NovelToon NovelToon
Dendam Putri Gemuk

Dendam Putri Gemuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:23.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rzone

Menjadi wanita gemuk, selalu di hina oleh orang sekitarnya. Menjadi bahan olok-olokan bahkan dia mati dalam keadaan yang mengenaskan. Lengkap sekali hidupnya untuk dikatakan hancur.


Namanya Alena Arganta, seorang Putri dari Duke Arganta yang baik hati. Dia dibesarkan dengan kasih sayang yang melimpah. Hingga membuat sosok Alena yang baik justru mudah dimanfaatkan oleh orang-orang.


Di usianya yang ke 20 tahun dia menjadi seorang Putri Mahkota, dan menikah dengan Pangeran Mahkota saat usianya 24 tahun. Namun di balik kedok cinta sang Pangeran, tersirat siasat licik pria itu untuk menghancurkan keluarga Arganta.


Hingga kebaikan hati Alena akhirnya dimanfaatkan dengan mudah dengan iming-iming cinta, hingga membuat dia berhasil menjadi Raja dan memb*antai seluruh Arganta yang ada, termasuk istrinya sendiri, Alena Arganta.


Tak disangka, Alena yang mati di bawah pisau penggal, kini hidup kembali ke waktu di mana dia belum menjadi Putri Mahkota.

Akankah nasibnya berubah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rzone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 Mari Belajar!

Tawa menggema setelah mendengar bila Putranya telah berhasil menyelesaikan semua rencana yang telah dia susun di balik jeruji besi, rencana yang dimaksud adalah menikahi anak kedua dari Duke Arganta.

.

.

.

Malam hari tiba, suasana kala itu sangatlah sulit dijelaskan. Alena telah mandi dengan bersih, bahkan pelayan dengan sengaja membuat Alena nampak begitu cantik malam itu.

“Duchess, Tuan Duke telah memasuki kamar.” Ucap seorang Pelayan yang sejak tadi berada di samping Alena, dia menunduk dan keluar dari kamar itu.

“Alena, ayo kita belajar!” Ajak Mattias memeluk Alena dari belakang, Alena terdiam. Dia merasa sangat gugup dan juga bingung hendak berbuat apa kala itu.

Cup!

Mattias mengecup bibir Alena sekilas, namun dia ketagihan dan ingin lagi dan lagi. Yang awalnya hanya kecupan singkat berubah menjadi ciuman panas penuh gairah dengan pertukaran Saliva di antara kedua rongga mulut mereka.

Mattias menghirup aroma lembut dari rambut Alena, dia kian ingin menerjang tubuh Alena. Alena tertegun saat jilatan kecil terasa mendarat di lehernya, perasaan yang aneh kini dia rasakan dengan hawa panas yang menjalari seluruh tubuhnya.

“Alena,” Bisik Mattias menurunkan baju Alena hingga dua gunung besar keluar dari sarangnya, Mattias kembali menggila. Dia mengangkat tubuh Alena hingga dua gunung itu kini tepat berada di depan wajahnya.

Mattias mengecup sedikit dari puncak gunung itu hingga puncak itu mengeras, Alena menggeliat saat bibir itu kian masuk dan seluruh warna merah gunungnya masuk ke dalam mulut Mattias.

Alena mencengkram rambut Mattias saat lidah pria itu bermain di puncaknya, dan lengan Mattias yang lain juga mulai memainkan bagian sebelahnya. Mattias tak puas hanya dengan seperti itu, dia membawa Alena ke atas ranjang.

“Alena, saya boleh melakukannya bukan?” Bisik Mattias, Alena mengangguk kecil saat merasakan seluruh pakaiannya di robek dan kini dia telanjang bulat.

Alena menutup wajahnya karena malu, sedangkan Mattias justru mengambil inisiatif untuk mengangkat tangan Alena hingga dia dapat melihat dengan jelas bagaimana ekspresi Alena saat berada di bawah kungkungannya.

Mattias menatap Alena dari ujung rambut hingga ujung kaki yang tanpa celah, bahkan benda yang tak pernah dia lihat pun kini dapat dinikmati dengan benar. Mattias menyentuh bagian bawah tubuh Alena.

“Sst, Ma-ttias,” Bisik Alena, Mattias tersenyum dan membuka kedua paha Alena hingga sebuah benda berwarna merah muda merekah indah nampak di depan matanya.

Mattias kembali menyentuh benda itu, Alena menggelinjang kegelian. Mattias kian turun hingga menemukan sebuah daging kecil di antara dua himpitan daging lainnya. Mattias tersenyum dan menyentuh benda itu, dan seketika ada cairan yang keluar dari bagian tubuh Alena.

“Hem, apa ini sakit sayang?” Tanya Mattias, Alena menggelengkan kepalanya. Jelas tidak, karena dibandingkan dengan sakit, Alena justru merasakan kepuasan yang mungkin di cari oleh semua orang selama ini.

Mattias mendekatkan lidahnya pada benda kecil itu, Alena tertegun saat sang suami menjilati cairan yang keluar dari inti tubuhnya itu. Alena menatap Mattias dan melihat wajah pria itu tengah memerah.

Mattias membuka seluruh pakaiannya, Alena terperanjat melihat benda yang menggantung di antara dua paha suaminya. Alena menutup wajahnya yang memerah, sedangkan Mattias kini kembali mengecup dua gundukan besar gunung Alena.

Alena memejamkan matanya saat benda panjang yang seperti tongkat itu berusaha memasuki inti tubuhnya, Alena mencengkram sprei dan air mata lolos dari sudut matanya.

Mattias menghentikan aksinya melihat reaksi Alena, Alena juga terkejut saat melihat Mattias yang berhenti di tengah jalan. Mattias tak tega melihat Alena yang meneteskan air mata saat dirinya merasakan kenikmatan.

“Sakit sekali ya?” Tanya Mattias, Alena menggelengkan kepalanya dan menyentuh benda Mattias, Mattias tertegun saat Alena mendorong tubuhnya.

“Biar aku yang diatas bila anda tidak tega.” Bisik Alena, resikonya justru makin besar, Mattias menggelengkan kepalanya dan mengecup bibir Alena.

“Itu akan jauh lebih sakit sayang, biar aku saja.” Mattias mengecup paha mulus Alena, dia kembali berusaha memasukan kembali basokanya.

Alena nampak memejamkan matanya, Mattias menggenggam tangan Alena. Alena mencengkram tangan suaminya hingga benda bulat besar panjang itu akhirnya berhasil masuk sepenuhnya, entahlah. Mattias merasa lega setelah benda miliknya masuk.

Bukan hanya Mattias, Alena juga perlahan membuka matanya dan tersenyum. Mattias mulai menggerakkan pinggangnya turun naik hingga suara darah yang bercampur dengan cairan dipompa hingga keluar suara air yang terkocok.

Mattias memejamkan matanya saat dirinya akan mencapai puncak, Mattias tak ingin membuat Alena kesakitan. Pada akhirnya meski dia melakukannya sampai akhir, namun dia tetap pelan-pelan.

Keduanya merasa puas, dan tertidur di bawah selimut yang sama malam itu. Suasana hangat terasa oleh keduanya hingga pagi menjemput mereka. Tak ada pelayan yang berani membangunkan keduanya. Alhasil, baik Mattias ataupun Alena terbangun sangat siang.

“Alena?” Bisik Mattias saat siang hari telah tiba, Alena menggeliat dan memeluk Mattias yang masih bertelanjang.

“Mattias, aku lelah sekali. Bisakah anda menemaniku saja hari ini, dan tetap di rumah?” Pinta Alena, Mattias tersenyum dan mengangguk.

“Baiklah, untuk hari ini saya memang tak berencana melepaskan anda.” Bisik Mattias kembali menerkam Alena dengan buasnya, jelas siang itu mereka kembali bergelut dalam kehangatan musim semi.

.

.

.

Satu Minggu telah berlalu setelah pernikahan itu diadakan, keadaan Istana pagi itu sangatlah kacau. Setelah kabar pemukulan yang dilakukan oleh Putri Mahkota tersebar, kini Elena dikurung di sebuah kamar di Istana Putra Mahkota.

“Baginda, saya yang berasal dari Timur tak pernah sekalipun diperlakukan dengan sangat buruk, hingga membuat adik saya terluka seperti ini!” Pangeran Mahkota kerajaan Timur nampak marah.

“Maafkan atas keteledoran saya, namun saya akan memberikan sebuah wewenang pada anda.” Ucap Raja dengan tegas.

“Apa itu?” Tanya Pangeran Mahkota dengan tatapannya yang seolah sangat sial.

“Saya akan menyerahkan hukuman yang ingin dilakukan oleh anda pada pelakunya.” Ucap sang Raja, Pangeran Mahkota dari Timur menggelengkan kepalanya.

“Untuk hukuman akan saya percayakan pada anda, namun saya tidak akan sudi bila harus bertemu dengan Pangeran Mahkota dan Putri Mahkota kerajaan ini seumur hidup saya.” Ucap Pangeran Mahkota dari Timur.

“Sekian saja, saya akan pamit dari sini dan akan memilih tinggal di kediaman Duke Arganta sebagai gantinya. Saya juga merasa bila pelayanan disini sangatlah buruk dibandingkan dengan kediaman Arganta.” Ucap Pangeran Mahkota kerajaan Timur berusaha memprovokasi.

“Anda jangan cemas Pangeran, memang disanalah saya juga terkadang merasa lebih nyaman.” Pangeran Mahkota kerajaan Timur membulatkan matanya, dia tak menyangka bila provokasi yang dia lakukan justru membuat Raja mengakuinya sendiri.

“Saya tak menyangka bila anda sedekat itu dengan Duke Arganta.” Pangeran Mahkota kerajaan Timur mulai memutar otak.

“Memang demikian, dan saya juga sangat faham maksud dari kedatangan anda, meski anda mengatakannya dengan senang hati. Sayang sekali ya, bahkan Duchess Mattias juga menyadarinya.” Ucap sang Raja terkekeh ngeri.

“A-apa maksud anda?” Pangeran Mahkota kerajaan Timur nampak memekik, dia juga nampak marah dengan mata yang membulat.

1
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘okk
nacho
😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
Eliana Sari
semoga cepet sembuh ya kk author. sukses slalu
Rzone: aamin makasih do'anya
total 1 replies
NR
yahh...jngan sakit2 dong bang.....
Rzone: hihi, maaf ya itumah gak bisa di ubah. Abang nulis banyak kalo dah sembuh ya..
total 1 replies
Dilys
Suka banget sama buku ini. Jangan lupa update terus ya!
Rzone: aassiap Kak/Smile/
total 1 replies
Pajar
Bikin deg-degan.
Rzone: 😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄
Rzone: 😄😄😄😄😄😄😄
total 2 replies
kokichi.oma.panta
Wah, gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, thor! 😍
Rzone: makasih kak/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!