NovelToon NovelToon
Pria Dingin & Angsa

Pria Dingin & Angsa

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:28.2k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Kitty adalah gadis sederhana yang bekerja di toko keluarganya, menjual angsa bakar. Hidupnya berubah saat Calvin Hernandez, pria kaya dan dingin, mengajukan permintaan mengejutkan, "Jadi pacarku!" Meski hatinya sudah terpaut pada pria lain, Kitty menolak tanpa ragu.

Namun, Calvin tidak menyerah. Dengan segala pesona dan kekayaannya, ia mencoba memasuki dunia Kitty, menunjukkan sisi lembut yang tak terduga. Kitty berada di persimpangan sulit: setia pada cinta lamanya atau membuka hati untuk Calvin yang ternyata memiliki perasaan mendalam padanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jawaban Calvin

Kitty segera melepaskan ciuman Calvin dan menjauh dari pria itu, wajahnya dipenuhi kebingungan."Kau... kenapa menciumku?" tanya Kitty dengan suara gemetar, menatap Calvin dengan mata bertanya.

Calvin hanya tersenyum, menatap Kitty dengan penuh percaya diri. "Aku datang menagih ciumanmu, apa kau lupa?" tanyanya ringan.

Sebelum Kitty bisa menjawab, Samuel mendekat, wajahnya penuh dengan kemarahan yang tertahan. "Kitty, siapa dia? Apakah kau mengkhianatiku?" tanyanya, suaranya bergetar karena emosi.

"Tidak usah ikut campur urusanku," jawab Kitty dengan tegas, menatap Samuel dengan tatapan dingin.

Samuel tidak bisa menahan diri lagi. "Kita masih sedang berkencan, dan kau begitu mudahnya berciuman dengan yang lain," ujarnya, suaranya penuh kekecewaan dan kemarahan.

Calvin melangkah maju, tidak gentar dengan situasi yang memanas. "Kami memang sudah dekat, bahkan pernah terkurung di sebuah gudang. Saat itulah kami berciuman mesra. Kau adalah pacarnya? Kalau begitu aku akan terus terang saja padamu. Bahwa aku akan merebutnya darimu!" ujarnya, menatap tajam pada Samuel.

"Kalian adalah pasangan murahan," ketus Samuel, menatap mereka berdua dengan penghinaan.

Kitty, yang sudah tidak tahan lagi, melirik tajam pada Samuel. "Lebih murahan kau dan mantanmu. Aku ingin berciuman dengan siapa, tidak ada hubungan denganmu," katanya dengan nada yang sama tajamnya.

Samuel tampak semakin marah. "Aku tidak menyangka kau bisa melakukan itu padaku. Kau berselingkuh," bentaknya, suaranya penuh dengan rasa sakit hati.

Saat itu, Maggie, ibu Kitty, melangkah maju dengan tenang. "Hei, putriku belum menikah denganmu. Dia masih berhak memilih yang lebih baik darimu. Apa kelebihanmu, ha? Selain cuma tahu hidup di bawah kaki orang tuamu dan peduli pada mantanmu. Apa lagi yang kau bisa," bentak Maggie dengan tajam.

Maggie kemudian menatap Calvin dengan senyum lembut. "Tuan, apakah anda menyukai putri kami?" tanyanya.

"Benar!" jawab Calvin dengan terus terang, suaranya serius.

"Apa yang bisa kamu berikan saat bersamanya?" tanya Maggie lagi, matanya mengamati Calvin dengan tajam.

"Cinta dan hidupku," jawab Calvin dengan nada serius, menatap Maggie dengan penuh keyakinan.

"Dua ini sudah cukup. Sekarang bawa dia pergi sana!" kata Maggie sambil mendorong Kitty ke pelukan Calvin.

"Mama...," ucap Kitty dengan kesal, mencoba memberontak.

"Tidak apa-apa, setidaknya putri yang aku besarkan sudah ada yang mau," kata Maggie dengan bangga, menatap Kitty dengan penuh kasih sayang.

"Apa Mama ingin menyerahkan aku kepada orang lain?" tanya Kitty dengan suara lemah, tidak percaya apa yang didengarnya.

"Iya, kamu sudah dewasa. Karena sudah laku, makanya tuan ini bisa membawamu kemana saja. Daripada bersama Samuel yang tidak ada gunanya," jawab Maggie tegas.

"Pergi berkencan dengan tuan ini. Lakukan saja apa yang kalian inginkan. Papa dan mama sudah tidak sabar ingin mendapatkan cucu," ujar Robin.

Kitty menatap kedua orang tuanya dengan mata tajam. "Papa keterlaluan, langsung mendorongku bersama pria yang kalian tidak kenal," ujarnya dengan nada sedikit kesal.

"Kami walau tidak kenal, tapi kalian sudah pernah bersama dan saling kenal. Jadi papa dan mama dengan senang hati menyerahkanmu pada tuan ini," jawab Robin dengan senyum lembut.

"Tuan, bawa saja Kitty pergi, Kalian boleh berkencan dan lakukan saja apa yang kamu inginkan!" ujar Maggie dengan senyum yang tulus.

"Bukankah baru semalam memintaku berkencan dengan William, kenapa sekarang jadi ganti orang," gumam Kitty dengan bingung.

"Soal William, papamu yang akan mengurusnya. Kalian pergi saja! Asalkan kamu sudah laku, mama sudah tenang," jawab Maggie dengan nada santai.

"Beban hidupku juga berkurang satu," lanjut Robin sambil tertawa, mencoba meringankan suasana.

Kitty hanya bisa menahan emosi dan melirik tajam pada kedua orang tuanya.

"Paman, Bibi, kalau begitu serahkan angsa nakal ini padaku. Aku akan menjinakannya!" kata Calvin dengan nada percaya diri.

"Bawa saja! Lakukan saja apa maumu!" jawab Maggie dengan senyum bahagia.

Kitty menatap ibunya dengan bingung. "Mama kalau melihat pria kaya tidak peduli lagi dengan anak sendiri," gumamnya pelan, hampir tidak terdengar.

Samuel, yang tidak puas dengan situasi tersebut, menarik tangan Kitty dengan keras. Namun, Calvin segera menahan tangan Samuel, menggenggamnya erat dengan tatapan tajam.

"Apa kau tidak mendengarnya? Angsa ini sudah menjadi milikku. Siapa saja yang ingin membawanya pergi dari hadapanku, aku tidak akan sungkan mengincarmu hingga keluargamu!" ancam Calvin dengan suara dingin.

"Miliknya? Aku menjadi miliknya?" batin Kitty sambil menoleh ke arah Calvin, merasa bingung.

"Kau siapa sebenarnya?" tanya Samuel dengan suara gemetar.

"Calvin Hernandez," jawabnya singkat.

Samuel terdiam, mulutnya terbuka karena terkejut. Nama itu cukup untuk membuatnya tidak berkutik.

"Dengar baik-baik, kalau kau berani menyentuh sehelai rambutnya, maka kau akan kehilangan semuanya!" kecam Calvin dengan suara yang menakutkan.

Kitty memperhatikan tatapan Calvin yang menakutkan itu, merasa ngeri. Ia tidak pernah melihat tatapan yang begitu tajam dari pria yang baru dia kenal tidak lama.

"Saat dia marah ternyata sungguh menakutkan juga," batinnya.

Calvin kemudian menatap Kitty dengan senyum yang berbeda. "Mari kita pergi!" ajak Calvin sambil merangkul pinggul gadis itu, membimbingnya menjauh dari Samuel dan keluarganya.

Malam hari itu, Calvin dan Kitty sedang makan malam bersama di sebuah restoran mewah. Suasana hening dan nyaman, tetapi ketegangan di antara mereka masih terasa.

"Apa kamu sedang bercanda dengan mamaku?" tanya Kitty dengan ragu, menatap Calvin dengan alis berkerut.

"Aku serius," jawab Calvin tanpa ragu.

"Kenapa kamu menyukaiku? Dan untuk berapa lama aku menjadi teman kencanmu?" tanya Kitty, merasa bingung dengan situasi yang serba cepat ini.

"Tidak ada batas waktu. Kita akan terus bersama," jawab Calvin dengan suara tenang.

"Ha? Terus bersama?" tanya Kitty penasaran, tidak percaya dengan yang didengarnya.

"Iya, Kau hanya akan bersamaku, bahkan sampai kita menikah dan punya anak," jawab Calvin dengan keyakinan yang sama.

"Kita baru kenal, dan sekarang begitu cepat membahas masalah pernikahan dan anak?" tanya Kitty dengan heran, merasa situasi ini terlalu cepat berkembang.

"Aku bukan pria yang romantis. Tapi satu hal yang kamu tidak perlu ragukan, yaitu apa yang aku katakan dan aku lakukan semuanya adalah benar," jawab Calvin dengan tegas.

"Contohnya seperti apa?" tanya Kitty, ingin tahu lebih banyak tentang pria ini.

"Contohnya adalah pernikahan yang aku sebutkan. Bila tiba waktunya, aku akan melamarmu," jawab Calvin dengan serius.

Kitty merasa skeptis. "Kenapa aku merasakan kalau pria ini tidak serius. Apakah karena dia terlalu kaku? Terlalu mudah bagi seorang pria kaya yang mengatakan ingin menikahi wanita yang baru dia kenal," batinnya.

"Apa kamu bisa memberitahu aku, kenapa menyukaiku?" tanya Kitty lagi, berharap mendapatkan jawaban yang lebih memuaskan.

"Tidak tahu," jawab Calvin sambil menyantap makanannya.

"Tidak tahu? Bagaimana bisa? Semua orang menyukai seseorang pasti ada alasannya," kata Kitty, merasa bingung.

"Apakah perlu ada alasannya?" tanya Calvin, menatap gadis itu dengan tenang.

"Bukankah seorang pria yang menyukai seorang gadis pasti ada alasannya," jawab Kitty, mencoba memahami cara pikir Calvin.

"Aku tidak punya alasan," kata Calvin dengan tenang.

Kitty terdiam, teringat jawaban Samuel saat ia pernah menanyakan hal yang sama. Jawaban Samuel muncul dalam ingatannya, "Karena kamu adalah gadis yang baik dan ceria. Selain itu, kamu juga pekerja keras. Asalkan kita berjuang sama-sama, maka kedua orang tuaku pasti akan menyetujui hubungan kita."

"Lalu, apa rencanamu kalau kita menikah?" tanya Kitty, mencoba menguji Calvin lebih lanjut.

"Hidup bersama dan menjalani hari-hari yang bahagia," jawab Calvin tanpa ragu.

"Aku tidak mengerti bisnismu, dan tidak bisa membantumu. Aku yakin orang tuamu pasti menentang kita bersama," ujar Kitty, merasa situasi ini terlalu rumit.

"Kita yang menikah. Aku tidak butuh persetujuannya. Mengenai bisnis, aku bisa menjalaninya sendiri. Sebagai istriku, kamu tidak perlu bersusah payah. Cukup menjadi istriku dan temani aku," jawab Calvin dengan keyakinan yang sama.

Jawaban Calvin lagi-lagi mengingatkan Kitty pada jawaban Samuel sebelumnya, "Kamu bisa belajar. Aku yakin kamu pasti bisa menjadi istri yang baik. Membantuku di perusahaan di siang hari dan setelah pulang ke rumah, kamu bisa merawat kedua orang tuaku dan juga melakukan tugas sebagai seorang istri dan menantu. Lama-lama mereka akan tersentuh olehmu."

"Sama-sama seorang pria, tapi memiliki pemikiran yang berbeda. Samuel lebih mengutamakan keluarganya dan aku yang harus mengalah. Sedangkan Calvin memberi jawaban yang lebih menyenangkan. Ia bahkan tidak peduli dengan pandangan orang tuanya," batin Kitty.

"Jangan terlalu cepat menjawab pertanyaanku. Kamu akan menyesalinya. Menikah denganku hanya akan merugikanmu. Karena aku bukan dari kalangan atas. Selain itu, aku tidak bisa membantumu mengelola bisnismu!" ujar Kitty, masih merasa tidak yakin.

"Mengenai bisnisku, kamu tidak perlu cemas. Karena ada yang mengurusnya selain aku. Kamu hanya cukup menjadi istriku. Tidak perlu memikirkan hal lain!" jawab Calvin dengan tenang, menatap Kitty dengan mata penuh keyakinan.

Kitty terdiam, merasa bingung dan sedikit terpesona oleh keyakinan Calvin. Namun, ia masih belum sepenuhnya yakin dengan apa yang terjadi di depannya.

"Aku tidak bisa memasak, tidak bisa mengambil hati orang tuamu, tidak bisa membantumu. Sifatku juga keras kepala dan tidak mau mengalah. Kamu harus pertimbangkan semua yang aku katakan!" kata Kitty dengan sengaja agar bisa membuat pria itu putus asa.

Calvin terdiam dan menatap gadis itu yang duduk berseberangan dengannya.

1
🤩😘wiexelsvan😘🤩
kisah yg menarik antara bang calvin yg super dingin yg berjodoh ma kitty yg polos,lucu,imut,ceria dan pemberani😍😍😍
ngehaluin mereka berdua bikin guemesss plus ngakak dengan kekonyolannya 😅😅😅
ArlettaByanca
klo ternyata ga cocok tinggal cerai. Pacaran ga boleh tp kawin cerai gpp.
Pacaran ada batasan. Setelah menikah ya menikah bukan pacaran setelah menikah. Pacaran kan bisa putus kapan aja...beda dg menikah.... hmm.ya gitulah
Retno Palupi
wah cerita yang bagus kak, semangat berkarya
Pikachu: Terima kasih, kak ☺️☺️
total 1 replies
Retno Palupi
begitu lebih baik Rusli
Akai Kakazain
kngen kisah2 mu thor...dgn gaya cwe greget yg aq suka kwkwkw....
wiemay
wah cepat sekali cerita Calvin and angsa tamat
yuning
udah tamat saja y, gak kerasa, love you Calvin
Astuti Setiorini
bagus
wiemay
begitu besar pengorbanan mu bang...
Retno Palupi
lah kok bisa gitu ceritanya gimana Vin?
yuning
love you Calvin
bastiana
what 😲😲😲
Elizabeth Zulfa
mc ceweknya zg terlalu bdoh dan mc cowok zg entahlah...
Jumena 31: Mereka berdua sama-sama bodoh
total 1 replies
sinta untari
luar biasa suka Thor... bikin emosi naik turun hihi
yuning
😁
yuning
misteri
Nanda
lanjuttt
Retno Palupi
hmmm
Retno Palupi
yg kuat Kitty
Retno Palupi
siapayg g sedih kl lihat orang yang dicintai jln dg wanita lain?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!