Kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Amelia berhasil memikat hati seorang pria. Asmara yang menggelora mengantar Amelia pada titik keseriusan sang kekasih. Apakah hubungan mereka berjalan lancar sampai ke jenjang pernikahan? Apalagi setelah pria tersebut mengetahui jika Amelia ternyata seorang wanita panggilan.
Lantas, bagaimana Amelia melewati segala lika-liku kehidupannya? Apakah dia mampu meninggalkan dunia yang sudah membantunya mengobati luka di masa lalu atau justru semakin terjerumus di agensi yang menaunginya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan Lagi
Dering ponsel beberapa kali terdengar hingga membuat tidur nyenyak Amel terganggu. Mimpi indah yang sempat hadir, hilang begitu saja saat Amel membuka mata. Dia meregangkan otot-otot tubuhnya sebelum melihat siapa yang sudah mengganggu waktu istirahatnya. Gadis cantik asal Bandung itu baru kembali ke apartment setelah tiga hari menemani Yanuar.
"Andra?" gumam Amel dengan suara parau. "Kira-kira ada apa ya?" lanjut saat menggeser icon hijau di layar ponselnya.
"Ya, Sayang. Ada apa? Aku masih ngantuk," ucap Amel setelah panggilan terhubung. "Hah! Di depan pintu?" Amel terbelalak setelah mendengar berita yang disampikan Andra.
Seketika hal ini membuat Amel bangkit dari tempat tidur. Tanpa merapikan penampilan atau sekadar membasuh wajah, Amel berlari keluar dari kamar dan bergegas membuka pintu masuk apartment. "Ini bukan mimpi 'kan?" gumam Amel setelah membuka pintu dan melihat kehadiran Andra di sana.
Andra termangu setelah melihat penampilan Amel saat ini. Dia mengamati keadaan kekasihnya itu dari ujung kepala hingga ujung kaki. Sebagai pria normal tentu Andra tergoda dengan tubuh mulus yang ada di hadapannya. Selama ini Andra melihat Amel dengan pakaian tertutup dan rapi. Akan tetapi kali ini, dia melihat sisi lain yang tidak pernah ditunjukkan kekasihnya itu.
"Astaga," gumam Amel setelah menyadari keadaannya saat ini. Hanya pakaian tidur berupa celana kain pendek beberapa jengkal dari pinggul serta tanktop tipis dengan belahan dada rendah yang menutupi tubuhnya.
"Silahkan masuk! Aku mau mandi sebentar," ucap Amel sebelum berlari memasuki apartmentnya. Dia sangat malu berhadapan dengan Andra dengan penampilan tak karuan.
Sementara itu di ruang tamu, beberapa kali Andra mengela napas untuk mengatur sesuatu yang sedang tidak baik-baik saja. Dia berusaha menghilangkan pikiran kotor yang ada di dalam otaknya. Naluri pria seketika bangkit tatkala bayangan tubuh molek sang kekasih terus menari dalam ingatan.
"Sabar ... sabar. Tahan, Ndra! Tahan!" ucap Andra sambil memijat pelipisnya. Beberapa kali dia membuang napas karena sulit mengendalikan napsunya.
Setelah menunggu kurang lebih satu jam, akhirnya Amel keluar dari kamar. Penampilannya kali ini lebih rapi dengan midi dress selutut berwarna hitam. Rambutnya terurai indah di punggung.
"Katanya balik ke Jakarta bulan depan? Ini tadi kenapa gak ngasih kabar dulu?" protes Amel setelah duduk di sofa tunggal yang ada di sebelah Andra.
"Aku sengaja balik ke Jakarta karena harus mengurus sesuatu yang sangat penting. Lagipula aku tidak tenang setelah kamu main golf kemarin lusa. Aku takut saja ada seseorang yang menemanimu," jelas Andra sambil menatap Amel.
Amel menelan ludah setelah tahu kekhawatiran Andra. Dia terdiam beberapa detik lamanya untuk memikirkan alasan yang tepat. Saat ini degup jantungnya pun tak beraturan.
"Bukannya aku udah video call ya? Aku memang sendiri di sana," ucap Amel sambil menatap Andra sekilas. "Oh, ya. Bagaimana kabar ayahmu?" tanya Amel.
"Sudah lebih baik. Mungkin hari ini bisa pulang. Ayah hanya kelelahan saja. Maklum faktor usia," jelas Andra sambil mengubah posisinya menghadap Amel dari samping.
"Kalau ayahmu masih di rumah sakit, kenapa kamu nekat kembali ke Jakarta? Seharusnya kamu menemani beliau dulu," tutur Amel.
"Di sana ada dua abangku dan istrinya. Lagi pula ayah sendiri yang menyuruhku balik ke Jakarta. Udahlah, santai aja kali," gumam Andra sambil meraih tangan Amel. "Bagaimana kalau sekarang kita makan bersama di luar? Setelah itu, aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu. Aku memiliki kejutan untukmu," ucap Andra dengan tatapan penuh arti.
Amel mengernyitkan kening karena penasaran dengan kejutan yang selalu disiapkan Andra. Setelah bersiap, pada akhirnya kedua sejoli itu berangkat menuju salah satu resto ternama. Di sepanjang perjalanan Amel terus menerka apa kiranya kejutan yang sudah disiapkan Andra.
"Ayo, Sayang," ajak Andra setelah mobil yang dikendarainya sampai di tempat parkir restoran. Dia keluar dari mobil dan berjalan memutar untuk membuka pintu yang ada di sisi Amel.
"Terima kasih," ucap Amel dengan diiringi senyum manis. Dia berjalan memasuki restoran dengan menggandeng tangan Andra. "Duduk di sana saja yuk!" tunjuk Amel pada deretan tempat yang ada di dekat jendela kaca.
"Tidak. Aku sudah memesan tempat khusus untuk kita," tolak Andra seraya menunjuk arah lain.
Tentu hal ini semakin membuat Amel dirundung rasa penasaran. Apalagi, saat Andra membawanya menuju privat room. Ruangan tersebut sudah dihiasi dengan beberapa bunga hidup yang sangat indah.
"Andra," panggil Amel setelah berada di dalam ruangan tersebut. "Untuk apa menyewa tempat ini?" tanya Amel setelah menatap ke sekeliling ruangan. Tentu dia tahu berapa biaya yang harus dikeluarkan bila menempati tempat ini.
"Sudahlah. Aku tahu apa yang ada dipikiranmu saat ini. Aku sengaja menyewa tempat ini karena ingin menghabiskan waktu berdua tanpa ada yang mengganggu. Aku merindukanmu, Sayang," Jelas Andra setelah duduk di tempatnya.
Amel tak banyak protes lagi setelah mendengar penjelasan Andra. Dia mulai memilih menu yang ada di sana. Selama menunggu makanan dihidangkan, mereka berdua menghabiskan waktu dengan ngobrol dan saling bermanja. Selang beberapa puluh menit, pesanan mereka berdua datang di sajikan di atas meja. Mereka mulai menikmati makanan yang tersaji di sana.
"Udah ah! Aku udah kenyang banget," tolak Amel saat Andra menyuapkan steak kepadanya.
Setelah beberapa menit menikmati makanan dan beberapa desert, pintu ruangan diketuk beberapa kali sebelum seorang waiters wanita masuk. Waiters cantik itu membawa nampan kecil lengkap dengan tudung saji berwarna emas. Lantas, waiters itu meletakkan nampan tersebut di meja yang ada di depan Andra.
"Pesan makanan apa lagi?" tanya Amel dengan kesal, "Aku sudah kenyang!" tegas Amel.
Tanpa menjawab pertanyaan Amel, tudung saji berwana emas itu akhirnya dibuka Andra. Ternyata isi dari nampan tersebut adalah kotak beludru berwarna merah maroon dengan cicin permata indah di dalamnya.
"Will you married me, Sayang?"
...🌹TBC🌹...
...Ig: @tie_tik || FB: Titik Pujiningdyah...
...Yuk Follow😍...
Siap-siap yaa setelah ini masook konflik😆 Ada yang bisa menebak gak kira² lamarannya diterima atau enggak?
Bersyukur Amel masih bisa bertahan dan mentalnya kuat..
Ibunya pakai cara halus harus di imbangi
Andra di posisikan orang yg akan meninggslkan Amel sukarela
Semoga keluarga Ansra mau menerima Amel setulus hati
Untung Andra sudah antisipasi dari awal..
dulu aku pernah bermimpi tinggi dpt laki2 tajir.yg hdp serba kecukupan.eee gk tau nya hayalan...😁😁