Diawali dengan kisah perjalanan cinta seorang gadis muda bernama Iren Zefanya, saat pertama kali diterima bekerja diperusahaan ternama di kota nya,,,
Ada salah satu pria yang Iren kagumi saat di kantornya, tapi yang tidak diketahuinya pria itu adalah anak tunggal pemilik perusahaan tersebut,,,
Bagaimana selanjutnya perjalanan cintanya Iren?, apakah dia bisa memperjuangkan cintanya bersama pria itu?, atau dengan pria yang lainnya? yuk simak cerita selanjutnya bestieee...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rainara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
“Dasar licik, untung tampan” batin iren yang masih tetap diam mendengar ucapan selanjutnya yang ada keluar dari mulut pria yang ada didepannya...
“Aku sangat yakin kalian semua tidak bisa menyelesaikan dalam waktu 4 hari walaupun kalian semua bekerja 24jam, aku bisa mengubah ucapanku dan memberikan kalian waktu selama 2minggu, asalkan kau menerima tawaranku menjadi pacar pura pura, karna besok mama menyuruhku membawamu kerumah” ucap abian menjelaskan rencananya...
Iren yang mendengar rencana abian hanya menutup matanya dan menarik nafas yang panjang lalu membuangnya secara perlahan, iren ingin meredakan amarahnya...
“Begini... sebelum aku meledakkan emosi ku, aku mau bertanya terlebih dahulu, kenapa kau sangat terobsesi menjadikan aku pacar pura puramu?, apa jangan jangan mas abian ini sudah tidak menyukai Wanita, kalau memang benar jujur saja kepada ibumu kalau kau suka pria selama ini” ucap iren dengan nada yang lembut seperti sedang menceramahi lelaki yang ada didepannya dan dengan pedenya dia bicara seakan akan dipikirannya itu benar...
“Lancang sekali kau bicara, seyakin apa kau jika aku sudah tidak meyukai Wanita?” tanya abian dengan tatapan yang mulai ingin membunuh iren, iren yang mendapati tatapan mata mematikan dari abian pun ciut...
“Mmmm.. bu.. buu.. bukan begitu maksudnya, begini dari pada kau menyusahkan karyawanmu hanya karna ingin membuat perjanjian denganku, lebih baik kau memilih Wanita diluar sana yang ingin menjadi istrimu, aku yakin walapun kau mengumpulkan Wanita Wanita cantik dan terhormat, dan kau menutup matamu sambil menujuk salah satu diantara mereka untuk kau jadikan istri, ku pastikan tidak ada yang menolak, dan ibumu juga tidak lagi menjodohkanmu dengan orang orang aneh, karna menurutku idemu menjadikan aku pacar pura puramu itu konyol mas abian, aku wanita normal yang menginginkan pasangan yang nyata” jelas iren dengan panjang lebar agar abian tak marah dengan ucapannya tadi…
“Apakah kau yakin dengan ucapanmu jika aku menutup mataku dan memilih Wanita yang aku tunjuk, maka Wanita mana pun tidak akan menolakku?” tanya abian yang menatap mata iren dengan tatapan penuh arti…
“Iya aku yakin, dimana ada Wanita yang bisa menolakmu, secara fisik kau sangat tampan, ekonomi mu pun sangat tercukupi” ucap iren penuh dengan keyakinan...
Setelah mendengar keyakinan iren abian yang duduk di depan iren pun menutup matanya dan mengangkat satu tangannya menunjuk kearah iren, iren yang melihat tingkah abian itu pun bingung dan tak mengerti ada apa dengannya, tak lama kemudian abian pun mengucapkan beberapa kata yang membuat jantung iren hampir berhenti berdetak...
“Aku ABIAN ADITYA SINATRA menunjuk wanita yang ada didepanku untuk kujadikan istriku, apakah Wanita yang aku tunjuk bersedia menjadi istriku” ucap abian dengan mata yang masih tertutup dan masih menggantung tangannya menujuk kearah iren…
Iren yang kaget mendengar ucapan abian pun lansung berkata “Kau adalah satu satunya lelaki gila yang pertama kali aku temui” ucap iren langsung berdiri dan hendak keluar dari ruangan itu...
Abian yang membuka matanya dan melihat iren beranjak dari duduknya, dan akan segera keluar itu pun langsung mengucapkan suatu yang membuat langkah iren berhenti sejenak...
“Aku tidak main main dengan ucapanku iren, agar lebih meyakinkanmu aku akan memberi kalian waktu 2 minggu untuk menyelesaikan proposal itu” ucap abian yang sudah membuka matanya dan melihat iren ingin jalan keluar ruangannya...
Iren yang langkahnya terhenti hanya diam mendengar ucapan abian, tanpa melihat kearah abian iren langsung melanjutkan langkahnya dan keluar dari ruangan itu...
...****************...
