Mayleen merupakan artis muda multi talenta yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh belas terpaksa harus merenggang nyawa dalam syuting film yang sedang dijalaninya akibat ulah licik rivalnya yang memberi racun dalam air minumnya.
Begitu terbangun dia sudah berada dalam tubuh seorang putri bungsu perdana menteri yang diasingkan serta memiliki sepasang anak kembar berusia lima tahun.
Pertikaian, saling hasut dan skema licik terus bergulir dalam perjalanan hidup Mayleen bersama kedua anak kembarnya.
Dan kehadiran sosok lelaki yang mengaku sebagai ayah si kebar semakin membuat perjalanan hidup Mayleen dan anak - anaknya sulit.
Kemana mereka pergi,bahaya selalu mengintai dan nyawa menjadi taruhannya.
Mampukah Mayleen bersama sepasang anak kembarnya melewati semua halang rintang yang menghadang didepan demi bisa bersatu kembali dengan ayah mereka dan membentuk rumah tangga kecil bahagia seperti impian kedua anaknya selama ini ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMBUAT KONTRAK
Sambil mengernyit menahan sakit yang mendera tubuhnya, Ru Mayleen berusaha untuk bangun karena merasa tak nyaman dengan pakaian yang dikenakannya.
Pakaiannya basah terkena keringat yang mengucur deras seiring udara panas yang mendera tubuhnya setelah buku tua tersebut masuk kedalam dadanya.
Dengan satu gerakan tangan maka seluruh pakaiannya yang basah dan kotor telah bersih kembali begitu juga dengan tubuhnya yang kini telah harum segar seperti habis mandi.
“ Berapa lama aku pingsan tadi ”, gumannya sambil mengerjapkan mata beberapa kali.
Ru Mayleen berusaha untuk mengingat semua hal sebelum dirinya jatuh pingsan tadi sambil memegangi panas didalam dadanya yang berangsur menghilang.
“ Apa buku itu telah menyempurnakan kekuatanku ”, gumannya menebak.
Ru Mayleen segera beranjak keluar dari dalam goa ketika ingat jika dia masih harus mencari teratai salju sebelum kembali kerumah.
Begitu hendak melangkah keluar mulut goa, tiba – tiba ada benda lancip mengaruk kakinya beberapa kali hingga diapun mulai menunduk untuk melihat benda apa yang menyangkut dipakaiannya.
“ Kau...”
“ Kenapa kamu ada disini”, tanya Ru Mayleen penasaran.
Karena penasaran, Ru Mayleen pun kembali masuk dan baru menyadari jika mayat Cerberus besar yang dilihatnya tadi sudah tak ada ditempatnya.
Bukan hanya tubuhnya saja yang hilang, bahkan jejaknya pun juga tidak ada membuat Ru Mayleen sedikit kebinggungan dibuatnya.
Cerberus kecil yang ada dihadapannya dengan ragu menatap Ru Mayleen dan menunjuk keningnya dengan cakar kecilnya, bermaksud mengatakan sesuatu, namun hal itu justru membuat Ru Mayleen semakin binggung.
“ Apa ? ”
" Kamu ingin aku melakukan apa ? ", tanyanya penasaran.
Dengan wajah binggung, Ru Mayleen pun berjogkok dan mensejajarkan tubuhnya dengan Cerberus kecil yang menatapnya dengan tajam.
Melihat Ru Mayleen tak mengerti petunjukknya, Cerberus kecil itu segera berjalan mendekat dan mengingit jari Ru Mayleen hingga berdarah.
“ Hey, apa yang kamu lakukan ? ”, teriak Ru Mayleen terkejut.
Tak mengindahkan ucapan Ru Mayleen, Cerberus kecil tersebut meraih jemari Ru Mayleen yang berdarah dan mengarahkannya kekeningnya.
Clinggg....
Sinar yang menyilaukan mata terlihat begitu darah dari jari Ru Mayleen menyentuh kening Cerberus kecil tersebut dan kotrak darahpun telah berhasil dilakukan oleh keduanya.
“ Nyonya, kontrak darah telah terjadi dan sekarang anda adalah tuanku ”, ucap Cerberus kecil menunduk patuh.
Ru Mayleen berjingkat kebelakang dengan ekspresi terkejut waktu mendengar jika Cerberus kecil didepanya bisa berbicara layaknya manusia.
“ Hey, apakah kamu yang tadi mengajakku berbicara ? ”, tanya Ru Mayleen memastikan jika indera pendengarannya tak salah.
“ Benar tuan ”
“ Anda adalah tuanku sekarang ”
“ Apapun perintah anda akan saya lakukan karena nyawa saya ada ditangan anda ”, ucapnya menjelaskan.
Ru Mayleen tampak mengkerutkan keningnya cukup dalam mencoba menelaah semua hal yang tengah terjadi.
“ Tunggu...maksudmu kita telah melakukan kontrak darah begitu ? ”, tanya Ru Mayleen memastikan apa yang ada dalam pikirannya.
“ Benar tuan, mulai sekarang saya adalah hewan spirit anda dan tuan bisa memberi nama panggilan untuk saya ”, ucapnya lantang.
Ru Mayleen membulatkan kedua matanya tak percaya jika dia baru saja melakukan kontrak darah dengan seorang hewan spirit seperti yang sering dia baca dalam novel ataupun naskah film yang pernah dibintanginya.
Dia sama sekali tak menyangka jika hewan spirit pertama yang akan dia kontrak adalah Cerberus, sang penjaga gerbang dunia bawah.
Meski sempat terkejut beberapa kali akan hal aneh yang ada didunia yang ditinggalinya sekarang namun sebisa mungkin Ru Mayleen berusaha untuk terbiasa dan menerima semuanya dengan tangan terbuka.
“ Baiklah, aku akan memberimu nama Mogi ”, ucapnya sambil tersenyum riang mengingat Mogi adalah nama anjing pudel milik temannya dulu didunia modern sebelum bertransmigrasi kedunia asing ini.
Merasa jika membawa anjing berkepala tiga akan menyita perhatian banyak orang maka Ru Mayleenpun meminta Mogi untuk berubah bentuk karena seingatnya hewan mistis seperti itu bisa berubah wujud menjadi kecil atau bentuk lainnya seperti apa yang pernah dia baca.
Wushhh....
Mogipun berubah bentuk menjadi pin yang menempel kuat dipakaian yang dikenakan oleh Ru Mayleen.
“ Baiklah, sekarang kita tinggal mencari teratai salju ”, gumannya berlari keluar goa.
Dengan bantuan Mogi yang sudah berada didalam hutan Asoka lebih dulu, Ru Mayleen pun dituntun untuk mendapatkan teratai salju.
Seperti namanya, teratai tersebut terdapat dipegunungan salju yang terletak dibagian utara hutan Asoka.
Ru Mayleen baru menyadari jika didalam hutan Asoka ada empat musim yang terbagi di empat wilayah yang berbeda.
Tempat sekarang yang dia injak adalah bagian barat penuh dengan bunga dan tumbuhan hijau layaknya musim semi sementara bagian utara yang akan dia kunjungi bersalju layaknya musim dingian sedangkan bagian selatan banyak ditumbuhi rawa dan daun berguguran layaknya musim gugur sementara dibagian Timur sangat panas dan gersang layaknya musim panas pada umumnya.
Dibagian wilayah utara hutan Asoka terdapat gunung kecil dengan puncak diselimuti salju dan udara disekitarnya sangat rendah.
Setelah mengativkan elemen api dalam tubuhnya, badan Ru Mayleen pun mulai hangat dan dengan cepat diapun menanjak naik keatas gunung kecil tersebut untuk mencari keberadaan teratai salju yang dibutuhkan sebagai bahan pelengkap ramuan obat yang akan dibuatnya.
Dengan menggunakan teknik kingkong Ru Mayleen pu berlari dan meloncat dengan cepat agar bisa tiba dipuncak gunung secepatnya.
Sringgg....
Cahaya perak yang terlihat dari jauh membuat fokus Ru Mayleen pun mengarah kesiluet yang tampak tak asing tersebut dan diapun bergerak cepat menuju kesana.
Hap hap happp....
Ru Mayleen melompat dari satu ranting ke ranting yang lainnya dengan gesit untuk bisa sampai keposisi teratai salju yang mengambang diatas cekungan yang ada di dinding jurang yang berisi air.
Tangan Ru Mayleen berusaha mengapai teratai salju tersebut dari dahan pohon yang dinaikinya, namun usahanya masih belum membuahkan hasil hingga diapun berusaha untuk merambat lebih dekat lagi dengan menginjak bebatuan yang ada disekitar jurang.
Merasa usahanya gagal, Ru Mayleen yang baru sadar jika memiliki beberapa elemen didalam tubuhnya pun mulai mengaktivkan elemen angin.
Pusaran angin menerbangkan tubuh Ru Mayleen hingga berdiri tepat disamping air berisi teratai salju yang sedang dicarinya.
Ru Mayleen pun segera memetik teratai salju dan memasukkannya kedalam cincin ruangnya sebelum teratai tersebut layu jika terlalu lama terkena tangan.
Dengan pusaran angin miliknya, Ru Mayleen bergegas meninggalkan puncak gunung untuk keluar dari hutan Asoka karena semua bahan herbal pembuat obat telah dia peroleh.
Namun sayangnya semua tak berjalan dengan lancar. Naga es penunggu gunung terbangun setelah teratai salju berhasil tercabut dan mengejar Ru Mayleen dengan penuh amarah.
Roarrr....
Naga es terus menyemburkan api biru yang bisa membekukan apapun yang ada didepannya dengan cepat.
Sath sethhhh....sethhh....
Dengan lihai Ru Mayleen menghindari serangan demi serangan yang naga es lancarkan hingga membuat naga tersebut semakin murka.
“ Dasar manusia sombong !!! ”
“ Kembalikan teratai salju kepadaku ”, teriaknya lantang.
Melihat Ru Mayleen tak menghiraukan ucapannya, naga es yang murka tersebut segera bergerak berputar hingga membentuk angin puting beliung yang langsung menjebak tubuh Ru Mayleen didalamnya.
Ru Mayleen yang terperangkap dalam pusaran salju yang dibuat naga es berusaha untuk melepaskan diri dengan menggunakan elemen api miliknya.
Namun sayangnya usahanya gagal dan dia kembali terpelanting masuk kedalam pusaran es tersebut dengan cepat dan tubuhnya pun berputar kesana kemari tak beraturan.
Ru Mayleen yang tak ingin kembali mati pun berusaha sekuat tenaga mengeluarkan berbagai elemen yang dimilikinya secara bersamaan.
Ctasss....
Ctasss....
Duarrr....
Gabungan elemen yang berhasil dikeluarkannya bisa menembus pusaran angin es dan menghantam tubuh naga es hingga jatuh ketanah dengan keras.
“ Tuan, anda telah berhasil mengalahkan naga es ”
“ Sekarang, buatlah kontrak darah dengannya agar dia bisa melindungi anda dimasa depan ”, ucap Mogi bersemangat.
Ru Mayleen yang mendengar hal tersebut segera melukai telunjuknya dengan pisau dan menempelkan darahnya didahi naga es sebelum hewan penjaga gunung salju tersebut bangun dari pingsannya.
Sringggg....
Cahaya menyilaukan mata kembali Ru Mayleen lihat begitu darahnya masuk kedalam kening hewan spirit yang didapatkannya hari ini.
“ Baiklah, karena kamu sudah menjadi hewan kotrakku maka kamu aku beri nama Lunar ”, ucap Ru Mayleen tersenyum puas.
Setelah diberi nama, naga tersebut segera melilit ke lengan Ru Mayleen dan berubah menjadi gelang perak yang indah dengan bentuk naga.
“ Baiklah, mari kita pulang sekarang ”, ucap Ru Mayleen yang langsung melesat pergi keluar dari hutan Asoka denagn cepat.
hadeh 🤦