~ Sinopsis ~
Luna, seorang gadis yang penuh mengalami rasa pahit dari kecil yang mana ibu nya meninggal dunia saat bekerja sebagai TKW dan sang ayah bunuh diri karena penyesalan dari kecanduan judi.
Luna pun harus hidup mandiri bersama adik laki-laki nya, Putra dan menjadi tulang punggung untuk adiknya.
Sampai suatu ketika, dia diberikan cincin oleh seorang pengemis yang mana permata cincin itu telah masuk kedalam tubuh nya dan berubah menjadi Sistem Ratu.
Kehadiran sistem ratu malah menuntunnya hidupnya ke jalan kemewahan, kekuasaan dan kegelapan dari manusia.
Ini lah kisah dari Luna dan Sistemnya
*) Update setiap hari: 1 atau 2 Bab per hari. 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Preman Senior Sekolah (III)
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
Keesokan harinya seusai pertarungan Luna dengan senior. Mulyanto pun menghampiri Luna saat jam istirahat siang.
“Luna, kamu dipanggil oleh dewan siswa!” ucap Mulyanto.
“Iya, akhirnya aku dipanggil oleh ketua mereka!” gumam Luna dengan senyuman kecil.
“Maaf, Luna. Saya bukan maksud untuk menjebak mu,” ucap Mulyanto.
Luna yang duduk pun menjadi berdiri saat mendengar ucap khawatir dari Mulyanto.
“Tenang saja. Ini hanya panggilan dan tidak akan terjadi apa-apa,” jawab Luna sambil memegang bahu Mulyanto dan tersenyum kepadanya.
Setelah itu, Luna meninggalkan kelas dan berjalan pergi menuju ruangan dewan siswa.
Saat aku sudah dekat ruangan, ada seorang murid yang menjaga pintu.
Lalu, Luna pun menghampirinya.
“Aku Luna. Katakan kepada ketua mu!”
Murid yang menjaga pintu pun langsung masuk dan memberitahukan kedatangan Luna.
“Suruh dia masuk!” seru pria dari dalam.
Penjaga itu pun memperlebar pintu dan mempersilahkan Luna untuk masuk.
“Masuklah!” seru seorang siswa yang duduk di kursi besar dengan panjang.
Luna pun masuk dan setibanya didalam ada beberapa orang disana yang bergaya elegan dan mewah.
Ruangan dewan siswa pun seperti ruangan hotel bintang lima dan berbeda dari ruangan-ruangan lainnya.
“President kelas, anda memanggilku?!”
“Ya, duduklah!” jawab president kelas.
Luna pun duduk disalah satu kursi ruangan dewan siswa yang dimana kursi yang Luna duduki ialah kursi sofa yang sangat empuk.
“Luna Dwi Samudra, aku sangat penasaran dengan kamu. Bagaimana seorang gadis culun berubah drastis menjadi Srikandi seperti ini," ucap President kelas sambil memeriksa sebuah dokumen dan Luna duga, dia sedang membaca data milik dirinya.
“Permisi, jam pelajar sudah akan dimulai. Ketua, katakan! Kenapa anda memanggilku?” tanya ketus Luna.
Salah satu dari siswa yang berada di ruangan merasa kesal kepada Luna.
“OII … Njing! Kamu tidak tahu apa kesalahanmu sendiri hingga kamu berani-beraninya bersikap kurang ajar seperti itu!” umpat salah satu senior.
Senior yang mengumpat Luna itu ialah senior yang memimpin anak buahnya sewaktu Luna menghajarnya di lorong.
“Kenapa denganku?”
“Bedebah, aku seniormu tapi kau menginjak-injak dan mempermalukan ku,” ucap senior.
“Senior kesayanganku. Kakak yang duluan memanggil dan menantang ku di lorong serta memukulku terlebih dahulu bahkan memecahkan jendela. Bukan kah begitu?!” ucap Luna sambil menatap senior yang mengumpat nya.
“Kamu masih mengelak?! Bahkan sebelum aku menghampirimu, kamu telah memukul beberapa senior dan sikapmu itu sangat kurang ajar!”
“Pertama, mereka telah mengusik dan memeras salah satu teman sekelas ku. Aku berusaha untuk bicara secara baik-baik tapi mereka menyerang terlebih dahulu. Keesokan harinya, mereka tidak bisa menerima kekalahan dan menghampiriku ke kelas setelah itu, mereka memukulku terlebih dahulu. Semua yang aku lakukan hanyalah membela diri. Jadi, apa salahku?”
“Bedebah kamu?!” umpat kesal senior.
Beberapa saat kemudian, seorang siswi yang berambut panjang berdiri dan mengutarakan pendapat nya.
“Andri dan semua! Tidak baik untuk menjatuhkannya tanpa ada bukti yang kuat!” ucap siswi tersebut.
“Tidak baik?! Oi, Eva, kamu serius?” ucap senior yang mengumpat Luna.
Siswi itu pun tidak mempedulikan ucapan dari rekannya dan dia melihat kearah Luna.
“Luna, kamu meminta maaflah dan pergilah dari ruangan ini!” seru siswi yang bernama Eva tersebut.
Luna yang tidak ingin memperpanjang masalah, dia pun menuruti perkataannya dan meminta maaf kepada senior.
“Aku meminta maaf atas kejadian kemarin,” ucap Luna sambil membungkukkan badan.
Semua orang yang ada di ruangan itu bersikap remeh dan tidak menerima permintaan maaf Luna meskipun demikian, Luna tidak mempedulikannya.
“Boleh aku pergi sekarang? Aku belum makan siang,” tanya Luna kepada senior Eva.
“Cih … Makan siang, sialan!” umpat president kelas.
“Kau bercanda?” ucap senior yang mengumpat Luna.
Meski beberapa senior tidak setuju, Luna tetap tidak peduli.
“Kalau begitu, aku pergi!” ucap Luna sambil menundukkan kepala kepada senior Eva.
“Pergilah,” jawab santai senior Eva.
Luna pun melangkah ke pintu dan senior meneriaki.
“OII, siapa yang mengizinkanmu pergi?!” seru kesal senior mengumpat Luna.
“Aku!” jawab senior Eva.
Saat mendengarkan itu, aku melihat kembali senior Eva dan menganggukkan kepala setelah itu, Luna pergi meninggalkan ruangan.
Setibanya dikelas, banyak teman sekelas yang mengkhawatirkan diri Luna namun Luna menjawab dengan senyuman.
“Aku baik-baik saja.”
Setelah itu, Luna mengikuti pelajaran seperti biasanya dan tanpa terasa waktu pulang sekolah telah tiba. Disaat Luna sedang mengendarai motor nya. Tiba-tiba ada mobil sedan mewah yang berhenti didepan Luna sehingga laju Luna terhenti.
“Hei, siapa kamu?" tanya dingin Luna.
Tidak lama kemudian, kaca di belakang mobil terbuka dan terlihat sosok senior Eva yang duduk di kursi belakang.
“Luna, kita bisa bicara sebentar?!” ucap senior Eva.
Saat melihat senior Eva, Luna menatap tajam.
"Senior Eva, ada apa? Sampai-sampai kakak menghadang ku."
"Bisa ikut dengan ku?" pinta senior Eva.
"Baiklah."
Luna pun mengikuti laju mobil Eva dari belakang menuju tempat yang Luna tidak ketahui.
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
prestasi non akademik nàik.......
.. asyik lho