Rahasia Bos Muda

Naya terdiam di depan rumah setelah membersihkan tubuh. Rasa kesal yang teramat dalam membuat nya harus bertindak tegas dengan orang yang memperlakukan nya dengan buruk. Kalau terus diam membiarkan maka akan selalu ditindas. Pikiran nya teralihkan saat teringat Gavin yang tadi ditinggalkan begitu saja, tetapi ia tidak khawatir karena berpikir jika dia akan pulang ke kontrakan.

“Gavin dimana Nay? Gak ikut pulang sama kamu? " Ujar Mila dengan raut wajah sedih.

Naya tidak menanggapi kakak ipar nya yang malah terus memikirkan Gavin.

Malam harinya. Seluruh keluarga bu Ussy keluar dari rumah dengan perasaan cemas. Mereka pergi bersama dengan berjalan kaki entah mau kemana.

"Mau kemana Meli? " Ujar Naya menghentikan langkah Meli yang langsung menghampiri nya.

"Mau nyari ibukku" Balas Meli tidak peduli.

"Kenapa harus dicari, dia hilang? "

"Gak tahu Nay, dari tadi pagi keluar sampai sekarang belum pulang. Aku sih ngira nya kalau ibuk lagi sibuk jalan sama laki laki, dia kan tukang selingkuh. Aku kasihan sama bapak Ihsan yang selalu peduli sama istrinya tapi balasan nya gak ada"

Naya berpikir sejenak setelah mendengar pernyataan Meli, Ia juga tidak mengetahui keberadaan Gavin karena tadi sempat ke kontrakan malah gak ada orang nya. Apa mungkin kalau bu Ussy dan Gavin sedang melakukan hal gila.

"Kenapa melamun Nay, mikirin apa? " Meli memegang bahu nya untuk menyadarkan lamunan Naya.

"Eh gak mikirin apa apa. Aku buatin minum ya, di dalam juga ada banyak cemilan biar enak ngobrol nya"

Meli hanya mengangguk. Rasa sakit menyerang hati nya saat memandangi rumah yang penuh kenangan bahagia masa kecil. Ia rindu dengan ayah kandung nya yang sekarang tinggal di kota. Meskipun setiap bulan selalu transfer uang tetapi yang dibutuhkan juga sebuah kasih sayang.

Naya datang membawa nampan besar. Mereka mengobrol santai mengenang masa masa kecil yang sempat dilalui bersama. Curahan hati juga dikeluarkan satu persatu hingga membuat kedua nya merasa sedikit lebih baik karena mengeluarkan unek unek.

"Kamu tadi ke kontrakan ya? " Ujar Gavin yang baru datang.

Naya tidak menjawab karena ingin berbicara empat mata saja. Ia mengajak Meli untuk makan malam bersama lalu setelah nya dia tertidur lelap di kamar Naya.

"Kenapa kamu diam aja Naya, daritadi aku ngomong gak dijawab! " Ujar Gavin saat Naya baru keluar dari kamar nya.

Naya tetap diam berjalan keluar rumah dan mendekati mobil. Gavin mengikuti nya dari belakang.

"Naya kamu marah sama aku? "

"Kita bicara di dalam mobil, takutnya kalau bicara disini nanti ada yang melihat terus disangka yang tidak tidak lagi" Naya sudah mulai waspada dengan keadaan sekitar. Jika tetangga nya selalu mencari celah dari kesalahan nya maka ia tidak akan berikan celah itu.

Gavin membuka pintu mobil lalu duduk bersebelahan dengan Naya di kursi belakang karena lebih nyaman.

"Dimana bu Ussy? Tadi aku tinggalin kamu sama dia kan? "

pertanyaan Naya membuat Gavin terkejut. Ia tidak berpikir jika asisten pribadi nya akan merasa curiga.

"Tadi ada pak RT juga, harusnya kamu tanya dia" Balas Gavin bertele tele.

"Tadi pak RT jalan di belakang ku. Jangan jangan kamu selingkuh sama bu Ussy? " Naya langsung bicara ke inti nya daripada terus mendengar Gavin yang mencari alasan.

"Aku cuman tertarik dengan gadis seperti mu" Gavin menatap dengan senyuman yang mampu membuat Naya menjadi salah tingkah.

"Tolong jawab yang jujur, kalaupun iya, aku gak akan marah kok. Aku cuman ingin kamu bawa pulang bu Ussy, kasihan keluarga nya mencari dia terus"

"Kenapa kamu peduli sama mereka? Orang yang selalu berbuat jahat. Lagipula aku gak pernah melakukan hal diluar batas karena aku juga masih perjaka dan belum pernah disentuh oleh perempuan manapun"

Naya malah tertawa mendengar penuturan Gavin yang menurut nya ngawur.

"Kenapa malah ketawa? Aku serius, inilah rahasia yang gak semuanya orang tahu" Gavin memasang wajah serius.

"Kalau kamu suka melakukan itu, kenapa selalu menyewa perempuan di tempat nya madam Jeli" Ujar Naya masih tidak percaya.

"Itu caraku untuk terlihat normal, orang seperti ku ini gak bisa hidup dengan hal baik. Kalau aku gak terlihat berandalan seperti teman teman ku, maka mereka akan memaksa atau bahkan menjebakku. Makanya aku pura pura melakukan hal buruk yang sama seperti mereka"

Naya bingung dengan perkataan Gavin yang belum sepenuhnya dimengerti. Namun ia senang berada di dekat bos nya sekarang merasa lebih nyaman karena sebuah kepercayaan jika dia tidak akan macam macam dengan nya.

***

Warga sekitar mulai berkumpul di depan rumah pak RT, termasuk seluruh keluarga Naya juga berada disana. mereka heboh dengan hilang nya bu Ussy yang tiba tiba. Ada yang berpendapat jika bu Ussy diculik atau pergi dengan laki laki.

"Kita harus bertindak pak RT, kalau sekarang bu Ussy menghilang nanti siapa lagi yang akan jadi korban" Ujar salah seorang warga.

"Desa kita seperti udah gak aman"

"Benar, Saya jadi takut kalau begini"

Warga saling sahut menyahut hingga menciptakan kebisingan.

"Tenang para warga, tolong tenang, biarkan saya yang memimpin masalah ini supaya menemukan titik terang" Ujar pak RT meminta semua warga untuk diam mendengarkan.

Pak RT bertanya kepada suami serta anak anak nya bu Ussy mengenai kronologi sebelum dia menghilang. Pak Ihsan menjelaskan kalau sebelum pergi, hubungan mereka terbilang baik baik saja tanpa ada masalah. Kenyataan nya memang begitu karena pak RT sempat pergi bersama bu Ussy untuk menghampiri Naya dan Gavin.

Naya berdecak kesal mendengar nama nya dibawa bawa. Ia refleks menyandarkan kepala nya di bahu Gavin serta memegang tangan nya erat.

"Kamu kenapa Naya? " Ujar Gavin yang heran dengan tingkah Naya.

"Kita pergi aja yuk, aku malas berada disini nanti malah dituduh lagi"

"Jangan Naya, justru kalau kita pergi nanti malah mereka semakin curiga"

Benar saja, apa yang dikhawatirkan Naya terjadi. Beberapa warga menuduh dirinya dan Gavin yang dianggap menghilangkan bu Ussy untuk balas dendam. Namun disanggah oleh pak RT karena tidak ada bukti yang mengarah ke mereka.

Setelah perbicangan yang cukup lama, pak RT memutuskan untuk membawa kasus ini ke kantor polisi jika besok bu Ussy masih belum kembali. Semua warga pun membubarkan diri dengan ocehan mereka masing masing karena banyak pertanyaan yang masih berputar putar di kepala mengenai hilang nya bu ussy.

"Ibuk gak habis pikir sama semua warga, kenapa dari dulu mereka gak suka sama keluarga ibuk? Bahkan saat bapak kalian masih ada juga hampir setiap hari jadi bahan olokan" Ujar bu Nilam yang berjalan bersama anak, menantu, serta Gavin menuju ke rumah nya.

"Gak perlu heran, namanya orang susah ya wajar diperlakukan begini" Balas Zidan.

"Sesama manusia itu sejatinya memiliki derajat yang sama di mata Tuhan. Kenapa harus dibeda bedakan oleh mata manusia? "

"Sudahlah buk, jangan terlalu dibikin pusing" Ujar Naya menenangkan ibunya yang sedang cemas.

Drrtt.. drtt.. Ponsel Gavin berdering.

"Halo"

"................ "

"Oke aku akan kesana"

Naya ikut menghentikan langkah nya bersama Gavin, sedangkan yang lain tetap berjalan.

"Tolong bilang ke mereka kalau aku ada urusan mendadak" Ujar Gavin berlari menuju kontrakan nya.

Naya yang mencurigai gerak gerik aneh Gavin sejak kemarin akhirnya memilih untuk mengikuti nya secara diam diam.