NovelToon NovelToon
Ayahku Cinta Pertamaku

Ayahku Cinta Pertamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Nindy

Ayah adalah sosok orang yang selalu berjuang untuk membahagiakan putrinya. Kebahagiaan akan selalu dirasakan seorang anak jika ayah selalu disampingnya.
Tapi, siapa sangka jika kebahagiaan itu tiba tiba harus hilang dengan sekejap.
Bisakah rasa bahagia itu hadir kembali seperti dulu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apa yang terjadi?

Weekend ini Naura, mas Roni, dan putri kecil mereka kembali menginap dirumah ayah. Naura datang sudah agak petang. Mereka membawakan martabak manis dan martabak telur kesukaan ayah. Kebetulan adik Naura juga pulang. Jadi bisa dimakan bersama-sama malam ini.

"Ibu, ayah, Naura bawakan martabak nih. Ada martabak telor ada juga martabak manis. Ayo kita makan bersama-sama" ucap Naura sambil duduk.

"Waaahhhh, Naura tau aja ayah lagi ingin sekali makan martabak. Oh ya itu coba panggil adikmu di dalam biar bisa kita makan sama-sama" ucap ayah.

"Dekk,, ini kakak bawa martabak. Kamu mau gak ? Kita makan sama-sama yuk" ajak Naura

"Iyaaa kak....." jawab adik Naura sambil berlari kegirangan.

Ayah, ibu, adik, Naura, mas Roni dan si kecil semua menikmati martabak sesuai dengan selera masing-masing. Bahagianya bisa melihat senyuman ayah yang agak aneh akhir-akhir ini. Tapi, Naura coba untuk menyingkirkan pikiran-pikiran buruknya. Naura lebih memilih fokus untuk tidak menyianyiakan waktu yang ada dan berusaha sebaik mungkin untuk membahagiakan ayah dan ibunya.

"Naura kok bisa tau sih, ayah tadi itu kepikiran ingin sekali makan martabak bersama kalian semua. Tapi, tanpa ayah ucapkan Naura sudah mengabulkan keinginan ayah" ucap ayah sambil tersenyum.

"Mungkin kita memiliki ikatan batin yah. Naura kan anak ayah. Hehe" jawab Naura.

Ayah dan mas Roni duduk berdua di ruang tamu. Mereka berbincang begitu serius. Entah apa yang mereka bicarakan. Tapi saat Naura melewati ruang tamu, Naura sedikit mendengar pembicaraan tentang ikan.

Ternyata mereka membicarakan tentang mas Roni yang suka memelihara ikan dirumah. Memang ada beberapa aquarium dirumah. Ada beberapa jenis ikan yang mas Roni pelihara. Namun, mas Roni belum memiliki meja untuk meletakkan semua aquariumnya supaya tertata rapi.

"Nanti biar ayah buatkan saja meja aquariumnya. Tapi, ayah tidak punya kayu yang cukup kuat dan awet. Dibelakang ada kayu tapi sudah lapuk, jadi tidak akan bertahan lama jika pakai itu" ucap ayah.

"Ayah bersedia membuatkan meja aquarium?" tanya Roni.

"Iya nak, ayah bisa membuat meja aquarium. Mau yang seperti apa mejanya?" tanya ayah.

"Saya sih terserah ayah bagaimana baiknya saja. Soalnya saya tidak bisa membuat sendiri. Hehe" ucap mas Roni.

"Yasudah kalau begitu besok kita membeli kayu di pasar ya. Nanti biar ayah yang pilihkan kayunya. Supaya bisa berdiri kokoh dan awet mejanya" ucap ayah.

" Iya yah...." ucap mas Roni tersenyum kegirangan.

Keesokan paginya ayah dan mas Roni pergi ke pasar membeli kayu. Naura masih agak heran dengan apa yang ayah lakukan. Begitu baiknya ayah pada menantunya. Padahal sudah begitu lama ayah tidak membuat benda-benda seperti itu.

Naura tau, ayah memang serba bisa membuat apapun dengan baik dan rapi. Tapi, Naura sebagai anak tersayangnya saja rasanya belum pernah dibuatkan hal-hal istimewa seperti itu. Kenapa ayah begitu baik dengan mas Roni? Pertanyaan itu muncul di kepala Naura.

Saat mereka sudah pulang, ayah begitu antusias untuk membuat meja aquarium. Mas Roni yang tidak memiliki bakat, hanya membantu sebisanya. Naura mengintip dari balik jendela dan mengambil ponselnya. Ia merekam ayah walau hanya beberapa detik saja.

Mas Roni dan ayah nampak berbincang dengan serius. Naura semakin penasaran dengan apa yang mereka bicarakan. Tapi Naura tak bisa mendengarnya dengan jelas. Naura yang penasaran akhirnya menghampiri ayah dan mas Roni.

"Naura, itu di gudang ada bebapa pakaian yang masih layak pakai. Bagaimana kalau kamu pilih yang masih bagus bisa kamu berikan kepada tetangga atau siapa saja yang membutuhkannya. Kalau yang sudah tidak bagus sebaiknya untuk kain lap saja" ucap ayah kepada Naura.

"Iya yah...ayah dan mas Roni mau minum apa?" tanya Naura.

"Ayah ingin minum kopi hitam saja" ucap ayah.

"Kalau aku mau kopi susu" ucap Roni.

"Sebentar ya, Naura buatkan dulu" ucap Naura.

Setelah jadi, Naura mengantarkan minuman pada ayah dan mas Roni. Naura melihat meja yang diceritakan ibu kemarin. Memang bagus mejanya, tapi Naura tak berani bertanya untuk apa meja itu. Naura yang melihat ayahnya lelah mencoba untuk mengajak ayah istirahat makan siang.

"Ini sudah siang, ayo kita makan siang dulu yah, mas" ucap Naura.

"Iya sebentar" jawab ayah.

"Itu kan bisa dilanjutkan nanti yah. Lagi pula tidak akan satu hari jadi kan?" tanya Naura.

"Iyaa..iyaaa" jawab ayah.

Hari ini lagi-lagi semua bisa makan siang bersama. Saat makan, Naura melihat foto wisudanya sedikit pudar.

"Ayah, itu foto wisudaku kok sudah pudar ya? Dulu ada softcopy nya tidak ya yah? Naura lupa" tanya Naura.

"Itu karena temboknya lembab, jadi ada beberapa foto yang pudar" jawab ayah.

"Kalau ada softcopy nya kan Naura bisa cetak ulang yah" ucap Naura.

"Sudah tidak apa-apa. Itu hanya sebagian kecil yang pudar. Lagi pula wisuda kamu kan sudah lama jadi wajar jika fotonya sudah mulai pudar. Kita semua memang bahagia disaat kamu wisuda, tapi untuk kedepannya kita harus move on dong. Tidak berhenti dalam kenangan itu tapi harus berfikir maju kedepan. Harus bisa move on" kata ayah.

Kata-kata move on yang diucapkan ayah seolah-olah mengandung banyak arti. Hal yang tidak dapat diungkapkan. Akhir-akhir ini apa yang ayah katakan dan apa yang ayah lakukan semuanya begitu mengganjal di hati Naura.

Semenjak ayah menyampaikan pesan waktu itu, setiap hari Naura seperti dihantui rasa ketakutan. Ketakutan akan kehilangan ayah. Gelisah yang selalu mengganjal di dada. Membuat hidup Naura tidak berwarna.

Sore ini ayah akan pergi. Ayah tidak mengatakan ia akan kemana bersama siapa? Ayah mandi dan bersiap-siap menggunakan baju rapi. Menggunakan jaket tebal dan kaos tangan dan kaos kaki. Ayah mengeluarkan sepeda motornya. Tapi saat ayah akan berangkat ayah mengatakan.....

"Apapun yang terjadi harus diterima dengan senang hati" ucap ayah sambil bersalaman kepada Naura.

Hanya ada ayah dan Naura disana. Mata Naura berkaca-kaca berusaha menahan air mata. Mencium tangan ayah dengan gemetar. Air mata Naura tak sengaja menetes dan ia segera mengusapnya.

Ingin rasanya Naura bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Tapi bibir Naura seakan tak bisa berkata-kata. Hanya dapat melihat ayah pergi dengan sepeda motornya. Menahan supaya tidak berlinang air mata. Apa yang akan ia katakan jika ibu melihatnya.

Naura segera mengusap air matanya. Menarik nafas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut. Setelah Naura agak tenang, ia masuk rumah dan menemui putri kecilnya. Melupakan segala beban pikirannya dan tersenyum untuk putrinya.

1
Hana
lanjut
Dama9_
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
endah nindy: siap...
total 1 replies
putri baqis aina
Jatuh cinta 💖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!