Kemala adalah seorang wanita mandiri yang masih memiliki suami. Namun karena suami yang sangat pelit ia terpaksa bekerja sambil membawa anak nya yang masih kecil. setiap hari Burhan suaminya hanya memberi uang sebesar 10.000 rupiah beserta uang jajan untuk nya. Selama menikah dengan Burhan ia hanya tahu bahwa Burhan adalah seorang supir truk pengangkut sawit, tanpa ia ketahui suaminya itu adalah manajer di perusahaan kelapa sawit terbesar di kota itu. bagaimana kah kelanjutan rumah tangga Kemala? akan kah badai itu terus menerus datang ataukah akan ada pelangi setelah hujan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Bangkit Atau Jatuh
"Mala, ini anak wawak yang sudah jadi pengacara di kota. Namanya Heru, dia akan membantu kamu melaporkan suami mu itu."
"Apa bisa bang Heru membantu Mala? Bang Burhan katanya akan mengambil Aska dari Mala wak. Mala nggak mau mereka mengambil anak Mala." Ucap Kemala sambil menangis di pelukan Wak Nur.
Mak nya Kemala sampai sedih melihat anak satu-satunya itu. Kemala bahkan tidak seperti itu di depannya tadi. Apakah Kemala lebih nyaman dengan orang lain ketimbang ia Mak nya sendiri.
Seketika Mak nya Kemala langsung teringat kata-kata kasar yang selalu ia tujukan kepada anak nya itu. Bahkan ia lebih mempercayai Burhan menantu nya yang jahat daripada anak nya sendiri.
"Kamu tenang aja Mala, Abang punya banyak bukti kejahatan Burhan padamu. Bukan hanya hak asuh Aska, bahkan Burhan bisa saja masuk penjara."
"Benarkah itu Bang Heru?"
Heru pun langsung membuka sebuah berkas yang tebal. Ternyata semua isi nya foto-foto Kemala. Baik Kemala maupun Ibu nya begitu terkejut saat melihat foto-foto itu.
"Wak Nur. Kenapa Wawak tidak terkejut sama sekali saat melihat foto-foto ini?"
"Maafkan Wawak Mala. Tolong maafkan Wawak. Wawak nggak bermaksud memata-matai kamu. Wawak melakukan ini semua untuk mengumpulkan bukti."
"Maksud wawak gimana? Mala nggak ngerti."
"Jadi begini, Wawak selalu cerita ke Heru kalau kamu selalu di marahi, di pukul bahkan di caci maki oleh suami mu, tapi Wawak nggak berani ikut campur. Kata Heru Wawak bisa menolong kamu diam-diam supaya aman. Lalu setiap kali kamu di pukul Burhan, Wawak diam-diam fotoin kamu. "Ucap Wak Nur sambil menunduk.
Wak Nur tahu perbuatan nya tidak baik, namun ia sangat menyayangi Kemala yang baik. Sehingga ia berani melakukan hal ini.
"Mala, apa ini kau nak?"
Mak nya Kemala tiba-tiba berucap saat melihat foto anak nya yang sedang mengambil berondolan. Di foto lain nya juga tampak Kemala sedang membuat sapu lidi. Bahkan banyak foto-foto Kemala yang begitu lusuh saat mencari nafkah.
"Iya Mak, itu Kemala anak Mak. Selama ini ia mencari nafkah nya sendiri. Burhan itu sangat pelit kepada anak dan istri nya." Ucap Wak Nur menjelaskan .
Mak nya Kemala langsung menangis saat melihat foto-foto lainnya. Sungguh anak nya sangat menderita selama ini dan dia malah tidak tahu apa-apa.
" Maafkan Mak ya Mala. Harusnya sebelum Mak berkata yang menyakiti hati kamu, Mak cari dulu bukti nya."
"Iya Mak, Mala mengerti kok. Mak jangan menangis lagi ya."
"Bahkan kau dulu secantik ini Kemala." Ucap Wak Nur tiba-tiba saat melihat foto Kemala dan dirinya di sana.
Saat pertama kali datang ke desa itu sebagai pengantin baru, banyak pemuda yang iri kepada Burhan. Kemala sangat cantik dengan wajah khas orang Indonesia.
Berkulit kuning langsat, hidung mancung dan bibir yang merah alami khas gadis desa. Tubuh nya yang sintal membuat Laki-laki manapun tergoda di buat nya.
Namun semua itu hanya beberapa tahun saja, setelah Kemala memutuskan mencari nafkah nya sendiri wajah cantik nya berubah menjadi kusam dan tidak terawat.
"Semua sudah terjadi, tidak ada yang perlu di ingat. Sekarang Mala mau fokus untuk sembuh dan melaporkan bang Burhan ke polisi."
"Bagus, kamu harus bangkit Kemala! Masih banyak yang sayang sama kamu. Kamu juga masih punya orang tua yang utuh."
"Benar wak. Habis ini Mala mau meneruskan usaha Mala agar berkembang lagi."
"Pasti itu. Wak akan membantu mu Mala."
"Memang berapa uang yang diberikan Burhan sehingga kau harus mencari nafkah lagi Mala?"
"Mak, selama menikah Kemala itu di beri nafkah sepuluh ribu rupiah setiap hari nya. Dan ditambah dua ribu rupiah untuk uang jajan nya. Terus, apa Mak tahu, uang sepuluh ribu itu bahkan tidak di nikmati oleh Kemala dan anak nya. Uang itu habis untuk Burhan itu sendiri." Ucap Wak Nur menggebu-gebu.
"Ma, nggak boleh gitu sama Mak nya Kemala." Ucap Heru tidak enak.
"Tidak apa nak Heru. Ini salah Mak yang tidak percaya sama anak sendiri. Padahal bukti sudah ada di depan mata."
"Trus apa di nggak malu setiap hari melihat kamu mencari nafkah sendiri?"
"Nggak Mak, malahan Bang Burhan senang ada yang memberi kami makanan lebih. Jadi Bang Burhan nggak perlu bersusah payah lagi menafkahi kami."
Mak nya Kemala hanya mengurut dada nya yang sakit. Begitu pilu hati nya saat ini. Anak nya di siksa lahir dan batin.
" Mak, Bapak bagaimana kabarnya? Bapak sama siapa dirumah kalau Mak ada di sini?"
" Kamu tenang saja, Bapak mu banyak yang menjaga di sana."
"Baiklah kalau begitu. Kami permisi dulu ya Mak dan Kemala. Semoga cepat sembuh supaya kita bisa langsung membuat laporan."
"Baik, terimakasih banyak sekali lagi Mala ucapkan untuk Bang Heru. Wak Nur, Mala juga nggak tahu mau ngomong apa lagi. Kalau nggak ada Wak Nur mungkin Mala sudah nggak ada lagi di dunia ini."
"Hus,, ngomong apa kamu Mala. Oh ya ini ponsel kamu. Hampir saja Wawak lupa."
Wak Nur langsung menyerahkan ponsel milik Kemala. Ternyata ponsel tersebut telah kehabisan daya.
Kemala pun tidak ingin melihat ponsel itu dulu dan ingin fokus untuk kesembuhan nya agar bisa berkumpul kembali dengan anak laki-laki nya.
Aska tidak di izinkan datang menjenguk Kemala dengan kondisi wajah nya yang babak belur. Aska sekarang tinggal di rumah Wak Nur dan di jaga oleh Asih. Aska memang sedekah itu dengan Asih.
"Mak, Mala rindu Aska. Biasanya Mala tidur sambil memeluk Aska. Aska apa sudah makan belum ya mak."
"Pasti lah sudah. Kau kan tahu Wak Nur mu itu sangat baik. Pasti Aska baik-baik saja dirumah nya."
"Iya Mak, Mala tahu."
"Mala, kamu yakin akan bercerai dengan Burhan?"
"Iya Mak. Mala sudah yakin. Mala sudah tidak sanggup lagi menghadapi semua nya."
"Tapi Mala, menjadi janda itu sulit. Kau akan selalu di jadikan kambing hitam."
"Lalu, Mak mau aku mempertahankan rumah tangga yang sudah hancur ini?"
"Apakah kau tidak bisa memberi nya kesempatan jika Burhan mau berubah? Bagaimana dengan nasib Aska jika kalian berpisah. Dan, tidak ada sejarah nya dalam keluarga kita ada yang bercerai Kemala!"
"Maaak!"
Baru kali ini Kemala meninggikan suara nya di hadapan Mak nya itu. Mala tidak menyangka Mak nya ingin ia memaafkan Burhan yang sudah begitu banyak melukai nya.
Entah apa yang di takutkan Mak nya Kemala soal Janda. Padahal Janda lebih baik daripada punya suami tapi seperti Janda.
Kemala bingung, haruskah ia mendengarkan apa permintaan Mak nya itu? Haruskah ia kembali ke neraka itu bersama anak nya? Kemala benar-benar dilema.