"menikah lah dengan putra ku, Kayla!", tuan Arya memohon kepada Kayla yang seorang anak pembantu sekaligus perawatnya. Kayla yang dari kecil diajarkan patuh oleh ibunya pun tidak bisa mengatakan tidak, apalagi Kayla yg sudah lama memperhatikan putra tuannya tentu saja ia senang. akan kah pernikahan Kayla dan putra majikan nya bahagia?
Buat yang suka romantis mending baca ini, konfliknya ringan
Kayla sadar
Zein baru teringat kalau dari tadi ia belum menyalakan hpnya, segera ia pergi ke halaman tepat di mana mobil nya terparkir untuk mengambil laptop dan hp yang ada di saku jasnya. "Dingin sekali diluar", gumam nya saat keluar dari pintu.
Zein kembali masuk ke kamar Mita untuk menemani Kayla, ia duduk di kursi sambil mengecek laporan yang masuk di email nya. Saat Zein mengaktifkan hpnya, tertera banyak panggilan disana. "Baru ku tinggal sehari, pekerjaan sudah menumpuk sebanyak ini", gerutu Zein merasa lelah. Zein yang masih sibuk didepan laptop nya tidak tahu kalau Kayla sudah mulai sadar. Perlahan Kayla membuka matanya, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah dan melihat Zein yang tengah sibuk dengan laptopnya. "Tuan Zein... dimana ini?", ucap Kayla lirih sambil memegangi kepala nya yang terasa sedikit pusing. Mendengar suara Kayla, Zein langsung menoleh. Ia berdiri lalu mendekat ke arah Kayla.
"Kayla... sudah sadar!", ucap Zein yang langsung mengambil segelas air putih di atas meja dekat ranjang.
"ini minum dulu!", tambah Zein.
Kayla hendak duduk namun tangannya lemas tak bertenaga.
"sini ku bantu", ucap Zein mengambil bantal disebelah Kayla lalu meletakkannya dibelakang punggung Kayla agar Kayla bisa bersandar dengan nyaman. Zein juga membantu Kayla minum dengan memegang gelas nya.
"Terima kasih tuan Zein", ucap Kayla.
"Jangan panggil aku tuan, panggil saja Zein atau kakak! supaya Kita bisa lebih akrab", kata Zein dengan penuh semangat. "iya kak Zein ", jawab Kayla.
"Kayla! sudah sadar?", ucap Mita yang baru saja masuk ke dalam kamar nya. "iya mit, makasih ya mit udah nolongin aku", kata Kayla. "Jangan sungkan sungkan, kita udah nganggep kamu keluarga. iya kan kak!", ucap Mita sambil menatap ke arah Zein. "Tentu saja", jawab Zein. Apa makanan nya sudah siap? dari tadi perut ku lapar", tanya Zein memegang perutnya. "Sudah kok, aku baru saja selesai membantu ibu di dapur lalu kesini untuk mengajak kalian berdua makan", jawab Mita. "Ya udah kakak mau ke meja makan dulu, mit... makanan Kayla kamu bawain aja ke kamar soalnya dia lemes banget", ucap Zein yang tengah berjalan keluar dari kamar. "iya kak, ya udah ya Kay aku mau ngambil makanan buat kamu dulu", jawab Mita yang kemudian menyusul Zein ke meja makan. Kayla yang sendiri di dalam kamar Mita tiba-tiba meneteskan air mata, ia merasa sedih atas nasibnya.
beruntung sekali Mita, ia memiliki keluarga yang utuh dan sangat menyayangi nya tidak seperti aku yang sebatang kara. Jika aku tidak bekerja di rumah tuan Arya, mungkin sekarang aku akan Luntang lantung di jalanan, gumam Kayla sambil mengusap air matanya yang tidak mau berhenti.
Sementara itu di meja makan, Zein telah selesai menghabiskan makanan nya. "Biar aku saja yang membawa makanan untuk Kayla, kamu makan aja dulu! makan mu kan lama banget ", ucap Zein pada Mita yang baru saja duduk untuk mengambil nasi. "kakak aja yang makan nya kecepetan!", sanggah Mita yang tak terima dengan ucapan kakak nya. "Laki laki kalo makan ya harus cepet, masa klemar klemer", kata Zein yang kemudian ia mengambil makanan dan minuman dan ia taruh di atas nampan.
Zein pun berjalan ke kamar Mita, di lihat nya mata Kayla tampak sedikit merah seperti habis menangis. "ini makanan nya, kamu bisa sendiri atau mau ku suapi?", tanya Zein sambil duduk di tepi ranjang. "Tidak kak Zein!, saya bisa sendiri. Saya merasa tidak enak dari tadi merepotkan kakak terus." jawab Kayla sambil mengambil piring di atas nampan yang dibawa Zein lalu memakan makanan nya. "Kakak taruh saja minum nya diatas meja, saya bisa mengambil nya karena sekarang saya sudah merasa bertenaga", ucap Kayla disela-sela mengunyah makanan nya. Zein pun tersenyum melihat Kayla yang seperti merasa malu karena dari tadi Zein menatapnya terus. "Ya sudah, habiskan makanannya ya. Bentar lagi Mita kesini kok, aku mau ke kamar ku dulu Kay, soalnya ini banyak banget kerjaan yang belum selesai", ucap Zein mengakhiri pembicaraan dengan mengambil laptop dan hp nya lalu pergi keluar.