Terlalu sakit hati atas semua perbuatan ibu mertuaku di saat kami masih miskin.Hinaan demi hinaan aku terima setiap saat hannya karena aku tidak bisa seperti menantunya yang lain.Di bandingkan di jadikan babu bahkan anak-anakku kerap mendapat perlakuan tidak baik dari mertuaku membuat ku dendam sampai mati.
Sekarang saat aku sudah sukses dan dia sudah penyakitan dia ingin aku merawatnya layaknya seorang mertua tentu saja aku menolak dan suamiku mendukung atas sikap ku yang jahat untuk saat ini.
Ikuti kisah rumah tanggaku yang begitu banyak cobaan hingga pada akhirnya Tuhan membuka pintu rejeki kepadaku dan suamiku sembuh dari penyakit yang di deritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16 ~ Menantu rendahan ~
Maura dengan telaten membersihkan semua kekacauan yang ada di ruang tamu,dia mengabaikan tatapan merendahkan dari Laura karena hal demikian sudah biasa dia lalui.Sementara itu Laura mulai mengganti pakaiannya,tiba-tiba dia menyadari kalung yang biasa dia kenakan sudah tidak ada dilehernya.
"Kalungku!! Dimana kalungku sepertinya tadi pagi aku pakai pas aku pergi bekerja??" Ucapnya mulai panik.Dia mencari-cari ke lantai karena dia pikir kalungnya nyangkut di baju saat dia ganti baju tadi.Wajahnya mulai memerah,dia membuka laci dan kotak perhiasannya tapi belum juga dia temukan.
"Laura kamu ada di dalam ibu masuk ya?" Sekali lagi
"Aduh kemana itu kalung,mana itu kalung paling mahal dan baru juga aku beli,aku menghabiskan semua tabungan ku untuk membeli perhiasan itu!!! Please tunjukkan dirimu." Laura berbicara sendiri sambil menggeledah laci lemari hiasnya.Laura semakin panik saat dia belum menemukan kalungnya bahkan semua baju di lemarinya sudah dia keluarkan tapi dia belum menemukan kalungnya.
"Laura!!? Kamu ada di kamar? boleh ibu masuk?" Tiba-tiba mertuanya memanggilnya dari luar Laura malas beranjak dari tempatnya bahkan dia mengabaikan panggilan mertuanya dia sibuk membongkar lemarinya.
"Aku di dalam Bu,kalau mau masuk ya sudah masuk saja." Jawab Laura dari dalam kamarnya dengan nada yang tinggi membuat Rena sedikit kaget.
Rena membuka kamar dia sangat kaget saat melihat kamar menantunya yang sudah berantakan,dan semua pakaian dari lemari sudah keluar perhiasannya berantakan di meja rias.
"Laura!! apa yang terjadi kenapa kamu mengeluarkan semua pakaian dari lemari dan kenapa perhiasan mu kamu buang-buang disini kalau sampai hilang bagaimana?" Ucap mertuanya sambil memasukkan kembali perhiasan itu ke dalam kotaknya.
"Bu!!! Apa ibu tadi masuk kamarku?
"Tidak kenapa kamu bertanya seperti itu? memangnya kamu pernah lihat ibu masuk sembarangan ke dalam kamarmu? memangnya ada apa sih?" Tanya Rena penasaran.Dia cukup heran melihat keadaan Laura yang acak-acakan.
"Bu!! Aku kehilangan kalung yang baru ku beli beberapa hari yang lalu,aku menghabiskan semua tabungan kami untuk membeli itu,aku takut suamiku marah Bu!!! Air mata Laura mulai bercucuran bahkan tubuhnya gemetaran dan sesenggukan.
"Kok bisa? Memangnya kamu letakkan dimana? kok bisa kamu ceroboh seperti itu coba cari lagi mana tau kamu lupa?" Rena mulai membantu menantunya mencari perhiasan yang hilang.Rena membongkar tempat tidur dan membuka semua seprei dan membuangnya ke lantai bahkan mencari semuanya di kolong tempat tidur tapi hasilnya tetap nihil.
"Laura kamu letakkan dimana tadi coba ingat lagi,tenangkan dirimu,kita pasti menemukan kalung itu jangan menangis lagi!! "Rena mencoba menghibur menantunya yang semakin kuat menangis.
"Bu!!.kalau aku ingat pasti aku sudah menemukannya,dari pada membuatku semakin emosi lebih baik ibu keluar dari kamar ini,cepat keluar aku tidak mau ibu jadi pelampiasan emosi ku." Ucap Laura,dia mendorong tubuh mertuanya keluar dari kamar lalu menutup pintu dengan kasar.
Ya seperti itulah sikap Laura,sikap aslinya akan terlihat disaat hatinya sedang tidak baik-baik kedua menantunya memang sedikit kurang menghargai mertuanya mungkin karena mereka terlalu sering menyogok mertuanya dan hal itu membuat Rena tidak berani melawan bagaimana pun sikap kedua menantunya.
"Aduh...Ini bagaimana padahal teman-temanku tidak ada satu pun yang pergi kemana-mana saat kami melakukan arisan terus kemana ya?" Rena berdiri di depan pintu Laura,dia bingung harus bagaimana menghadapi Laura di saat itu juga Maura melewatinya.
"Maura!!! jangan-jangan menantu hina itu yang telah mengambil kalung Laura,ya...Itu sudah pasti karena hanya dia yang bebas lalu lalang di rumah ini.
Rena bergegas berjalan mengejar Maura yang hampir saja masuk ke dalam kamarnya,Rena lalu menarik tangan Maura dengan kasar menuju ruang tamu.
" Bu...Tanganku sakit ada apa Bu?" Tanya Maura sambil berjalan mengikuti langkah mertuanya dia berusaha melepaskan tangan mertuanya yang sedang mencengkram tangannya,setelah mereka sampai di ruang tamu Rena langsung melepaskan tangan Maura.
"Ada apa sih bu,pekerjaan ku sudah selesai aku ingin memandikan kedua anakku dan mas Surya juga belum aku lap."
"Bodo amat,kamu pikir aku peduli,mau mati juga suamimu aku tidak peduli,karena dia hannya manusia yang tidak berguna,dia hannya beban di rumah ini tau kamu."
"Ya ampun bu,kejam sekali kata-kata ibu bagaimana kalau mas Surya mendengar kata-kata ibu,ibu lupa kalau mas Surya itu juga anak ibu?"Nada Maura mulai meninggi dia tidak terima mertuanya menghina suaminya dengan begitu kejinya.
"Sudah...Sudah aku tidak peduli,kalian satu keluarga hannya beban di rumah ini,aku benar-benar muak melihat kalian semua di rumah ini!!! Maura hari ini laura kehilangan kalung berliannya,sekarang kamu mengaku kamu kan yang telah mencurinya cepat kembalikan itu." Teriak Rena dengan nada tinggi hingga wajahnya memerah dan dadanya naik turun akibat rasa kesalnya kepada Maura.
Maura membelalakkan matanya,dia tidak menyangka mertuanya begitu tega menuduhnya tanpa bukti padahal mertuanya tau jelas selama ini dia tidak pernah melakukan hal hina seperti itu dan bahkan jika mertua atau iparnya lupa mengambil uang dari kantong mereka saat dia mencuci pakaian dia akan selalu mengembalikannya.Maura tidak ingin hannya karena dia miskin dia melakukan hal hina seperti itu.
"Maura kenapa kamu diam saja,kenapa... Kamu mulai takut cepat kembalikan perhiasan itu kalau kalau kamu tidak ingin aku mengusir mu dari rumah ini bersama suami dan anak-anak mu itu cepat!!" Teriak mertuanya menyadarkan Maura dari lamunannya.
"Bu ....Aku tidak mengambil perhiasan Laura,bahkan aku tidak tau bentuk perhiasan dia seperti apa!! Kenapa ibu tega menuduhku? Sudah berapa lama aku tinggal di rumah ini pernah kah kalian kehilangan? aku tidak mungkin melakukan hal rendahan seperti itu Bu?" Mata Maura mulai berkaca-kaca dan kedua Abang iparnya sudah kembali dari tempat kerja mereka dan mereka semua berkumpul di ruang tamu.
" Alah... Kamu tidak usah drama cepat kembalikan perhiasan Maura,jika kamu tidak mengembalikan perhiasannya aku akan mengusir mu dari rumah ini dan anak-anak mu serta suami mu yang tidak berguna itu atau bahkan aku akan melaporkan kamu ke polisi,menantu ku menghabiskan semua tabungannya untuk membeli kalung perhiasan itu." Ucap mertuanya sambil berkacak pinggang dan menatapnya dengan tatapan sinis.
Saat itu Laura keluar dari kamarnya,dia begitu berantakan dan matanya memerah akibat menangis sejak tadi.
"Maura benar kata ibu,tolong kembalikan perhiasanku,aku akan memberikan kamu sejumlah uang,memangnya siapa lagi yang mencuri itu kalau bukan kamu,karena cuma kamu di rumah ini yang miskin dan tidak punya apa-apa atau mungkin kamu kesal samaku karena aku membuatmu marah beberapa hari ini." Ucap Laura dengan nada memelas.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
maaf apakah semua orang Sunda begitu.klu kita punya ...semua keluarga dr pihak lelaki mengrongrong keuangan dan harta kita hingga habis .