NovelToon NovelToon
RAFFATTA

RAFFATTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / Balas Dendam / Konflik etika / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: Angelia Putri

Attalea Arasya Veronika Lovandra
Seorang gadis berumur 20 tahun yang sedang kuliah di Universitas terkenal di Bandung. Awalnya kehidupan dikampusnya biasa saja bersama teman-temannya sampai saat dia memasuki semester 6, dia bertemu dengan seorang dosen yang membuat emosinya naik turun ketika mereka selalu bertemu dengan sengaja atau tanpa sengaja.

Muhammad Rafasha Arendra
Seorang dosen yang berumur 24 tahun yang dikenal dengan sifat dingin dan galak tetapi memiliki wajah yang tampan bak pangeran dikerajaan es yang membuat para mahasiswi meleleh dengan ketampanannya. Tetapi hal itu tidak berlaku dengan seorang gadis yang merupakan salah satu mahasiswinya yang dia anggap cerewet dan susah diatur. Bukan hanya itu, gadis itu selalu berani menentang keputusannya dan ia harus banyak bersabar menghadapi perilaku mahasiswinya itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angelia Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ara

Alice ingin menghampiri Ana, tetapi lututnya terasa begitu lemas dan untuk berdiri pun saat ini ia tidak bisa.

"ANA!" teriak Alice kencang, membuat pengunjung Mall disana melihat ke arah mereka.

Alice menangis dan luruh terduduk di tanah. Melihat anaknya dalam bahaya, ibu mana yang tidak khawatir dan sedih.

Rania melihat menantunya itu menangis sambil menatap anak kecil yang ia lihat tadi. Sungguh tidak percaya, anak itu ternyata benar Ana, cucunya.

"Pa, itu beneran Ana. Pa, gimana ini, Pa." Apa yang harus mereka lakukan untuk menyelamatkan Ana?

Tiba-tiba dada Rania terasa sakit. Nafasnya naik turun, dan sulit menghirup udara. Disaat genting seperti ini, sangat mudah penyakitnya kambuh.

"Kamu tenang dulu." Mencoba menenangkan dan mengusap pelan punggung Rania.

Ada apa dengan suaminya ini. Bagaimana ia bisa tenang sementara cucunya sedang dalam bahaya? Pikir Rania. Padahal suaminya saat ini juga sama perasaannya, panik. Hanya saja, ia masih bisa menyembunyikan kepanikannya sehingga orang-orang sekitar menganggapnya tenang-tenang saja.

"Bagaimana aku bisa tenang, Pa. Cucu kita sedang dalam bahaya." Rania pun menangis setelahnya. Tak kuasa melihat kesedihan sang istri, ia pun memeluknya.

***

Disisi lain, Alice masih belum bisa untuk berdiri saat ini. Kakinya serasa kaku dan sulit untuk bergerak. Yang bisa ia lakukan hanyalah terduduk lemas sambil berusaha menahan rasa sakit diperutnya.

"Ana, cepat kesini nak ... bahaya di sana." Dengan suaranya terdengar parau, ia masih berteriak memanggil anaknya.

"Ana ... hikss ...."

"Kamu tunggu disini dulu ya. Aku mau selamatin Ana," kata Raka yang ingin menyelamatkan Ana. Namun, tiba-tiba Alice mencekal tangan suaminya.

"Tapi, mas. Itu ramai." Masih menahan lengan Raka. Raka tau istrinya juga khawatir, ia berusaha tersenyum untuk menunjukkan bahwa ia akan baik-baik saja.

"Pa, gimana ini." Rania masih merasakan sakit di dadanya, bukan penyakitnya yang ia pikirkan tetapi ia mengkhawatirkan Ana.

Raffa yang baru keluar dari mall merasa heran dengan sekelilingnya. Banyak orang-orang yang berdiri ditengah jalan. Entah apa yang terjadi dia tidak peduli, yang penting sekarang ia harus ketempat keluarganya berkumpul.

Saat sampai, Raffa terkejut mendapati mamanya menangis sambil memegangi dadanya. Ia berpikir penyakit mamanya mungkin kambuh lagi, tetapi ada yang ganjal bagi Raffa. Jangan-jangan terjadi sesuatu, ia berusaha menghilangkan pikiran negatifnya itu.

"Ada apa Pa, Ma? Kenapa kalian menangis." Menghampiri mamanya.

"Raffa, Raffa ... Ana ada di sana. Tolong selamatin Ana, Raffa. Selamatin Ana ...." Raffa mengikuti arah yang ditunjuk oleh mamanya. Seketika dia terkejut dengan apa yang ia lihat. Jalan raya yang begitu ramai mobil lihat. Tetapi bukan itu yang jadi masalahnya. Ditengah jalanan itu, ada keponakannya yang sedang menangis ketakutan.

"ANA!! Bagaimana bisa Ana sampai kesana, Ma?" Bukanya Ana tadi ikut bersama orang tuanya? Lalu, bagaimana sekarang ada disana?

"Mama gak tau, nak ... hiks ...," ucap Rania yang masih menangis.

Raffa melihat Raka yang berdiri ditepi jalan yang hendak menyelamatkan Ana.

"Mama sama Papa tunggu disini, aku mau kesana," kata Raffa menyusul ketempat kakaknya, Raka.

"Hati-hati, Raffa," kata papanya Raffa.

***

"ANA!" teriak Raka.

BRUMMM...

TIN TIN!!!

"PAPA, MAMA ... ANA TAKUT ... HIKS ... ANA TAKUT MA ...." Ana menangis sambil memeluk tubuhnya sendiri karena ketakutan. Bayangkan saja gimana takutnya Ana sekarang, anak kecil yang baru berumur 5 tahun sekarang sedang ada ditengah jalan raya. Selama ini, Ana tidak berani berjalan sendirian di jalan raya, selalu ditemani oleh keluarganya. Karena ia takut nanti tertabrak oleh mobil besar, itu katanya kepada keluarganya.

"Ana. Papa akan kesana ...." Raka tidak kuat lagi, dirinya harus menyelamatkan Ana. Jika saja tadi dia tidak menyuruh Ana untuk duduk sendiri, mungkin ini tidak akan terjadi. Tetapi apalah daya, sekarang bukan saatnya menyesali apa yang sudah terjadi. Tanpa pikir panjang, Raka langsung melangkah kejalanan tanpa memedulikan keadaan sekitar. Tanpa disadari, ada mobil sedan yang melaju kearah Raka.

Tin tin......

"Awas, Mas!" Untung saja ada Raffa yang datang tepat waktu, jika tidak Raka mungkin akan tertabrak oleh mobil tadi.

"Mas Raka!!" Ada apa dengan kakaknya ini, jika ingin menyelamatkan anaknya ia harus memperhatikan keadaan sekitarnya. Raffa terus mengguncang tubuh kakaknya supaya sadar.

"Raffa." Raka menoleh dan mendapati adiknya yang berdiri dengan tatapan marah.

"Mas, Mas jangan nekat!" tegas Raffa

"Gimana Mas gak nekat, Fa, anak gw ada di sana," lirih Raka. Raffa merasa terenyuh melihat kakaknya dengan tatapan sendu.

"Iya Mas, au tau. Tapi lihat sekitar Mas dulu. Kalau Mas Raka tadi ketabrak mobil, gimana?" ucap Raffa sambil menenangkan Raka.

"Aku bakal bantu Mas Raka. Aku ada disini."

"Kita coba sekali lagi, ya." Raka pun hanya mengangguk atas ajakan Raka. Mereka harus bisa sekarang.

Tin tin.....

"Aghhhhh ... sial!" Kenapa jalanan disisi tempat mereka berdiri saja yang ramai, disisi yang lain jalanan tidak terlalu banyak mobil yang berlalu lalang.

"MAMA, PAPA. ANA TAKUT...."

"KAMU YANG SABAR YA SAYANG ... PAPA AKAN KESANA!"

Diseberang jalan, terlihat Ara sedang keluar dari toko buku. Ara sudah izin sama Dina kalau ia akan datang terlambat ke butik.

"Hufft ... Untung masih ada bukunya. Kalau gak, mampus gw." Buku yang dibeli Ara sudah ia dapatkan semua. Jika saja dirinya terlambat sedikit saja, pasti dia tidak mendapatkan buku tersebut.

Setelah membeli buku, Ara berencana menunggu bus di halte. Saat berjalan, ia merasa terheran-heran dengan keadaan sekitarnya. Sepertinya ada sesuatu yang membuat orang-orang berdiri di tepi jalan.

Kenapa mereka ngumpul ditepi jalan, sih?Apa ada acara pawai 17 Agustus, ya? Tapikan sekarang masih bulan Juli. Mungkin ada yang menarik kali, ya--batin Ara.

Karena rasa penasarannya lebih tinggi, akhirnya ia memutuskan untuk bertanya ke orang-orang sekitar.

"Permisi, Pak." Ara mencoba bertanya dengan penjual cendol yang ada didekatnya.

"Ia, neng." Penjual cendol tersebut mengalihkan pandangannya.

"Itu kenapa kok pada rame - rame di sana?" tanya Ara penasaran.

"Oh, mereka pada liatin anak yang ada ditengah jalan itu, neng. Kasian anak itu, neng. Dari seberang sana ada 2 orang laki-laki yang mau menyelamatkan anak itu, mungkin mereka itu keluarga anak itu, neng," jelas penjual itu. Ara yang mendengarnya pun paham dan mengangguk.

"Kalau begitu, terima kasih ya, Pak." ucap Ara.

"Iya neng, sama-sama."

Ara kasihan dengan anak itu. Ia melihat dari seberang sana memang ada 2 laki-laki yang ingin menyelamatkan anak itu. Ara seperti mengenal salah satu dari laki-laki itu.

Kok mirip Pak Raffa ya? Ah, gak mungkin...--batin Ara.

***

To be continued!

1
Danny Muliawati
dikit amat up nya sdh nunggu ber hati2 semangat thor
Ael: Hehe ... Maaf kak. Terimakasih karena sudah semangatin saya☺️🙏🏻
total 1 replies
Danny Muliawati
sepi ga update2 yah Thor semangat dong
yani suko
Lah katanya tadi sudah sholat subuh...terus tertidur lalu mimpi
kok sholat subuh lagi thor ???
Ael: Hehe ... iya kak. Ada sedikit saya ubah dan ternyata malah typo
total 1 replies
Danny Muliawati
halo2 mana up nya say
Anonymous
Kak update nya cuma satu², tapi seru😭
Nurul Khotiah
lnjut lagi kak, penasaran nih
Nurul Khotiah
lanjut kak, buruan
Ael: Sudah ada ga, sih?😭
total 1 replies
Nurul Khotiah
lanjut kak, buruan
Danny Muliawati
gemes ih Thor up nya satu2 😍
Ael: Awokawok, maafkeun
total 1 replies
Danny Muliawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!