalam waktu singkat Dira mampu menyulap kesialan itu menjadi keberuntungan.

Orang - orang yang tadi nya iri, melihat Dira yang baru masuk langsung berhasil menjadi SPV, kini malah menjadi baik melihat kemampuan Dira yang memang tidak main - main, para anak buah Dira semua senang, dan penuh semangat menunggu arahan dari Dira. Rata - rata orang yang di tempat kan di line Dira kebanyakan semua adalah ibu - ibu, namun terlihat sudah sangat berpengalaman. Mungkin hanya kecepatan yang sudah menurun, maka Dira akhir nya mengakali menganti semua proses operator. Hanya dengan rolingan yang pas, kini line kesialan itu menjadi hidup.

Tak heran, bila Dira menjadi anak emas pak Nana.. Tanpa banyak bicara tindakan Dira membuat siapa saja akan berfikir sama dengan pak Nana. Tapi jangan kira tak ada kendala semua melalui proses yang tidak mudah, hingga Dira bisa berhasil seperti sekarang ini.

Dalam PT. Maju Bersama, ada semacam grafik prestasi rangking untuk para SPV dan jabatan lain nya. Di antara lima puluh tujuh line, Dira pasti masuk ke dalam rangking tiga besar, menyaingi para senior nya. Namun sebagai junior Dira tetap rendah hati dan tidak sombong, hal itu membuat Dira semakin di sukai banyak orang.

Meskipun tidak semua orang suka terhadap Dira, ada beberapa yang sangat tidak suka dengan Dira. Diantara nya adalah Vara dan Natalia, juga Nawang.. Orang yang merasa tersaingi akan kehadiran Dira.

Malam itu Dira telah bersiap untuk balik ke rumah, hari ini Ajeng menunggu sampai Dira pulang, karena Abdul tidak bisa menjeput nya, sampai di loker tempat menyimpan barang, terlihat Ajeng sudah menunggu Dira dengan mainan game kesukaan nya candy crus saga. Dira pun hanya tersenyum melihat tingkah sahabat nya itu yang masih seperti anak kecil.

Namun di saat mereka mau pulang, tiba - tiba hujan menguyur basah bumi, terpaksa mereka menunda untuk jalan, dari pada nanti basah ke hujanan sebab Dira hanya membawa jas hujan satu. Akhir nya mereka memutus kan untuk menunggu sampai hujan agak sedikit reda.

" Tumben cepet keluar nya dek, " tanya Ajeng heran melihat wajah Dira. Seperti sedang ada yang membuat nya tak suka.

" Iya mbak, aku keluar dulu nya.. Lagi males di sana, lihat pak Puji gitu banget, maka nya begitu selesai giliran aku laporan langsung cabut deh. " jawab Dira sedikit kesal.

" Emng dia gimana sekarang ke kamu, lha nanti kalau ada pengumuman atau hal penting gimana, kamu malah udah cabut duluan gini. " tanya mbak Ajeng.

" Ah, kalau itu nanti aku dapet info dari mbak Ningrum. Hari ini kan mbak Ningrum paling akhir laporan nya, dia biasa nya kasih info ke aku sih mbak kalau ada apa - apa. " sahut Dira.

" Syukur lah, untung masih ada orang baik ya dek, sama kamu. " ungkap Ajeng.

" Iya, Alhamdulillah mbak, eh.. Mbak Ajeng laper nggak sih. Sambil nunggu hujan reda kita beli mie ayam aja yuk tempat biasa, dari pada di sini banyak nyamuk. " ajak Dira.

" Mie ayam, pakdhe Tito kan, wah boleh tuh dek.. Tapi aku nggak bawa payung lho gimana kita ke depan nya. " sahut Ajeng.

" Kalau itu mbak Ajeng tenang saja, aku ada tiga payung di loker, tinggal pakai aja. " jawab Dira sembari menata bawang bawaan nya untuk bersiap ke depan.

" Dih, tiga payung yang satu nya untuk siapa tuh. " goda Ajeng.

" Ya untuk yang lagi butuh lah mbak Ajeng nih aneh mikir nya, mau buat siapa aja boleh kok, kalau mau mah. " sahut Dira datar.

" Hemm hemm, termasuk Adnan ya dek.. " ucap Ajeng menyerigai.

" Lho kok jadi Adnan sih mbak, udah yuk cepet cus.. Takut nanti nggak kebagian tempat, kalau hujan begini pasti penuh tempat pakdhe Tito tuh. " balas Dira merasa tak terima di kait - kait kan dengan si Adnan.

" Iyee udah yuk... " sahut Ajeng.

Mereka berdua langsung tancap menuju tempat warung mie berada tepat di depan pabrik. Mengunakan dua payung, tapi di tengah perjalanan sebelum sampai pintu gerbang pakbrik, ada seseorang yang mencegat mereka. Karena panik Dira pun reflek menendang kaki nya, hingga seorang itu mengerang kesakitan.

" Maaf.. " Seru Dira sembari mengedar kan pandangan nya ke arah orang itu, betapa terkejut nya setelah melihat siapa orang yang mencegat nya itu.

Di saat keadaan yang tidak memungkin kan Ajeng malah pamit untuk pergi duluan ke warung makan pakdhe Tito, Ajeng melakukan itu bukan tanpa alasan, namun Ajeng ingin cepat bisa pergi dari situ untuk menghubungi satpam di pos depan gerbang, Ajeng tak ingin bila nanti terjadi sesuatu kepada sahabat yang sudah dia anggap seperti adek nya sendiri itu.

Melihat siapa orang yang berada di hadapan mereka, karena kemarin saja orang itu sempat melukai Dira, untung saja Dira jago bela diri jadi bisa menghindar dari serangan nya.

" Dira kita perlu bicara, " ucap Puji.

" Maaf, saya sedang sibuk pak.. " tolak Dira halus.

" Tapi aku lihat kamu tidak sedang melakukan apapun kan. Aku cuma mau minta maaf atas kejadian kemarin, aku benar - benar tak sengaja membuat kamu terluka, " ungkap Puji.

" Iya, saya sudah memaaf kan nya, lagi pula sengaja atau tidak itu bukan lah urusan saya, toh sekarang luka nya juga sudah pulih, jadi tidak ada yang perlu untuk di perdebat kan lagi pak. " sahut Dira

" Ada, Dira... Ada yang perlu kita bicara kan, masalah perasaan ku ke kamu. " ucap Puji.

" Berapa kali saya bilang, kalau saya ini adalah istri dari pria lain. Sebaik nya anda berhenti untuk menganggu kehidupan saya pak, karena saya pribadi juga nggak pernah kan menganggu bapak. " teriak Dira.

" Bagaimana kalau aku tetap akan menganggu mu, apa yang akan kamu lakukan kepada ku. Dira aku tidak peduli meski kamu milik pria lain, yang aku tahu saat ini kamu bukan milik siapa - siapa. " ucap Puji

" Terserah, kalau memang anda masih ngeyel dan semaunya sendiri pak, saya permisi. " Jawab Dira sembari berjalan pergi meninggal kan pria itu, namun tangan kekar pria itu mencekal tangan kiri Dira sehingga Dira terpaksa menghentikan langkah nya.

" Apa lagi pak, apa belum cukup perkataan saya tadi. Tolong jangan nganggu saya, harus nya bapak mencari pasangan yang jelas - jelas masih gadis seperti yang bapak harap kan, bukan perempuan yang sudah bersuami seperti saya. " sahut Dira menjelas kan keadaan nya.

" Suami, ha ha ha ha orang macam Aji kamu anggap suami. Bukan nya kamu sudah di buang sama dia, bukti nya sekarang dia sudah dekat dengan seseorang. Lalu kenapa kamu malah sok menutup diri dengan dalil sebagai istri nya. Hah, " jawab Puji bangga.

" Dari mana bapak tahu mas Aji. " tanya Dira.

" Tidak perlu kamu tahu dari mana aku mengenal nya, yang jelas aku mau kamu menjadi istri ku, tak peduli meski kamu itu mantan istri Aji, atau siapa pun. Aku mohon, terima perasaan ku Dira. " pinta Puji mengebu hasrat ingin memiliki Dira begitu besar.

Dira hanya menatap sendu, tak menyangka bila di tempat kerja nya yang baru, akan mendengar nama Aji.

...****************...