NovelToon NovelToon
"My Love...." LILY

"My Love...." LILY

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Aku membacanya di sebuah buku, bunga Lily memiliki pesona yang manis dan lugu, mungkin itulah yang membuat dia jatuh cinta padaku.
Lily biru memiliki arti kesetiaan dan kepercayaan, mungkin inilah yang menginspirasinya untuk selalu menungguku.

Takdir mempertemukannya dengan Reiner.
Lily dan Reiner saling mencintai, namun takdir juga yang memisahkan mereka.
"Apa salah kita Li, kita hanya jatuh cinta".
"Kamu dan aku tidak salah, yang salah adalah waktu, karena kita bertemu diwaktu yang salah".

Disaat itulah Leo datang mengobati Lily.
"Dulu kamu menungguku bertahun tahun untuk aku datang padamu, kali ini maafkan aku membuatmu menunggu lagi...."

Tiger Lily memberi makna kepercayaan diri.
Lily, I dare you to fall in love.
And, I dare you to love me.

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9: Mencoba bersama

POV Reiner.

Aku tidak mempercayai Lily, bagaimana bisa tiba-tiba ia dijodohkan, lalu menerimanya begitu saja, sungguh tidak masuk akal, pasti ada sesuatu yang lain. Tapi Lily seakan menghilang.

Aku baru tau kalau Lily sudah berhenti bekerja, saat aku mencarinya ke kost juga, teman kostnya berkata Lily tidak ada dan akan pindah kost. Lily juga memblokir nomorku, aku tidak bisa menghubunginya.

Beberapa hari kemudian aku menerima paket berupa barang-barangku yang berada di kost Lily, baju, beberapa perlengkapanku, juga gelang perak yang aku berikan untuk Lily.

Aku memutuskan untuk membiarkan Lily menenangkan diri selama libur semester ini, aku akan mencarinya lagi saat masuk kuliah nanti.

"Sial", kataku dalam hati, aku tidak memiliki jadwal kelas yang sama dengan Lily, padahal sudah kuatur jadwalku dari pagi sampai siang, sesuai kebiasaan Lily.

Beberapa hari di awal semester ini, Lily berhasil menghindariku.

Hari ini sengaja kutunggu Lily depan pintu kampus, kuikuti Lily masuk ke dalam kelasnya lalu duduk disampingnya. Lily agak terkejut melihatku tiba-tiba duduk disampingnya,

"Ini bukan kelasmu, keluar Rei", Lily berbisik kepadaku. Aku menjawabnya dengan gelengan kepala.

Setelah kelas berakhir kupegang tangan Lily dengan erat, kami berdebat kecil, Lily berusaha melepaskan tanganku. Kami mulai menjadi perhatian beberapa orang disekitar kami. Mungkin karena malu menjadi pusat perhatian, akhirnya Lily menyerah dan membiarkanku membawanya pergi.

Aku membawanya duduk di area kampus yang agak sepi, tapi aku bingung bagaimana caranya meyakinkan Lily, tanpa kusadari aku masih memegang tangan Lily dengan erat tanpa berbicara sepatah katapun.

"Rei kamu bisa melepaskan tanganku sekarang", Lily berkata kepadaku.

"Ahh iya, maaf Li", kataku sambil melepas tangannya.

"Aku sangat merindukanmu Li", aku berkata sambil melihat wajahnya, ya Lily sangat cantik, seperti biasanya.

Lily hanya tertunduk diam, tidak memberi respon.

"Li, apa kamu akan tetap diam, tidak mau jujur padaku? Apa menurutmu aku tidak mampu membantumu? Atau kamu tidak mempercayai tekadku untuk tetap bersamamu apapun itu?".

"Akulah yang tidak mampu Rei, maafkan aku. Tidak bisakah kamu berbesar hati dan menerimanya? Sekarang katakan kamu mampu Rei".

Aku terdiam mendengar kata-kata Lily, lalu kulihat Lily pergi.

Aku harus mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.

Diam-diam dibelakang Lily, aku mendekati teman-temannya, sekitar 2 minggu aku terus menerus memohon pada teman-temannya, akhirnya aku mengetahui 1 hal, perjodohan itu hanyalah karangan Lily. Aku lega mendengarnya.

Tetapi aku terus berpikir, sepertinya tidak ada masalah dengan keluarga ataupun teman-teman Lily. Berarti mungkin masalah itu berasal dari aku sendiri, tetapi apa.

Aku sudah pusing tidak tau harus bagaimana lagi. Saat aku mendatangi kakak perempuanku untuk bermain dengan keponakanku, aku menceritakan masalahku.

Diluar dugaan kakak menceritakan pengalamannya saat awal kuliah dulu. Dulu mama pernah membuat kakakku putus hanya karena pacarnya berasal dari keluarga sederhana.

Aku kaget tidak menyangka ada cerita seperti ini, mungkin karena perbedaan usia kami yang terlalu jauh jadi aku belum mengerti saat itu. Tapi sikap mamaku saat bertemu Lily tampak normal dan baik-baik saja.

Kakak berkata, bagi mama pacaran dan menikah adalah hal yang berbeda, mungkin latar belakang dan kondisi mama yang membuatnya menuntut kami anak-anaknya untuk menikah sesuai dengan keinginannya.

Saat itu juga aku langsung mencari mama.

Mama tidak mengelak pertanyaanku, dia membenarkan bahwa beberapa waktu yang lalu mama bertemu Lily dan membicarakan tentang masa depanku.

Aku sangat marah pada mama dan pergi meninggalkan rumah.

Kini aku sudah tau apa penyebabnya, saat tiba di apartemenku, aku menyusun rencana untuk bisa meyakinkan Lily menerimaku lagi.

...----------------...

POV Lily.

Reiner menungguku lagi di depan kampus.

"Li kita harus bicara".

"Aku sibuk Rei".

"Li aku tau kamu saat ini belum memiliki pekerjaan lagi, jadi kamu memiliki waktu luang di sore hari sekarang".

Ahhh sialll... kataku dalam hati, alasan apalagi yang bisa kukatakan sekarang.

"Rei aku tidak ingin berbicara dengamu", kukatakan sambil berlalu pergi meninggalkannya.

"Aku tau soal mamaku Li, apa sekarang kamu mau berbicara denganku?", kata Reiner setengah berteriak padaku.

Aku kaget mendengarnya, aku terdiam, haruskah aku berbicara dengan Reiner, bisakah aku menghindarinya, alasan apa lagi yang akan kukatakan supaya aku bisa pergi.

Saat aku memikirkan berbagai pertanyaan dalam pikiranku, Reiner memegang tanganku, membawaku ke parkiran motornya. Kenapa kakiku melangkah mengikutinya, apa artinya aku mau berbicara dengannya, aku harus berkata apa, bagaimana caranya supaya aku bisa lari dari sini.

"Katakan Li kamu nyaman berbicara dimana?", tanya Reiner.

Aku berkata dalam hatiku, kostku...jangan kostku, aku tidak mau dia tau kostku yang baru. Cafe... jangan cafe, aku akan malu setengah mati kalau tidak bisa berhenti menangis, kenapa aku menjawab ini dalam pikiranku.

Aku merasakan tangan Reiner memakaikan helm padaku dan menarikku untuk naik motornya.

"Aku mohon Li", Reiner berkata memelas, bagaimana aku bisa menolak dengan wajahnya yang seperti itu.

Aku hanya bengong mengikuti kemauannya.

Saat ini aku duduk di sofa apartemen Reiner, kulihat tempat ini masih sama seperti dulu tidak ada perubahan sama sekali.

Reiner duduk di sampingku.

"Aku tau mamaku berbicara denganmu Li".

Aku diam, tidak tau harus menanggapinya bagaimana.

"Aku mengatakan ke mamaku, biar aku yang menentukan sendiri masa depanku seperti apa".

"Jika aku menikah dengan orang lain, apa itu bisa menjamin kebahagiaanku, kamulah kebahagiaanku Li".

"Kamulah masa depanku Li, kembalilah bersamaku Li".

Reiner memegang kedua tanganku.

"Rei, mamamu juga tidak salah Rei".

"Aku bukan siapa-siapa, aku tidak memiliki kemampuan untuk mendukungmu kelak saat kamu mulai melanjutkan usaha orangtuamu, aku bukan pendamping yang tepat untukmu Rei", aku berkata sambil menahan tangisanku.

"Apa kamu merasa rendah diri Li, tidak bisakah kamu melihat aku berubah menjadi lebih baik karenamu", jawab Rei.

"Aku tidak perlu orang lain untuk menjamin kesuksesanku, aku yakin aku mampu melakukannya, buktinya sekarang aku lebih baik bukan. Aku mampu seperti sekarang karena kamu Li".

"Kalau kamu berkata seperti itu, kamulah yang salah karena tidak percaya diri, kamu juga meragukan kemampuanku dan tidak mempercayai kesungguhanku selama ini. Apa pembuktianku selama ini kurang Li?".

"Bukan begitu Rei, aku tidak ingin melihatmu berkelahi dengan mamamu, aku sendiri iri karena kamu memiliki keluarga, akulah penyebab kamu berkelahi dengan mamamu kan, aku tidak menginginkan itu Rei", air mata mulai menetes di pipiku.

Reiner menghapus air mataku dengan tangannya, lalu dia mengambilkan aku tissue. Kami sama-sama terdiam untuk sesaat. Lalu Reiner berkata lagi padaku,

"Duniaku tidak akan ada artinya lagi tanpamu Li, aku sungguh tidak bisa kehilangan dirimu".

"Maukah kamu memberiku waktu untuk menyelesaikan masalah ini dengan mamaku, aku berjanji akan menyelesaikannya. Aku juga berharap kamu mengerti kalau kamu sangat berharga dan berarti bagiku, jadi jangan pernah merasa tidak percaya diri lagi padaku, pada keluargaku atau orang lain Li".

Reiner kemudian memelukku dan mencium keningku. Ia juga mengantarkanku ke kost dan memintaku membuka blokiran nomornya.

Setelah hari itu, ia menanyakan kabarku setiap malam, hanya pesan singkat seperti apakah sudah makan atau apa sudah pulang, hanya itu saja. Di kampus juga ia seperti memberikan ruang untukku, kadang aku melihatnya sedang melihatku, ia hanya menyapaku lalu pergi.

Mungkin ini adalah yang terbaik untuk kami masing-masing saat ini.

Aku mendapatkan pekerjaan baru sebagai guru les untuk anak-anak di sebuah tempat bimbingan belajar. Dengan pekerjaan baruku ini, aku tidak pulang terlalu malam, karena tempat les tutup jam 7 malam, dan aku pasti memiliki hari libur di hari Minggu juga hari raya.

Minggu pagi Reiner muncul depan kostku dengan sarapan ditangannya.

"Belum makan kan Li?", tanya Reiner.

Aku kaget dia datang ke kostku tiba-tiba setelah sekitar 2 mingguan dia memberiku jarak.

"Belum", aku mengatakannya sambil mempersilahkan Reiner masuk.

Seperti kebiasaannya dulu, dia mempersiapkan makanan itu untukku, mencari peralatan makan, memindahkan makanannya, memudahkan untukku tinggal makan.

"Aku tau aku datang tiba-tiba, aku akan menjelaskannya nanti, makanlah dulu Li", Reiner berkata padaku.

Setelah makan, Reiner menjelaskan bahwa mamanya telah memberikan ijin kepadanya untuk kami tetap melanjutkan hubungan kami, dengan beberapa syarat. Reiner akan pulang ke rumah setiap hari, apartemennya akan disewakan, tentu saja nilai-nilainya tidak boleh turun dan lulus kuliah Reiner akan segera masuk ke perusahaan orangtuanya.

Aku tidak yakin apakah Reiner berkata benar, mungkin ia melihat keraguan pada wajahku. Ia memperlihatkan bahwa mamanya mengembalikan kunci mobilnya juga kartu-kartu kreditnya, sebagai bentuk pembuktian. Ia menjelaskan mamanya meminta pembuktian Reiner untuk tetap bersikap bijak dan bertanggung jawab dengan mengembalikan semua fasilitas Reiner.

Aku masih meragukan penjelasan Reiner.

Lalu Reiner berkata,

"Mamaku menyadari kamulah yang mengubahku Li, jika aku tetap putus denganmu aku mengancam akan kembali seperti dulu dan benar-benar pergi dari rumah Li".

"Ya aku tau aku salah, tapi setidaknya beri aku kesempatan untuk mencoba membangun masa depanku bersamamu Li, apapun alasannya setidaknya mamaku membiarkanku untuk tetap bersamamu saat ini".

Reiner kemudian memelukku, kubiarkan ia memelukku sambil aku mencerna omongannya barusan.

Kemudian ia mencium bibirku, kudorong tubuh Reiner menjauh.

"Rei", kataku kaget.

"Aku sangat merindukanmu Li".

Ya, aku tidak dapat berbohong, aku juga merindukannya, lalu kami berciuman.

"Apa ini artinya kamu pacarku lagi Li?".

"Ya", jawabku pada Reiner.

Kami menghabiskan hari itu bersama sampai malam, lalu Reiner pulang ke rumahnya.

1
Whyro Sablenk
mkch thor...
crtnya bagus, ending-nya bikin nyesek, harusnya bikin ending mereka bs bersama lg thor...
fien: endingnya diambil dari kisah nyata ditambahkan bumbu2 menjadi karya fiksi kak 🥰
terima kasih kak untuk dukungannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!