NovelToon NovelToon
Suratan Hati Ismalia

Suratan Hati Ismalia

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Beda Usia / Romansa
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: Idha_Whaty18

Mengisahkan seorang gadis Mengisahkan seorang gadis cantik bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian memilih dijodohkan oleh sahabat karibnya yang bernama Erika Dwi Bramantio untuk menjadi ibu sambungnya. Berbagai cara yang dilakukan Erika untuk mendekatkan sahabatnya dengan sang ayah yaitu Mandala Putra Bramantio.

Akankah Erika berhasil mendekatkan sahabatnya dengan papanya yang memiliki sifat yang super dingin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idha_Whaty18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16

Happy Reading🤗

...🌹🌹🌹...

Di kediaman keluarga Mandala, mobil Erika memasuki halaman rumah. Sang sopir membukakan pintu. Erika keluar berjalan sambil menenteng kantong plastik berisikan lauk. Di dalam Erika masuk tak lupa mengucapkan salam di sambut Bik Inah. Erika memberikan kantong plastik tersebut ke Bik Inah untuk panaskan makan malam nanti.

"Ini apa, non." tanya Bik Inah.

"Ini lauk dikasih Ibu dan Ayah Ismalia. Tolongkan dipanasin ya bik buat makan malam nanti."

"Iya, non."

"Oh ya bik. Bik Inah gak usah masak ya kayaknya lauknya cukup banyak."

"Baik, non." sahut Bik Inah ketika beranjak dari hadapan Erika menuju dapur.

Bik Inah tiba-tiba terhenti karena Erika berbalik badan kembali bertanya di saat Erika hendak berjalan menuju tangga.

"Satu lagi bik. Ayah ada kasih tau gak kalau nanti pulangnya jam berapa?"

"Gak ada tuh, non. Emang kenapa, non?"

"Gak papa. Ya udah aku naik ke atas dulu ya, bik?"

"Ya, non." sahut Bik Inah mengangguk hormat lalu menuju dapur.

Erika membuka handle pintu menutupnya mendekati ranjang lalu menjatuhkan diri posisi telentang menatap langit-langit.

Mengambil ponsel melihat jam sudah memasuki hampir mau magrib. Ia bergegas masuk ke kamar mandi dan sekalian mengambil air wudhu.

Selesai Erika memakai mukena dan menghamparkan sajadah memulai sholat karena sudah selesai azan magrib. Terdengar suara pintu diketuk dari luar ketika Erika sudah selesai sholat melipat sajadah dan mukena.

Tok tok tok

Erika membuka pintu Bik Inah sudah berdiri memperingatkan sudah waktunya makan malam.

"Maaf non mengganggu. Bibik cuma mau bilang makan malam sudah siap dan tuan Mandala sudah menunggu di bawah." Ucap Bik Inah dengan wajah tertunduk.

Tampak kaget karena setahu Erika ayahnya sering pulang larut malam.

"Apa? Ayah sudah pulang, Bik. Kapan?" tanya Erika yang masih tidak percaya.

"Ya, non. Tuan sudah pulang 5 menit sebelum magrib tadi non."

"Baiklah. Bibik duluan aja. Nanti aku menyusul ke bawah."

Tak lama Bik Inah turun ke bawah disusul oleh Erika dari belakang. Terlihat Mandala sudah duduk sambil memainkan ponsel nya yang tampak serius.

"Malam ayah." ujar Erika berjalan mendekati Mandala mencium pipi sang ayah.

"Malam, sayangnya ayah." sahut Mandala menoleh ke sang putih kemudian mata netranya kembali melihat ke ponsel.

Erika lalu menarik kursi mendudukkan diri. Sang pembantu menyajikan makanan ke piring Mandala bergantian ke piring Erika.

"Ayah kapan pulangnya? Tumben biasanya sering pulang larut." ucap Erika sambil menyuap nasi ke mulut.

"Tadi sebelum magrib. Pulang cepat karna kerjaan ayah sudah selesai di kantor."

Ketika Mandala menyuap makanan ke mulutnya.

"Hmmm... enak. Gak kayak masakan biasanya. Go Food ya, Bik?" ujar Mandala begitu lahap.

"Maaf tuan hari ini saya gak masak karna dilarang non Erika. Soalnya non Erika membawa lauk cukup banyak tuan dari luar." jelas Bik Inah sambil memperhatikan.

"Dari luar? Emangnya kamu kemana? bukannya kamu tadi siang pamit ke rumah teman kamu Ismalia." menoleh ke Erika.

"Ya betul yah ke rumah Ismalia. Tapi Erika gak kemana-kemana lagi kok dan makanan ini, Erika bawa dari rumah Ismalia. Ibu dan ayah Ismalia ngasih buat makan malam katanya." jelas Erika.

Mandala hanya ber 'oh' saja. Mereka begitu lahap karena makanannya sederhana tapi memang sangat enak dari semur ayam, sayur cah kangkung, asam pedas ikan patin, dan sambal rica-rica. Bik Inah sudah beranjak ke dapur.

Setelah menyelesaikan makan malamnya. Mandala dan Erika bersantai di ruang tengah sambil menonton televisi. Sedangkan Bik Inah sudah membereskan bekas makan di meja membasuhnya di wastafel. Bik Inah kemudian membuatkan 2 cangkir teh untuk disuguhkan ke Mandala dan Erika di ruang tengah.

Mereka tampak serius nonton hingga tidak satu pun yang berbicara. Mandala dan Erika duduk di sofa dengan Erika bersandar di bahu sang ayah.

"Sayang. Ayah mau nanya?" Tanya Mandala.

Erika mendongak menatap wajah sang ayah sekilas lalu menatap televisi.

"Tanya apa, yah."

"Nanti selesai ujian kelulusan kamu maunya lanjut kuliah dimana?"

Erika mengangkat kepalanya dari bahu Mandala tampak berfikir dengan jari telunjuk di dagu.

"Erika masih belum mikirin soal itu, yah. Tapi... terserah deh mau kemana?" kembali bersandar ke bahu sang ayah.

"Kalau ke Singapura gimana?" saran Mandala.

Mengangkat kepala nya lagi "Kok jauh amat, yah? Yang deket-deket aja kan bisa." ucap Erika sedikit manyun.

"Loh katanya tadi terserah saran ayah sih ke Singapura aja. Di sana pendidikannya berkualitas dan lingkungannya agak terjaga. Nanti kamu tinggal di apartemen ayah disana. Jadi ayah tiap-tiap bulan ngejenguk kamu." jelas Mandala panjang.

"Gak ah. Kalau mengenai kualitas pendidikan, disini juga banyak kalau tentang lingkungannya itu tergantung bagaimana kita bergaul. Kalau kita bergaul dengan lingkungan yang salah ya pasti salah begitu juga sebaliknya. Selagi disini masih ada banyak pilihan kenapa harus keluar." jelas Erika juga panjang kali lebar kali tinggi sama dengan luas.

"Erika maunya disini aja gak mau ke luar negeri ribet." tambah Erika.

"Ya sudah. Terserah kamu saja. Kalau sudah nemu kasih tau sama ayah. Biar ayah daftarin."

"Ya, yah. Nanti Erika kasih tau kok. Kan masih lama juga masih 2 bulan lebih."

"2 bulan lebih itu sebentar, sayang. Gimana sih? Kamu harus giat belajarnya mulai sekarang kurangin keluar jalan-jalan dan nongkrong yang gak penting." peringatan Mandala.

"Iya."

Erika menghela nafas dengan wajah ditekuk manyun kembali menonton televisi.

...🌹🌹🌹...

Di kediaman Ismalia, mereka juga tengah santai di ruang tengah nonton televisi setelah menyelesaikan makan malamnya. Ayah dan Ibu Mastiara duduk di sofa mata menatap televisi. Si kembar duduk dilantai sambil bermain dan Ismalia sedang membaca novel duduk bersama sang si kembar.

"Aisyah dan Alisa. Sudah mainnya tidur sana besok sekolah." Ucap sang ayah.

"Bentar lagi yah. Kami belum ngantuk." ujar Aisyah.

"Ais, Alisa. Masuk tidur sayang. Besok bangun pagi ke sekolah nanti telat lo kayak tadi." ujar Ibu Mastiara.

"Baiklah, buk." jawab serentak langsung masuk kamar.

Kini tinggallah Ibu, Ayah dan Ismalia di ruang tengah.

"Is. Ayah mau nanya?"

Ismalia menoleh menatap sang ayah yang memanggilnya dengan sedikit menyerngitkan kening.

"Ya, yah. Ayah mau nanya apa?"

"Sehabis ujian kelulusan kamu mau lanjut atau tidak?" tanya sang ayah.

Ismalia hanya bengong mencerna pertanyaan sang ayah. Ia merasa bingung sebab ia pengen kuliah tapi sisi lain ekonominya tidak memungkinkan.

"Is. Kok bengong. Dengar gak sih kata ayah?" tanya sang Ibu Mastiara mengejutkan Ismalia yang bengong.

Menetralkan pikirannya, "Ismalia masih belum tau yah, buk. Ismalia masih bingung." ujar Ismalia mengalihkan pandangan ke buku novel.

"Kamu bingung kenapa? bukannya dulu kamu pengen kuliah ya?" tanya sang Ibu Mastiara.

"Ya sih buk. Tapi Ismalia gak bisa maksain kalau perekonomian kita gak memungkinkan. Mungkin lebih baik Is cuti setahun mau cari kerja dulu buat biaya kuliah." jawab Ismalia.

"Tapi kan kamu bisa ngambil beasiswa jadi kuliah sambil kerja. Sayang loh Is kalau kamu cuti setahun." ujar sang Ibu Mastiara.

"Bener kata ibu mu. Setiap kampus pasti ada beasiswanya apa lagi kamu anak yang berprestasi. Kalau kamu mau nanti ayah tanya ke kawan ayah cari kampus yang ada beasiswanya." timpal sang ayah.

Tampak berfikir.

"Nanti Is pikirin dulu yah, bu." kembali membaca novel.

Sang ayah dan ibu hanya menghela nafas dan saling menatap.

...🌹🌹🌹...

Setelah cukup lama nonton tv, ibu dan ayah Ismalia sudah mulai menguap masuk ke kamar. Sedangkan Ismalia sudah terlebih dahulu masuk ke kamar karena capek berlama-lama membaca buku dengan posisi duduk.

Ismalia di kamar belum tidur. Ia masih memikirkan perkataan kedua orangtuanya yang menyarankan kuliah tahun ini. Ismalia bukannya tidak ingin melainkan sedikit tidak tega saja melihat kondisi ekonomi mereka.

Tapi disisi lain perkataan kedua orangtua ada benarnya juga. Sekarang kuliah sudah zamannya ada beasiswa untuk jalur tidak mampu dan prestasi. Diantara keduanya Ismalia tergolong berprestasi. Tidak salahnya Ismalia menuruti saran sang ayah dan ibu toh bisa kuliah sambil kerja fikirnya.

Paginya saat berada di meja makan bersama yang lain. Sedikit ragu Ismalia memberikan keputusan atas perkataan dan saran sang ayah dan ibu.

"Ayah, ibu. Ismalia mau bilang. Emmm....Ismalia mau terima saran kalian. Ismalia akan kuliah tahun ini dengan jalur beasiswa. Tapi....sambil kerja gak papa kan soalnya Is gak mau nyusahin Ibu dan ayah." Ucap Ismalia sambil mengadu makanannya.

Sang ayah dan ibu yang sedang menyuap nasi terhenti mendengar ucapan Ismalia. Mereka jadi senang dan bersyukur.

"Alhamdulillah." jawab serentak sang ayah dan ibu.

"Nanti ayah tanyain ke kawan ayah untuk cari kampus yang ada beasiswanya." ujar sang ayah.

Ismalia menatap sekilas raut wajah kedua orangtuanya tampak senang mendengar keputusan Ismalia. Sedangkan sang adik si kembar yang tengah lahap menyantap sarapan pagi tidak bergeming sedikit lagi pula mereka tidak faham apa yang mereka bicarakan fikirnya.

Setelah selesai sarapan pagi mereka semua berangkat ke tujuan masing-masing. Sang ayah dan sang ibu sebelum ke rumah makan mengantar sang adik si kembar ke sekolah. Sedangkan Ismalia langsung berangkat ke sekolahnya.

Ismalia hari ini tidak bisa mengantar sang adik karena di jam awal di sekolah ada kegiatan ulangan harian. Ismalia harus lebih awal sampai di sana untuk ke perpustakaan membaca buku sebentar sebagai tambahan.

...Bersambung........

Jangan lupa like, vote, komen, follow, dan subscribe ya🤗

1
Ella Ella
seperti membaca buku cerita Thor ,blm Nemu percakapannya yg bkin greget
Rini Maryani
lanjut thooor
Rini Maryani
lanjut naziir semangat thooor
Mukmini Salasiyanti
panjang juga ya thor pendahuluannya...
😁😄💪
Mukmini Salasiyanti
percakapannya banyakin, thor.. m
0v¥
yang di tunggu tak kunjung up2
Supiah Susilawati
Luar biasa
0v¥
lanjut thor mau lihat mandala manja 2 sama is, semangat thor
0v¥
thor up lagi dong, ceritanya balik awal nih, pada hal sdh senang cerita diawal tinggal menunggu detik detik kebucinan semangat thor
IW: Memang cerita balik awal karena mau ganti judul. Judul awal gak bisa diubah sama sekali. Jadi nanti akan penyalinan semua, otomatis judul awal akan dihapus akak 😊 In Syaa Allah setelah penyalinan akan sering up. Sekarang lagi fokus ke novel saya yang lain 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!