NENEK PAHLAWANKU

Sumi dan Paijo pun melanjutkan perjalanan ke lereng gunung Prahu. Sumi melihat mobil jib yang terperosok di bawah jurang dengan posisi nyunsep namun tak terlihat tanda kehidupan di bawah sana..

Sementara itu mobil yang terjebak di bawah jurang menjadi tontonan warga yabg datang. Polisi dan tim sar datang dan menangani korban. Widhi terlihat pingsan dengan luka di kening dan tubuhnya, sedangkan Bambung tergeletak dengan mulut mengeluarkan darah karena luka di gusi yang kehilangan gigi.

Polisi mengambil handphone di saku Widhi dan mencari nama yang bisa di hubungi namun batre tinggal 5%. Polisi menyalin nomor ke HPnya lalu menghubungi.

"tuuut....tuuuut....tuuuut.."

"Hallo.. Ini dengan siapa.?" jawab bang Bento di HP.

"Maaf pak, kami dari kepolisian melaporkan bahwa teman bapak mengalami kecelakaan tunggal dengan mobil jenis jib bernomor polisi AA xxxxx masuk jurang."

"Apaaa.? Terus.. Bagaimana kejadiannya pak.?"

"Kami belum tahu kejadian pastinya pak, kami sedang mengevakuasi 2 korban dalam posisi pingsan dan di sebelah timur di temukan mayat dengan tubuh tertancap di tonggak bambu cendani."

"Siaaaal.. Di mana posisinya pak.?"

"Mobil terjatuh di daerah Cemoro dan sekarang tim sar sudah menaikan korban segera kami akan membawa ke rumah sakit terdekat."

"Oke oke.. Di rumah sakit mana tolong kabari saya pak"

"Baik pak. Terima kasih."

Tuut tuuut tuut.

"Aaaaahhh.... SIAAAAL.. KURANG NGAJAAAR..." "BRAAAAAK...."

Bento membanting kursi yang di duduki sampai hancur...

"Apa yang terjadi bos.." tanya anak buahnya.

"Athur gagal menjalankan tugas dan sekarang mereka kecelakaan, satu di antara mereka tewas dengan tertancap di tunggak bambu." jelasnya.

"Trus apa yang akan kita lakukan bos."

"Panggil temanmu dan kita berangkat ke rumah sakit, kita harus selidiki kejadiannya."

"Baik bos.."

Sementara itu di TKP polisi sedang mengatur untuk menderek mobil jib di bawah jurang untuk di angkat ke atas namun..

"Pak..! Mau di apain itu..?" tanya warga."

"Kami akan mengevakuasi mobil itu pak" jawab polisi.

"Kalau bapak mau ngambil mobil itu baiknya setelah panen ini semua pak. Bisa hancur sayuran kami."

"Lha kami harus evakuasi untuk menyelidikan kasus ini."

"Tidak bisa.. Jangan mentang-mentang bapak punya kuasa lalu seenaknya.." Ucap seorang ibu yang ikutan campur.

"Bapak bisa evakuasi asal bapak mau ganti rugi. Atau nunggu setelah panen. Bagaimana.?" jelas bapak-bapak.

"Baiklah tunggu sebentar" jawab polisi itu seraya menjauh untuk menghubungi atasanya.

"Seenak aja mau nambah rusak sayuran kobis dan wortel.. Huuf." omel ibu ibu.

"Baiklah pak bu, kami siap mengganti semua kerugian selama evakuasi, kira-kira berapa bu, pak?" tanya polisi.

"Kami minta 5 juta untuk 2 sayuran itu." jawabnya.

"Baiklah tunggu sebentar atasan kami akan datang dan membayar ganti rugi, apa kami bisa memulai evakuasi sekarang."

"Ya silahkan tapi kalau bapak bohong akan kami tuntut nanti."

"Jangan khawatir pak, bu."

Evakuasi mobil di mulai dengan mobil derek yang sudah tersedia di tempat.

Sementara itu Bento dan 2 temannya sudah mendapat laporan di mana anak buahnya di rawat namun naas Bambung meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit karena kehabisan darah dan luka dalam.

"Permisi bu, mau tanya teman saya atas nama Widhi di rawat di mana bu.?"

"Sebentar pak...... Di kamar kenangan nomor 12 pak."

"Terima kasih bu." Jawab anak buahnya Bento. "Mari bos menuju kamar Widhi." ajaknya.

Saat Bento berada di pintu kamar rawat Widhi terlihat 2 polisi sedang berjaga dan saat itu juga dokter keluar.

"Maaf bapak siapa.?" tanya polisi pada Bento.

"Saya bosnya pak."

"Bapak bisa ke kantor saya bersama bapak polisi silahkan."

"Baik, kalian tunggu di sini dan jaga temanmu."

"Baiklah bos."

Bento dan kedua polisi mengikuti dokter ke ruangnya.

"Silahkan duduk pak.." kata Dokter dan mereka pun duduk di kursi depan dokter.

"Maaf bapak atas nama siapa.?" tnya dokter.

"Nama saya Bento pak."

"Baik pak Bento kami mohon maaf, setelah kami melakukan identitas dari KTP di saku mereka nama Athur telah menunggal di tempat dan untuk nama Bambang (bambung) meninggal dalam perjalanan ke sini. Untuk mengenai bagaimana terjadinya kami telah melakukan otopsi dan di temukan beberapa pukulan mungkin telah terjadi perkelaian. Dan untuk saudara Widhi Sutrisno harus di rawat dan hanya mengalami luka ringan."

"Apakah saudara Widhi sudah siuman pak."

"Saat ini belum pak masih menunggu beberapa saat lagi."

"Maaf pak Bento, apakah anda akan menyerahkan kasus ini kepada pihak kami?" tanya polisi pada Bento.

"Untuk saat ini saya minta maaf, kami akan selidiki ini sendiri dan kami dari dunia bawah akan mengurus kasus ini."

"Baiklah pak kalau begitu kami minta pamit kembali ke kantor sekarang.

"Silahkan pak. Terima kasih pak

Polisi hanya mengangguk dan pergi dari ruang dokter.