NovelToon NovelToon
Oh, My Teacher

Oh, My Teacher

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Dosen / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:29.3k
Nilai: 5
Nama Author: @Alyazahras

Tristan dan Amira yang berstatus sebagai Guru dan Murid ibarat simbiosis mutualisme, saling menguntungkan. Tristan butuh kenikmatan, Amira butuh uang.
Skandal panas keduanya telah berlangsung lama.
Di Sekolah dia menjadi muridnya, malam harinya menjadi teman dikala nafsu sedang meninggi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Alyazahras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nomor Haram Lagi

Saat jam istirahat, di mana Amira tengah makan siang dengan teman-temannya di kantin, dia mendapatkan sebuah pesan baru. Setelah diperiksa, ternyata pesan itu dari nomor haram sebelumnya.

'Kenapa menghindariku terus? Tidak rindu, kah?'

Itulah isi pesannya.

Selama 2 tahun ini Amira selalu diganggu oleh nomor yang sama, nomor mantan kekasihnya-Reyhan. Amira sudah bergunta-ganti nomor sampai puluhan kali, tapi entah dari mana Reyhan selalu bisa mendapatkan nomornya.

'Ra, aku ada kabar baik. Angkat telepon!'

Isi pesan kedua yang muncul.

Tidak lama, ponsel Amira berdering. Reyhan benar-benar menghubunginya. Amira sedikit terkejut ketika melihat Tristan dan Damar yang sedang mengobrol memperhatikannya dari lantai dua gedung Sekolah, tepatnya di depan ruang komputer sambil menyesap secangkir kopi.

Tatapan Tristan saat memandangnya terlihat dingin dan misterius. Dia menyimpan banyak tanya dari sorot matanya.

Amira buru-buru menyetel mode silent untuk ponselnya dan memasukan ponsel itu ke dalam saku seragam. Dia berpura-pura berbaur dengan Uci dan Sofi sambil diam-diam melirik Tristan.

Di saat itu, Tristan mengeluarkan ponselnya dan menempelkan ponsel tersebut ke telinga, seolah sedang menghubungi seseorang.

Amira berkeringat dingin sambil meremas lutut. Jangan bilang kalau Tristan sedang menghubunginya di saat Reyhan menghubunginya juga.

Entah benar atau tidak, tapi mata Tristan langsung menyipit dan aura disekujur tubuhnya terlihat hitam berkabut.

"Ra?"

"Amira?"

"Woi, Amira!" panggil Uci sambil menepuk bahunya dan seketika membuat Amira tersentak kaget bukan kepalang.

"Kenapa, sih? Aneh banget dari tadi. Jangan-jangan kesurupan kamu?" duga Sofi cemas dengan mulut penuh bakso.

"Ih, amit-amit. Lagi cuci mata ini, liatin pemandangan indah di lantai dua," bisik Amira sambil menggerakkan alisnya, memberi kode.

Uci dan Sofi pun mengikuti arah mata Amira tertuju, mereka menangkap sosok Tristan yang berwibawa dengan wajah datar tanpa ekspresi di atas sana. Ekspresi diam dan tatapan sinisnya saja dapat menggetarkan hati sampai membuat histeris.

"Kyaaa ... Pak Tristan! Kenapa gak bilang dari tadi sih, Ra? Pantes aja kamu ngelamun. Pak Tristan gantengnya gak ada obat sumpah," kata Uci dan Sofi. Mereka mengeluarkan ponsel masing-masing dan saling berlomba memotret Tristan dari sebelah sudut.

Tristan yang merasa risih, memutuskan masuk ke ruang komputer meninggalkan Damar yang sedang tebar pesona pada murid-murid yang meneriaki Tristan.

Amira buru-buru memeriksa ponselnya dan pada saat dia hendak memblokir nomor Reyhan, pesan baru darinya muncul yang mengatakan,

'Aku sudah kembali dan sangat rindu padamu. Sampai bertemu, Amira."

Deg!

....

Di ruang komputer.

Damar masuk ke dalam menghampiri Tristan yang tengah duduk santai di salah satu bangku. Dia meletakan cangkir kopinya di atas meja, di samping cangkir kopi Tristan.

Terdapat banyak sekali komputer dan kabel-kabel yang membentang di lantai. Suasana ruang komputer cukup tenang dan damai karena hanya ada mereka saja di sana.

"Ada apa, Tan? Aku lihat kamu menghubungi Amira tadi dan langsung mematikannya?" tanya Damar. Dia menarik bangku dan duduk berhadapan dengan Tristan.

Tristan terdiam. Dia menyandarkan bahunya dan menengadahkan wajah, menatap hampa langit-langit.

"Damar, apa Amirah menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Tristan dengan suara lirih, nyaris tak terdengar.

"Amira menyembunyikan sesuatu? Mungkinkah? Kenapa kamu berpikir begitu?" Damar balik bertanya.

Tristan mengedikkan bahunya. "Entahlah, hanya merasa tidak tenang saja."

"Whahaha, apa nih? Jangan-jangan kamu mulai suka sama Amira, ya?" goda Damar sambil menyeringai bagai kuda.

Tristan langsung menoleh dan menatapnya tajam dengan wajah dingin. Bola mata ambernya menyala, membuktikan kalau perkataan Damar sangat mempengaruhinya.

"Kalau suka, ya bilang saja suka. Wajar kok kamu menyukainya. Kalian menikah sudah hampir satu tahun, sebentar lagi kontrak habis. Kalau tidak salah bulan apa, ya? Ah, 2-3 bulanan lagi, kan? Tepat saat Ujian Nasional. Apalagi kalian saling menyalurkan hasrat selama ini, mana mungkin tidak saling suka, hehe?" goda Damar sambil diam-diam melirik penuh maksud pada Tristan. Berharap dugaannya benar kalau Tristan sedang kasmaran.

"Jangan berisik. Bagaimana kalau ada yang dengar?" Tristan memperingati.

"Ah, iya, maaf-maaf!"

3 bulan lagi ya, kontrak kami selesai? (Batin Tristan sambil menghela napas hampa)

Damar memperhatikan ekspresi Tristan. Dia yakin, perkataannya barusan telah mengusik ketenangan teman tampannya itu sampai Tristan terlihat gusar dengan mengusap jambang tipisnya.

"Sudah, jangan dipikirkan kalau kamu merasa tidak nyaman. 2-3 bulan lagi, waktu yang cukup untuk kamu mengungkapkan isi hatimu pada Amira dan memperjelas hubungan kalian," usul Damar dari hatinya yang paling dalam.

"Memangnya Amirah menyukaiku?"

Damar sedikit tercengang mendengar pertanyaan polos Tristan-Guru Biologi yang sangat diagung-agungkan dan didamba-dambakan seluruh murid wanita sejagat raya itu.

"Kamu tidak serius menanyakannya, kan? Jangan bercanda, Tristan. Di sekolah ini tidak ada wanita yang tidak mengagumimu. Dari sekolah seberang juga fansmu buanyak. Mustahil Amira tidak tertarik padamu!"

"Begitu, ya?" gumam Tristan dingin sambil melipat kedua tangan di atas perut.

Hah, aku tidak merasa dia tertarik padaku selama ini. Tatapan matanya kosong dan tidak memiliki arti, berbeda dengan tatapan para wanita yang mengagumiku, tatapan mereka penuh semangat dan ambisi untuk memilikiku. Kita memang saling membutuhkan satu sama lain, tapi dia sudah terlalu banyak memanfaatkanku setahun ini dan entah kenapa aku malah menyukainya. (Batin Tristan)

"Tan, dengar-dengar Reyhan sudah pulang dari Luar Negeri? Sudah selesai study-nya?" tanya Damar mengalihkan pembicaraan sambil menyesap kopi. Dia tidak mau melihat temannya kebingungan terus, lebih baik cari obrolan lain.

....

1
Atik Dinul Qoyimah
suka heran sama novel yg ceritanya bagus.. tpi di tengah jalan gak up lagi.. sayang banget kan thor...
Gabutz
lanjut thor update yang banyak + gercep
Bagus Cahyo
lanjut
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
bukn hy guru biologi tpi laki'y itu mah klo kmu pngin tau😅
𝑸𝒖𝒊𝒏𝒂
itu mah sma aja bunuh diri atuh ray 😅😅
𝑮𝒊𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏𝒐𝒗𝒂🌷
bukn squat jump yg ada hbis huh hah huh hahhh😄
Rubyred
panas .....lanjut yg kebih hooot....🤭🤭🤭
Rubyred
seru bagus loh ceritanya
𝑮𝒊𝒖𝒍𝒊𝒂𝒏𝒐𝒗𝒂🌷
kok jdi kya berita yg lgi viral ya, guru vs murid yg di gorontalo 😁
Aura Al
makin seru lsnjut
Aura Al
jadi keluarga sudah tau pernikahannya
Aura Al
amira oh amira ada" aja tp lama" pasti ketahuan
Aura Al
cinta segitiga jadi pusing mau dukung yg mana/Grin/
Miss_D
makin penasaran kakak
anyarai
oh, berarti amira pamit keluar kota untk krj,,
tp amira tnpa sepengetahuan ibunya dia lnjutin sekolh,,
iya kah thor
anyarai
ih suami kontrak ternyata,,, lanjut thot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!