Savira tidak sengaja bertemu dengan seorang pemuda. Dia menolongnya sampai membiarkan dia tinggal di rumahnya. Namun, seiring waktu berjalan, dia merasakan hal berbeda dengan pemuda ini. Hingga benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya.
Namun, mengetahui jika pemuda yang dia tolong ternyata bukanlah orang biasa. Dia adalah seorang pewaris utama dari Perusahaan besar tempatnya bekerja.
Bagaimana setelah ini? Savira hanya merasa dibohongi oleh pemuda itu. Apa dia akan memaafkannya? Atau mungkin segala rintangan akan membuat dia menyerah begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Pertunangan
Malam pertunangan itu, suasana masih begitu tegang. Ketika seluruh keluarga Ardigantara berkumpul di ruangan ini. Kakek yang terlihat sangat murka sekarang.
"Bisa kau jelaskan tentang semua ini, Ahsan!" tekan Kakek.
Paman Ahsan terlihat kelimpungan, bingung untuk menjelaskan. Namun, dia masih mencoba untuk memberikan penjelasan lain agar Kakek dan keluarga lainnya percaya.
"Itu semua hanya fitnah. Entah siapa yang berani melakukan itu pada Launa. Tuan, saya tidak mungkin melakukan hal buruk seperti itu. Anda tahu sendiri jika saya begitu setia pada anda"
Gilang dan Shandy tertawa mendengar itu, keduanya saling pandang dan Shandy menganggukan kepalanya. Seolah memberi isyarat pada Gilang untuk segera menyerahkan barang bukti yang mereka miliki.
"Sebenarnya aku ingin memberikan ini secara berdua saja sama Kakek nanti. Tapi karena situasinya sudah seperti ini, jadi aku akan memberikannya sekarang" ucap Gilang dengan tenang.
Berjalan ke arah Kakek dengan sebuah map di tangannya. Gilang memberikan map itu pada Kakek. "Ini adalah bukti yang aku dan Shandy temukan di brankas Paman Ahsan di ruangannya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, kunci sandi brankasnya adalah hari pertama kali ARS Coporation berdiri"
"Bukankah itu aneh? Sementara hanya keluarga kita saja yang tahu itu. Hari perayaan berdirinya ARS Coporation, bukanlah hari berdirinya untuk pertama kali" ucap Shandy ikut menimpali.
Disini Paman Ahsan sudah tidak bisa berkutik lagi. Ingin membela, tapi tidak tahu harus membela diri seperti apalagi. Sepertinya dia akan tamat hari ini.
Kakek membuka map itu, beberapa lembar kertas berada di dalamnya. Kakek mulai membaca di lembar pertama. Bahkan dia sudah terlihat marah hanya dengan membaca lembar pertama. Apalagi ketika dia membuka lembar-lembar berikutnya.
"Kesimpulannya Paman Ahsan, sudah mengincar ARS Coporation sejak awal. Dia bahkan sudah meng-copy deretan saham dari pertama berdirinya ARS ini. Disana juga terdapat beberapa bukti transfer ke nomor rekening pribadi dari uang Perusahaan. Ketika dia mendengar aku memiliki penyakit, maka dia langsung mengajukan perjodohan ini agar lebih mudah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan"
Paman Ahsan sudah ketar-ketir sekarang, tidak mampu melakukan apapun. Apalagi ketika dia mendengar semua penjelasan Shandy barusan. Semua yang dikatakan pria itu memang benar adanya. Dan tidak bisa lagi Paman Ahsan membela diri sekarang.
Brak.. Kakek melempar map itu, lembaran kertas itu bertebaran di lantai. Dia menatap Paman Ahsan dengan penuh kekecewaan, karena selama ini dia selalu menganggap pria itu adalah seseorang yang begitu setia padanya dan tidak akan mengkhianatinya.
"Gilang, telepon pengacara kita. Kakek ingin semuanya terselesaikan sampai ke jalur hukum! Tidak peduli siapa dia, karena dia sendiri yang sudah menghancurkan kepercayaan Kakek!"
"Tuan, tolong jangan seperti ini" Paman Ahsan langsung bersimpuh di atas lantai. Berlutut untuk memohon belas kasihan dari Tuannya ini. "...Tuan, saya berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Saya menyesalinya, Tuan"
"Sekali kau mengkhianati kepercayaanku, maka semuanya selesai. Termasuk rasa simpati aku padamu! Jangan harap bisa kembali menginjakkan kaki di rumah ini atau Perusahaan!"
Dan kehidupan Paman Ahsan benar-benar akan berakhir seperti ini. Pengacara keluarga Ardigantara juga tidak akan membiarkannya lolos begitu saja. Selama penyelidikan dan proses sidang pun, Paman Ahsan benar-benar tidak mempunyai pembelaan. Hingga akhirnya dia dijatuhkan 8 tahun penjara untuk kesalahan yang dia lakukan.
Sejak malam itu, Shandy sudah ingin pergi menemui Savira. Namun tiba-tiba penyakitnya kambuh dan dia harus dilarikan ke Rumah Sakit. Jadi, dia tidak bisa menemui Savira.
"Sudah tidak bisa hanya dengan pengobatan seperti ini. Sebaiknya di bawa ke Rumah Sakit Luar Negeri. Saya mendengar ada donor jantung yang cocok dan penanganannya pasti bagus"
Semua penjelaskan Dokter hanya mampu membuat Mama menangis. Hati seorang Ibu yang hancur ketika dia mendapatkan anaknya mengalami kelainan jantung sejak dia lahir. Sudah disebuat sebuah keberuntungan karena Shandy masih bisa bertahan sampai usianya sekarang. Semuanya karena pengobatan yang terus dijalani. Namun, tetap saja pengobatan itu tidak akan pernah bisa menyembuhkan Shandy, karena jantungnya terus rusak dan perlahan akan tidak berfungsi, dan nyawanya terancam saat itu terjadi.
Mama dan Papa kembali ke ruang rawat Shandy saat ini. Menatap anak bungsunya yang terbaring lemah di atas ranjang dengan alat medis yang menempel di tubuhnya. Hati Mama semakin hancur melihatnya.
"Ma, jangan menangis" ucap Shandy dengan lirih, dia tersenyum tipis untuk menguatkan Ibunya. "...Bukannya sudah biasa melihatku seperti ini. Nanti akan kembali baik seperti biasanya. Aku akan segera pulang dari sini setelah cukup pulih"
Air mata Mama malah semakin mengalir di pipinya. Dia mengelus kepala Shandy, mengecup keningnya dengan penuh kasih sayang.
"Kamu mau ya pergi ke Luar Negeri dan melakukan operasi"
"Ma, kan sudah pernah bicara sebelumnya. Aku ikhlas saja sampai berapa lama aku bisa bertahan"
"Shan, Mama mohon sama kamu. Tolong kali ini dengarkan ucapan Dokter. Kamu lebih tahu bagaimana keadaan kamu sekarang. Jantung kamu yang sudah lemah dan hampir tidak berfungsi dengan baik. Kamu harus melakukan ini agar bisa sehat lagi"
"Ma, aku punya seseorang yang tidak ingin aku tinggalkan. Butuh waktu yang cukup lama untuk berada disana, dan aku tidak mau"
*
"Apa kamu mencintainya?"
Pertanyaan Mama itu membuat Shandy cukup terkejut. Namun, dia tidak berniat menutupi tentang hubungannya dengan Savira. Karena benar, jika dia begitu mencintai gadis itu.
"Mama bisa melihatnya sendiri"
Mama terdiam mendengar itu, sekarang dia tahu siapa orang yang dimaksud Shandy saat itu. "Jika kamu mencintainya, seharusnya kamu berjuang lebih lagi untuk bisa sembuh. Dia akan sangat terluka jika kamu tidak berjuang dan malah menyerah begitu saja"
Shandy terdiam mendengarnya, sebenarnya dia juga tidak ingin seperti ini seterusnya. Namun, apa yang bisa dia lakukan ketika memang semuanya sudah lemah. Dia yang sudah capek menjalani semua pengobatan sejak kecil. Dan seolah saat ini adalah titiknya untuk menyerah begitu saja.
"Dia tidak mungkin menerima keadaanku yang seperti ini, Ma. Aku tidak mau dia malah merasa terbebani dengan keadaanku. Jadi biarkan saja dia tidak mengetahuinya. Dia cantik dan baik, ketika aku pergi dia pasti akan mudah mendapatkan gantinya"
Mama menggeleng pelan, air mata tak kuasa untuk dia tahan. Melihat anaknya yang begitu putus asa sekarang ini.
"Jika dia benar mencintaimu dengan tulus, maka dia tidak akan pergi hanya dengan kondisimu yang seperti ini. Dia akan menemanimu dan memberimu semangat untuk berobat"
Shandy tersenyum mendengar itu, mungkin memang akan seperti itu jika Savira mengetahui semuanya. Namun, dia tidak inginkan gadis itu mengetahuinya.
"Biarkan saja dia tidak tahu, biarkan dia menganggap aku kuat dan bisa melindunginya"
Banyak pertimbangan ketika harus memberitahu Savira tentang keadaannya sekarang. Shandy merasa tidak siap dengan reaksi gadis itu.
Bersambung
Semangat Shandy 💪💪💪💪💪
lanjut ya kak tetap semangat