Diabaikan dan tidak diakui oleh keluarganya yang seorang konglomerat
Keberadaannya harus dirahasiakan atas perintah ayahnya
Memiliki kelainan pada tenggorokannya sejak kecil, dimana setiap hari dia harus mengkonsumsi pil khusus
Kehilangan seorang paman yang sangat dia sayangi mengubah seluruh kehidupannya
Bahkan dia rela menjadi pembunuh yang dikenal kejam
Raiga kali ini diperintahkan untuk membunuh anak konglomerat saingan keluarganya untuk bisa menggantikan keluarga itu
Namun, kebenaran satu-persatu terungkap seiring berjalannya waktu
banyak hal baru yang terjadi ,disaat dia mencoba menyamar menjadi seorang pelajar disebuah Universitas Island
Apakah dia berhasil membunuh dan menyelesaikan tugasnya????
Atau apakah dia memilih jalan lain???
Meski begitu dia selalu dikelilingi orang yang melindungi nya. Simak terus cerita nya dijamin seru, sangkyuuu 🙏✌️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian Paman Kaelus #1
Hari ini digemparkan oleh berita tentang kematian tuan Pillow
Diketahui bahwa mobil yang dia kendarai bersama dengan supir nya
Mengalami rem blong dan jatuh kejurang sehingga membuat tuan Pillow beserta supirnya, tewas ditempat
Karena ramainya berita itu membuat jalanan menjadi macet parah
Raiga baru terbangun dari tidurnya, tumben sekali pagi ini paman terlambat membangunkan nya
Dia melihat ke arah jam, paman Kaelus sama sekali belum datang
Raiga berinisiatif untuk bersiap terlebih dahulu sebelum paman datang
Raiga menyiapkan seluruh buku yang harus dia bawa, biasanya paman yang sudah mengerjakannya
Dia masih menunggu paman untuk masuk, tapi paman tidak kunjung datang
*Tokk.tokkk.... (ada ketukan dari pintu)
Raiga tersenyum , itu pasti paman Kaelus pikirnya
Dia berlari untuk membuka pintu....
Senyum Raiga perlahan menghilang, yang dia lihat bukanlah paman melainkan paman Ginote
" Nona , selamat pagi". Sapa paman Ginote
Raiga mengangguk heran , " kenapa paman disini?".
" Saya yang akan mengantar anda kesekolah".
" Kemana paman Kaelus,apa dia sedang pergi lagi?". Tanya Raiga
Paman Ginote hanya diam, dia memalingkan matanya kesamping
" Nona kita harus cepat ,anda bisa terlambat..!". Ucap paman sambil melihat jam ditangannya
Raigapun mengikuti paman Ginote, meski masih penasaran kemana paman Kaelus tapi untuk sekarang dia harus segera pergi ke sekolah dulu
Paman Ginote mengantarkannya depan gerbang, Raiga turun dan berpamitan
Didalam kelas Raiga hanya diam saja, bahkan saat teman-teman nya menawarkan bekal seperti biasa untuk dia tulis
Raiga menolak nya....
Teman-teman nya menjadi begitu kawathir, begitu juga guru
Namun mereka tidak mau mengganggu waktu Raiga
Bel pulang berbunyi, Raiga yakin pasti paman Kaelus sudah menjemput dan menunggu nya didepan gerbang seperti biasa
Tapi lagi-lagi Raiga merasa kecewa, yang dia lihat adalah paman Ginote
" Paman, sebenarnya kemana paman Kaelus??". Tanya Raiga
" Nona, kita harus cepat pulang". Paman Ginote sama sekali tidak menjawab
Raiga hanya diam, dan mengikuti paman Ginote
Sampai dirumah, paman Ginote hanya menurunkan Raiga dan pergi lagi dari sana
Raiga yang melihat mobil paman Ginote sudah pergi, dia pun masuk kedalam rumah
Tapi Raiga merasa ada yang janggal, dia pun mencari salah satu penjaga karena mereka pasti mengetahui dimana paman Kaelus
Saat Raiga mencari kebagian belakang rumah, dia mendengar 4 orang penjaga sedang berbincang
Mereka seperti nya sedang gantian istirahat dengan yang lain
Raiga bersembunyi dibelakang tembok agar bisa mendengar percakapan mereka
" Tuan Pillow tewas dan Kaelus pergi begitu saja". Ucap salah satu
" Benar, bukankah sebelum nya dari yang aku dengar mereka sempat berselisih karena nona Raiga". Jawab yang lain
Raiga terkejut, namanya dibawa-bawa disana
" Entah apa yang ada dikepala si Kaelus itu, dia merelakan nyawa nya untuk anak yang bahkan di abaikan oleh keluarga nya".
" Padahal dia seorang wakil pemimpin di organisasi, kita semua menghormati nya".
Mereka terus berbincang tidak ada henti
" Benar, sekarang dia jadi buronan orang-orang organisasi dan lagi tuan Handreas menurunkan perintah untuk membunuhnya dan seluruh keluarga nya".
Jantung Raiga terasa berdegup kencang seketika....!?
" Keluarga paman..?". Ucapnya dalam hati
" Coba saja dia tidak membela anak itu, mungkin dia bisa hidup tenang bersama keluarga nya".
" Apa yang kubilang, jangan dekati anak itu ,kalau tidak mau nanti kita kena sial seperti Kaelus".
Mereka semua saling mengangguk
Raiga menutup mulutnya, dia tidak percaya semua hal itu karenanya
Dia terlalu egois selama ini, Raiga merasa sangat bersalah kepada paman
" Jadi berarti sekarang, Kaelus dan keluarga nya sedang dikejar oleh orang-orang organisasi?".
" Benar, dan jika ketemu maka mereka semua harus dibunuh".
Raiga tidak sanggup mendengar nya, dia pergi dari tempat itu dan berlari keluar
Karena tubuhnya yang masih kecil , penjaga tidak melihat dia keluar
Raiga berlari tidak tahu arah, tiba-tiba saja kakinya menuju ke sekolahannya
Dia melihat begitu ramai disana, banyak mobil pemadam kebakaran dan suara ambulans yang berteriakan
Raiga lari menghampiri nya, dia terkejut sampai tidak bisa berkata apapun
Didepan nya, sekolah yang selama ini dia datangin ,sedang terbakar oleh api
Banyak orang-orang yang berdatangan untuk melihat juga
Raiga hanya bisa melihat api melahap sekolahan nya itu
" Masih banyak anak-anak didalam, dan para guru tidak bisa keluar karena pintu keluar dan oitnu evakuasi nya rusak". Teriak salah satu orang disana
Para pemadam kebakaran dengan pakaian lengkap mencoba menerobos masuk dan membuat jalan keluar
Tapi apa semakin membesar sehingga membuat mereka harus mundur lagi
Raiga terus menatap kedepan, baginya saat ini keramaian disekitar nya seperti tidak ada sama sekali
" Apa ini gara-gara aku juga??". Tanyanya dalam hati
" Paman, sekolah, guru dan teman-teman, mereka semua....pasti karena aku...!". Raiga terjatuh ke tanah
Dia menatap tanah itu, dan air mata nya pun terjatuh deras
" Semua karena aku, semuanyaaaa".
" Nona sedang apa disini".
Raiga terdiam, itu suara orang yang dia kenal
Dia perlahan mengangkat wajahnya keatas
" Paman Ginote..?". Ucap nya pelan
" Bukankah Anda sudah saya antar kerumah, kenapa anda bisa kesini".
Didalam pikiran Raiga hanya bertanya-tanya, kenapa paman Ginote bisa ada disini juga???
" Nona, nona". Paman Ginote terus memanggil-manggilnya
Karena Raiga tidak menjawab paman Ginote langsung menggendong nya dan menaruh di mobil
" Mari kita pulang nona..!".
Raiga masih terdiam , bahkan diperjalanan pun dia hanya melihat ke jalan saja
Dia bergelut dengan pikiran nya sendiri
Seingat nya sekolah seharusnya sudah selesai dan saat dia mendengar bel pulang Raiga langsung bergerak pulang
Dia terus mengingat nya, namun ada yang janggal, saat pulang tadi dia hanya menunduk saja, jika dia ingat lagi teman-teman bahkan tidak bersiap pulang
Maka itu saat ini mereka masih berada disekolah dan para guru juga
" Jadi aku pulang tanpa sadar, dan sebenarnya memang belum waktunya pulang". ucapnya dalam hati
Raiga melihat ke paman Ginote yang sedang menyetir, " Tapi kenapa paman Ginote sudah berada di gerbang padahal belum waktunya pulang ".
Kepala Raiga terasa sangat pusing sekali
Sesampainya di rumah ,paman Ginote langsung mengantar nya ke kamar dan memastikan Raiga sudah masuk ke kamar nya
" Kalau begitu saya permisi nona".
Raiga mengangguk dan terus menatap paman Ginote sampai dia keluar dari kamar
(mohon dukungannya lah woiii biar semangat nih, sangkyuuu 🙏✌️)