Terjerat Gairah Sang Pembantu

Saka tersenyum sinis, ia tidak akan menerima semua keputusan yang diambil Zoya secara sepihak itu. “Baiklah.. Izinkan aku menikmati tubuhmu.. Setelah itu aku tidak akan mengganggumu lagi,” Rayuan Saka yang mana membuat Zoya menjadi bingung. 

Kedua mata Zoya yang bulat menatap penuh kearah Saka yang tersenyum sinis. Ia tidak mau untuk melakukan hal itu lagi, baginya sudah cukup untuk mengkhianati Lucas. Tapi, tidak dipungkiri kalau Zoya haus akan sentuhan dari Saka. 

“Hanya sekali ini saja, Zoya. Setelah itu aku tidak akan menganggu mu lagi,” Rayu Saka lagi, ia ragu kalau Zoya akan mau. 

“Disini?” tanya Zoya yang mana menarik tangan Saka untuk lebih dekat dengannya. 

“Iya, sayang. Aku sudah tidak bisa menahannya kalau harus kita mencari hotel dulu,” jawab Saka sembari mencium telinga dan celah leher jenjang Zoya. 

Apa yang dilakukan Saka membuat Zoya memejamkan matanya, menahan semua suara kenikmatan yang sangat tidak bisa ia tahan sebenarnya. 

“Setidaknya satu ronde disini, setelah itu kita lanjutkan di hotel atau dimanapun!” Ucap Zoya. 

Timbul senyum puas diwajah tampan Saka, ia membawa Zoya untuk duduk di wastafel. Membuka celana hingga bagian senjatanya menyembul kearah Zoya, tanpa malu atau segan Zoya langsung memegang benda itu. 

Melakukan aktivas yang membuat Saka merem melek, ia membuat kepala Zoya untuk maju mundur agar miliknya masuk lebih dalam. Sampai terdengar suara aneh itu, keduanya saling menahan kenikmatan yang ada. 

“Ahhhh.. Aku bisa gila, Zoya..” Saka menarik tangan Zoya untuk bangkit, mereka melakukan pergulatan bibir dengan sedikit terburu-buru. 

Tanpa melepaskan seluruh pakaian yang mereka pakai, Saka membawa Zoya untuk membelakangi dirinya. Memasukkan dua jari kedalam lalu melakukan pergerakan secara brutal hingga tidak mampu Zoya menahan semuanya lagi. 

Disaat itulah Zoya tersadar.. “Saka.. Bersama, emmm Lucas memang.. Emm nikmat, tapi lebih nikmat denganmu!” ucap Zoya disela aktivitas tangan Saka dibawah sana. 

Tubuh Zoya menegang karna mendapatkan pelepasan, ia meraup bibir Saka sebagai untuk mengumpulkan tenaga kembali. 

“Aku nikmat bukan, kalau begitu jangan akhiri semua ini, Zoya..” ucap Saka disela membantu Zoya untuk duduk dipangkuannya. 

Memang Zoya tidak ada mengatakan apapun tentang apa yang dibicarakan Saka, ia masih menikmati setiap sentuhan dari pria itu. 

“Pelankan suaramu, aku takut ada yang dengar nanti..” 

JLEB

Benda menegang itu masuk sepenuhnya dengan posisi Zoya berada dipangkuannya. Zoya menahan susah payah semua rasa nikmat yang ada, ia tidak ingin ketahuan tapi semua rasa nikmat ini membuat Zoya semakin kacau. 

“Pelankan suaramu, sayang..”

“Kau.. Ahh.. Mengatakan untuk pelan.. Emm, tapi kau semakin cepat emmmm..” Zoya tiada henti mengumpat Saka, menyuruh untuk menahan tapi pergerakannya sangat brutal di bawah sana. 

•

Disisi lain Cani sudah bersiap-siap, memakai dress selutut berwarna putih tulang. Bagian atas Cani tutupi dengan cardigan hingga masih terlihat sopan, ia menunggu didepan pagar kedatangan Galih untuk menjemput dirinya. 

Cani juga sudah mendapatkan pesan dari Lucas, katanya pria itu sudah menunggu di hotel. Sungguh Cani menjadi tidak sabar, kalau sudah hotel maka siapapun tidak akan bisa berpikir secara positif. 

“Aku akan melayani Lucas dengan sangat baik,” ucap Cani sambil tersenyum manis melihat mobil Galih yang berhenti dihadapannya. 

Galih turun dari mobil, ia tidak menyalahkan Lucas bisa tertarik dengan Cani. Karna memang gadis itu memiliki paras yang cantik dan menggoda, pasti hal pertama itu yang membuat Lucas tertarik dengan Cani. 

“Silahkan masuk, Nona..” Galih membuka pintu, disaat itulah Cani masuk kedalam mobil dengan tersenyum manis. 

Cani yang lemah lembut serta manja mungkin itulah satu faktor yang membuat Lucas jatuh hati. “Karakter antara Nona Cani dengan Nona Zoya sangat berbeda, malah Nona Cani lebih terlihat lembut.. Hem, sepertinya Tuan akan mempunyai istri dua sebentar lagi.” Gumam Galih didalam hati. 

Menempuh perjalanan sedikit jauh hingga mobil Galih berhenti di Hotel mewah. Yang mana Cani jamin pasti harga sewanya akan sangat mahal, Cani heran mengapa suka Lucas mengajaknya bertemu ditempat seperti ini. 

Galih mengajak Cani untuk masuk kedalam ruangan dimana Lucas sudah menunggu. Segala privasi Lucas akan aman disini karna juga Lucas memiliki mata-mata yang banyak dan juga orang yang berpengaruh besar di kota Jakarta. 

“Nona masuk saja, saya pamit pergi..” Galih berlalu pergi meninggalkan Cani seorang diri didepan pintu kamar. 

Jantung Cani berdebar sangat kencang disaat membuka pintu, yang pertama kali ia lihat adalah Lucas yang duduk di pinggir ranjang. Pria itu langsung bangkit disaat Cani masuk, berjalan mendekati Cani yang tersenyum sumringah melihat betapa mewahnya kamar yang dipesan Lucas. 

“Wah..” Cani langsung berlari kedalam pelukan Lucas, ia harus sedikit berjinjit untuk bisa mencium bibir Lucas berulang-ulang kali. 

Lucas peka, ia sedikit menunduk hingga Cani tidak perlu mendongak lagi. Ia melumat lembut bibir manis Cani yang telah menjadi candu untuknya. Setelah puas Lucas melihat Cani dari atas sampai bawah, kelihatan cantik sekali. 

“Kau cantik sekali, sayang..” Puji Lucas. 

Cani berputar-putar di hadapan Lucas, ia tersenyum centil. “Dad.. Aku suka baju ini..” Cani menarik tangan Lucas untuk duduk di sofa, lalu ia duduk juga tapi dipangkuan Lucas. 

Tangan Lucas meraih tangan Cani, terlihat tangan itu sedikit kasar karna terus melakukan pekerjaan rumah. 

“Begini, Cani.. Kau tidak perlu melakukan pekerjaan rumah lagi, biarkan saja pelayan itu yang melakukannya.” ucap Lucas yang sebenarnya lebih ke perintah kepada Cani. 

“Nanti istrimu bisa marah sama aku, Dad..”

“Kalau ada dia pura-pura lakukan, tapi disaat tidak ada dia.. Tidak usah lakukan, kau tidak pantas melakukannya karna kau milikku.” jelas Lucas dengan sangat tegas. 

Cani merasa dimanjakan oleh sang Daddy, pria yang telah membuatnya jatuh cinta sekaligus bergairah. Semenjak melihat Lucas membuat Cani menjadi sangat ingin mendapatkan pria ini. 

“Daddy tidak takut uang habis menyewa hotel semewah ini?” tanya Cani dengan mengelus pipi Lucas. 

“Tidak sayang, uang daddy sangat banyak kalau hanya untuk memanjakan dirimu. Katakan saja kau mau apa, maka Daddy akan mewujudkannya.” ucap Lucas. 

“Aku menginginkan sentuhan Dad, itu saja. Kalau uang itu hanya bonus, yang paling utama aku dapat merasakan sentuhanmu setiap harinya..” ujar Cani sembari mengecup tangan Lucas berulang kali. 

Lucas sampai terlena dengan semua ungkapan cinta serta binal dari Cani itu. 

“Kau siap menghadapi hyper ku setiap harinya, Cani?” tanya Lucas sembari meremas erat bongkahan bagian bawah milik wanita yang menatapnya penuh damba itu.