Berhentilah, Untuk Kali Ini Biarkan Aku Sendiri

Berhentilah, Untuk Kali Ini Biarkan Aku Sendiri

Prolog

" Bin*t*ng pembunuh seperti kau, ingin hidup dengan normal..!!?".

" Aku tidak akan membiarkannya...!!!".

Ucap Handreas dengan sangat kejam kepada Raiga yang saat ini duduk didepan layar besar, kaki dan tangannya terikat di kursi itu

Dia hanya bisa menunduk, seluruh tubuhnya terasa sakit sekali, darah bercucuran dari kepalanya...

Bahkan tangan dan bajunya sudah penuh dengan darah......

Mendengar apa yang dikatakan Handreas barusan, membuat Raiga semakin benci dengannya

Bagaimana bisa, mereka yang punya hubungan darah malah menjadi perang darah...

Raiga berusaha untuk menetralkan dirinya, dia mengedipkan matanya dengan cepat untuk memfokuskan pengelihatan nya yang kabur akibat darah

Dibelakangnya ada dua orang suruhan Handreas sedang tertawa melihat kondisi Raiga yang sudah seperti itu

Raiga hanya menunduk sambil mengingat lagi , apa yang sudah terjadi selama ini

Sebenarnya kenapa dia harus merasakan semua ini, bahkan dia tidak diijinkan untuk mati......!!!!

" Siksa dia...!!".

Ucapan Handreas membuat tubuh Raiga bergetar, bukan karena takut melainkan dia ingin sekali mencabik orang yang berada dilayar itu

" Baik bos". Ucap dua orang itu dengan senangnya

Mereka mematikan layar dengan Handreas dan menyambungkan kesebuah ruangan

Mereka dengan paksa mengangkat wajah Raiga untuk melihat ke depan layar

Raiga berusaha menolak dan menarik wajahnya dari tangan orang-orang itu

Tapi dengan tubuhnya yang sekarang,dia tidak bisa melakukannya

Dengan terpaksa dia melihat ke arah layar dan betapa terkejutnya dia

Hal itu membuat matanya melotot seakan tidak percaya apa yang sedang di lihat

Didalam ruangan sana, orang-orang yang dia kenal, mereka sedang disandera dan dipukuli

Ditambah orang yang dia sayangi juga ada disana dalam keadaan tergeletak dan bersimpah darah

Kedua orang itu malah tertawa melihat reaksi Raiga

" Apa yang terjadi disana..?". Tanya Raiga

" Mereka semua akan dibunuh, itu semua karena kau...!". ucap mereka dengan lantang

Entah mengapa sesuatu bergejolak memanas didalam tubuh Raiga

Semakin mendengar tawa mereka berdua, Raiga tidak bisa menahan rasanya

" Hei kalian..!". Ucapnya, nada Raiga begitu serius

Mereka berdua langsung terdiam....!!?

Suasana disekitar ruangan menjadi terasa dingin, tatapan mata Raiga yang begitu tajam sedikit membuat mereka mundur sedikit

Namun, karena melihat Raiga sudah terikat ,mereka merasa itu pasti aman

" Kalian dua orang bodoh, lebih seperti anj*ng penurutnya Handreas".

Raiga mengucapkan itu sambil menyeringai ke arah mereka

Satu orang disana terbawa emosi, dia langsung memukul Raiga dengan sangat kencang

Membuat kursi itu patah dan terjatuh bersamaan dengan Raiga yang duduk terikat

" Apa kau bilang, anj*ing , bahkan kami lebih diakui dari pada kau".

Teriak orang itu dengan sangat marah dan sombongnya

" Bukankah lebih baik kita bunuh saja dia...!!" Ucapnya lagi kepada satu orang lagi

" Tenang lah....!!, bos sudah bilang siksa dia, jadi kita bisa melakukan apapun kepadanya, asal tidak membunuh nya". Ucap satunya lagi

Orang yang emosi tadi , tertawa kesenangan sambil menendang terus-terusan bangku dan tubuh Raiga yang berada dibawah

Meski sakit, Raiga harus menahannya

Karena kesempatan nya, jika bagian bangku yang diikatkan dengan tangan dan kakinya sedikit patah, dia bisa melepaskan ikatannya

"Krakkk....". Raiga mendengar sebuah suara harapan nya

Dia melihat kedua orang itu, seperti nya tidak mendengar hal itu

Saat orang itu mengangkat kaki nya dengan tinggi, kemungkinan ini adalah serangan terakhir dia ingin melumpuhkan Raiga dengan satu hentakan

Namun sayangnya Raiga yang sudah terlepas bisa sempat menahan kaki orang itu

Mereka berdua terkejut dan mundur langsung kebelakang

Raiga berdiri dan mengambil pecahan bangku itu, dia melemparkannya ke arah mereka berdua

Sambil menghindar mereka berteriak

" Diam disana...!!". Teriak mereka

Raiga memiringkan kepalanya dan tersenyum aneh, "haaahh..!!!".

Raiga keluar dari ruangan itu, dia mencari tempat dimana orang-orang yang dia liat tadi disekap

Di kedua tangannya ada 2 orang itu dengan keadaan tidak sadarkan diri, Raiga menyeret mereka dengan menarik rambut mereka berdua

Hati Raiga tidak menentu, dia belum menemukan ruangan itu

Dia terus berjalan mengecek seluruh ruang, para penjaga yang melihat nya sambil menyeret dua orang ditangannya, langsung ketakutan dan mundur tidak berani untuk melawan

" Dimana mereka". Tanya Raiga ke penjaga yang terduduk karena ketakutan

" Di ruangan lorong nomor 3, pintu yang paling tinggi". Ucapnya sambil menangis ketakutan

Tanpa berbicara lagi, Raiga meninggalkan orang itu, namun tiba-tiba dia berbalik dan menembak orang itu dengan 4 kali tembakan yang membuat orang itu langsung tewas

Raiga berjalan ke arah ruangan yang diberitahu tadi

Disetiap orang yang dia temui saat jalan, Raiga langsung menembak orang tersebut

Dia sampai didepan pintu yang tinggi tersebut

Raiga menendang pintu itu dengan sangat keras

Semua orang didalam terkejut dan melihat kearahnya

Mereka seperti melihat orang yang kehilangan arah, tatapan Raiga hanya kedepan, ditangannya 2 orang yang sudah sekarat diseret masuk kedalam ruangan itu

Raiga melempar kedua orang itu, dia melihat satu-persatu orang-orang didalam sana yang dia kenal

Mata Raiga mencari sesuatu

Dia mencari seseorang yang dia sayangi, saat melihat orang itu, dia menghampirinya perlahan

Dia melihat ada luka tusukan dan tembakan ditubuh orang yang dia cintai

Dengan pelan Raiga menyentuh setiap luka ditubuh orang itu dengan gemetar

Raiga mengguncang tubuhnya agar bergerak, orang tersebut perlahan membuka matanya

Dia memegangi pipi Raiga dengan pelan, dia mengusap darah diwajah Raiga dan tersenyum

" Bertahanlah....aku tidak mengijinkan mu mati". Ucap Raiga, suara benar-benar ketakutan

Namun, tangan diwajahnya perlahan jatuh kebawah, matanya tertutup perlahan

Raiga mencoba menyadarkan nya lagi, tapi orang itu sudah menutup matanya

" Akhh....arghhh..!??!".

"hahharghhh".

Teriakan Raiga sangat menakutkan, seluruh orang diruangan itu bisa merasakan betapa menyedihkannya teriakan itu

Tangisannya begitu putus asa, dia berteriak tidak tentu arah

Tiba-tiba Raiga terdiam, dia melihat kedua orang yang dia bawa

Tampak salah satu dari mereka berusaha bergerak, Raiga dengan cepat menangkap dan memukuli habis-habisan orang itu

Dia terus memukul dan menusuk orang itu berkali-kali, terasa seperti dendam yang sudah lama dia sembunyikan bisa dia lampiaskan

Semua orang menjadi takut, tubuh mereka bergetar dan merinding, mereka tidak pernah melihat orang melakukan hal seperti itu

" Raiga ,cukup dia sudah tidak bernyawa". Teriak salah satu mereka

Namun Raiga yang sudah berada diluar kesadaran nya, tidak mendengarkan mereka yang berteriak mencoba menghentikan nya

Dia terus saja menikam orang didepan nya itu

" Raiga , tolong berhenti, wajahnya sudah hancur". Ucapan pasrah terus terlontar kan bergantian

Raiga menatap lagi, orang yang satu nya, sekarang dia mengganti ke orang tersebut

Sama seperti orang sebelum nya, Raiga terus menikam dan membunuh orang yang sudah tidak bernyawa dihadapan nya itu

Sampai akhirnya, seseorang dari belakang datang ,dan menguncinya dari belakang

Orang tersebut mengalungkan tangannya ke leher Raiga agar dia berhenti

Tapi Raiga malah menusukkan pisau ditangannya, ke tangan orang tersebut

Meski harus merasakan sakit, tapi orang tersebut,tetap menaruh tangan nya disana, semakin erat

Sampai akhirnya Raiga merasa lemas, dia tertunduk

Barulah orang tersebut melepaskan nya

Raiga perlahan mengangkat kepalanya , melihat ke atas ruangan itu

Dia melirik ke arah orang-orang yang dia kenal, semua kenangan bersama orang-orang itu terlintas dikepala nya

Raiga tersenyum, tapi matanya mengeluarkan air mata

Dengan susah payah, dia mengatakan satu ucapan

" Berhentilah, untuk kali ini biarkan aku sendiri". Lalu dia tersenyum sambil menutup matanya yang menangis.

Terpopuler

Comments

∆ri/ᐠ。_。ᐟ\

∆ri/ᐠ。_。ᐟ\

Terserap dalam cerita

2024-04-04

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Awal Mula Menelan Makanan
3 Awal Mula Menelan Makanan #2
4 Awal Mula Menelan Makanan #3
5 Awal Mula Menelan Makanan #4
6 Awal Mula Menelan Makanan #5
7 Awal Mula Menelan Makanan #6
8 Awal Mula Menelan Makanan #7
9 Awal Mula Menelan Makanan #8
10 Awal Mula Menelan Makanan #9
11 Awal Mula Menelan Makanan #10
12 Tarian Raiga Kecil #1
13 Tarian Raiga Kecil #2
14 Tarian Raiga Kecil #3
15 Tarian Raiga Kecil #4
16 Kepergian Paman Kaelus #1
17 Kepergian Paman Kaelus #2
18 Kepergian Paman Kaelus #3
19 Mengukir cerita #1
20 Mengukir cerita #2
21 Menarik sang penyanyi #1
22 Menarik sang penyanyi #2
23 Menarik sang penyanyi #3
24 Luka yang digantikan
25 Pertemuan Janggal
26 kesempatan yang ada
27 Terlalu kecil untuk merasakan rasa sakit
28 Tidak seperti yang terlihat
29 Masing-masing ada peran
30 Menuju hari esok
31 Hari pertama
32 Agar tidak mencolok
33 saling memahami perasaan
34 target itu hilang
35 jangan merendahkan orang lain
36 mencari alasan
37 sangat mencurigakan
38 komplotan yang menyedihkan
39 jangan bersembunyi terus
40 Hari hari yang lelah
41 masih hari yang lelah
42 perlombaan pasrah
43 perlombaan pasrah yang memuaskan
44 bukankah berbeda?
45 jangan lakukan hal itu
46 acara perjamuan dimulai
47 akhir acara perjamuan
48 mencoba menahan sakitnya
49 senyum hangat seperti bunga Lily
50 berjalan dengan baik
51 meminta ijin ke Bibi
52 Sama-sama memiliki tugas
53 terheran-heran dengan Akio
54 tugas membunuh aktor
55 untung aja
56 chapter 56
57 chapter 57
58 chapter 58
59 pertama kali yang kesekian kalinya
60 chapter 60
61 apa aku bisa merasakan kehangatan keluarga?
62 chapter 62 (update lagi ya)
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Prolog
2
Awal Mula Menelan Makanan
3
Awal Mula Menelan Makanan #2
4
Awal Mula Menelan Makanan #3
5
Awal Mula Menelan Makanan #4
6
Awal Mula Menelan Makanan #5
7
Awal Mula Menelan Makanan #6
8
Awal Mula Menelan Makanan #7
9
Awal Mula Menelan Makanan #8
10
Awal Mula Menelan Makanan #9
11
Awal Mula Menelan Makanan #10
12
Tarian Raiga Kecil #1
13
Tarian Raiga Kecil #2
14
Tarian Raiga Kecil #3
15
Tarian Raiga Kecil #4
16
Kepergian Paman Kaelus #1
17
Kepergian Paman Kaelus #2
18
Kepergian Paman Kaelus #3
19
Mengukir cerita #1
20
Mengukir cerita #2
21
Menarik sang penyanyi #1
22
Menarik sang penyanyi #2
23
Menarik sang penyanyi #3
24
Luka yang digantikan
25
Pertemuan Janggal
26
kesempatan yang ada
27
Terlalu kecil untuk merasakan rasa sakit
28
Tidak seperti yang terlihat
29
Masing-masing ada peran
30
Menuju hari esok
31
Hari pertama
32
Agar tidak mencolok
33
saling memahami perasaan
34
target itu hilang
35
jangan merendahkan orang lain
36
mencari alasan
37
sangat mencurigakan
38
komplotan yang menyedihkan
39
jangan bersembunyi terus
40
Hari hari yang lelah
41
masih hari yang lelah
42
perlombaan pasrah
43
perlombaan pasrah yang memuaskan
44
bukankah berbeda?
45
jangan lakukan hal itu
46
acara perjamuan dimulai
47
akhir acara perjamuan
48
mencoba menahan sakitnya
49
senyum hangat seperti bunga Lily
50
berjalan dengan baik
51
meminta ijin ke Bibi
52
Sama-sama memiliki tugas
53
terheran-heran dengan Akio
54
tugas membunuh aktor
55
untung aja
56
chapter 56
57
chapter 57
58
chapter 58
59
pertama kali yang kesekian kalinya
60
chapter 60
61
apa aku bisa merasakan kehangatan keluarga?
62
chapter 62 (update lagi ya)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!