Kado Kecil Untuk Bunda

Juna yang tidak tahu harus apa di kosan Anyelir memilih langsung pulang, setelah mendengar alasan Anyelir tidak masuk kerja.

Tujuan Juna setelah dari kosan Anyelir adalah rumah sang Bunda dan saat sampai dan bertemu Bunda Fatma, Bunda fatma yang tidak biasanya kedatangan Juna di hari senin sungguh kaget luar biasa.

"Tumben?" ucap Bunda Fatma ketika Juna sudah duduk dihadapannya, yang sedang merangkai Bunga.

"Katanya ingin aku sering kemari, tapi saat datang malah seperti ini" ucap Juna berpura-pura merajuk.

"Sudah jangan berbasa basi katakan saja, apa yang kamu inginkan?" ucap Bunda Fatma, karena Jika Juna datang selain malam minggu pasti ada maunya.

"Emmm Bunda tahu saja?" ucap Juna yang ingin merayu Bunda Fatma dengan memuji Bunda Fatma yang pandai menebak.

"Sudah jangan memuji bunda, katakan saja apa yang kamu inginkan!!"

"Bundakan baik hati-" ucap Juna dan dia menjeda ucapannya untuk melihat respon sang Bunda dan respon sang Bunda adalah kata "Hem"

Juna yang tau arti deheman itu langsung berkata "Begini, Bunda tahu bukan jika aku punya teman yang sering berjualan dijalan, yang umurnya dua belas tahun" Juna benar-benar bicara sangat hati-hati takut jika sang Bunda tidak akan membantunya.

"Iya tahu, Bayu kan?" tanya Bunda Fatma yang kini meletakkan Bunga yang ada ditangannnya, karena merasa jika pembicaraan juna sudah mulai serius.

"Pintar, Bunda memang pintar," Puji juna dengan sepenuh hati.

"Sudah jangan memuji terus, katakan langsung pada intinya saja, tidak perlu berbelat belit"

"Baiklah," ucap Juna dan kini dia langsung menceritakan kondisi Bayu yang sedang sakit dan ibunya yang terancam dipecat karena tidak masuk kerja, sementara Ayah Bayu sudah lama meninggal sejak Bayu masih dalam kandungan, juna tahu itu dari Bayu saat bercerita dirumah Angga.

"Jadi" ucap Bunda Fatma yang ingin tahu inti dari semua cerita yang diceritakan Juna.

"Jadi apa Bunda mau menambah satu lagi pekerja dirumah ini? plis..." mohon Juna

"Hais , Bunda pikir kamu mau minta tolong apa? Tidak, tidak boleh, dia tidak boleh bekerja disini" dan sungguh ucapan Bunda Fatma tidak bisa diprediksi.

"Bunda ko gitu, ayolah Bun, kasihan mereka sudah tinggal dikosan yang sangat sempit dan sebentar lagi mereka terancam tidak bisa makan" ucap Juna mendramatisir keadaan Anyelir dan Bayu.

"Jangan Bohong" ucap Bunda fatma tidak percaya.

"Ya sudah kalau begitu aku akan membawa mereka keapartemen ku saja, aku akan menyuruh ibu Bayu untuk bekerja disana." putus Juna.

"Jika seperti itu, mending kamu nikahi saja dia" saran Bunda Fatma yang entah mengapa masih saja berusaha agar Juna segera menikah, padahal kemarin sudah tahu alasan Juna tidak mau menikah karena apa.

"Bunda... aku itu mau nolong orang" ucap Juna tidak suka dengan apa yang diucapkan Bunda Fatma.

"Ya tahu, nolong orang dan nolong kamu yang hati dan jiwa mu sudah membeku" jawab Bunda Fatma ketus.

"Bunda ayolah... toh yang membayar gaji para pekerja disini juga aku, jadi plis... tambah lagi dengan ibunya Bayu plis..." mohon Juna, ya walau yang menggaji semua pekerja dirumah Bunda Fatma adalah Juna, tapi tetap saja Juna perlu izin sang Bunda jika ingin memasukan pekerja lagi.

"Dengar semua pekerjaan dirumah ini sudah ada yang pegang, terus kalau ibunya Bayu kerja disini, dia mau ngerjain apa?"

Sejenak Juna terdiam, benar juga yang dikatakan Bundanya, jika Anyelir kerja dirumahnya, Anyelir mau apa, sedang semua pekerjaan dirumah itu sudah ada yang memegang.

Ingin sebenarnya Juna bersikap egois dengan memberhentikan salah satu pekerja, tapi rasanya tidak adil untuk pekerjanya. Alhasil Juna hanya bisa berkata dengan suara yang lemah "Bunda benar."

"Tapi Bun, aku harus apa untuk membantu Bayu dan ibunya?"

"Ya carikan ibunya pekerjaan yang lain, begitu saja kamu harus bertanya sama Bunda, Heran kenapa bisa kamu yang seperti ini, punya perusahaan yang besar" dan Juna hanya tersenyum malu karena apa yang dikatakan Bundanya benar.

"Kamu kan punya perusahaan, kenapa tidak kamu pekerjakan saja dia disana? misal jadi OG atau bekerja sesuai kemampuan dia, jika di kantor semua divisi sudah terisi, jadikan saja dia sebagai asisten kamu, beres bukan?" saran Bunda Fatma dan Juna setuju sangat setuju.

"Terimakasih Bunda, aku sayang Bunda" ucap Juna lalu dia mencium pipi sang Bunda, karena merasa senang atas saran sang Bunda, yang tidak sempat terpikir oleh Juna, karena terlalu Fokus dengan pekerjaan Anyelir yang lama.