Nikah dadakan karna di jodohkan ❌ Nikah dadakan gara gara prank ✅ Nikah dadakan karna di jodohkan mungkin bagi sebagian orang memang sudah biasa, tapi pernah gak sih kalian mendadak nikah gara gara prank yang kalian perbuat ? Emang prank macam apa sampe harus nikah segala ? Gw farel dan ini kisah gw, gara gara prank yang gw bikin gw harus bertanggung jawab dan nikahin si korban saat itu juga, penasaran gimana ceritanya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shusan SYD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12
"Gak apa apa, kamu siap siap aja aku gak apa apa kok." ucapku, aku tak mau merepotkan salsa, walaupun sebenarnya aku merasakan kepalaku pusing saat ini.
"Udah jelas jelas lu sakit." ucap salsa.
"Gak, aku cuma kecapean aja." ucapku, aku tak tega melihat raut khawatir dari wajah salsa. Niatnya aku ingin beranjak untuk bersiap juga namun aku tak dapat berdiri merasakan badanku yang terasa lemas semua.
"Ngapain sih lu, entar lu jatoh lagi ah." ucap salsa, sebenarnya dia tengah bersiap namun jadi terganggu olehku. Tapi.. Aku kan tak menganggunya, dia sendiri yang menghampiri.
"Lu pindah tidur di kasur farel." ucap salsa, sepertinya dia merasa bersalah karna sudah membiarkanku tidur di atas sofa yang sempit.
Aku mencoba bangkit, tak ku sangka salsa membantuku untuk bangun dan menuntunku menuju ranjang.
Aku merasakan tubuhku lemas saat Salsa membantu aku bangun, langkah demi langkah, dia menuntunku menuju ranjang. Meski aku merasa cemas membuatnya khawatir, aku tak bisa menahan rasa sakit dan lemas yang semakin terasa.
"Sal, maaf, jadi ngerepotin." ucapku dengan suara lemah.
Salsa tak menjawab dan dia hanya diam.
"Ini udah siang, kamu berangkat kuliah aja. Kamu pake taksi online pesen pake hape ku tuh." ucapku.
"Gampang, entar aja." ucap salsa.
"Aku gak mau kuliahmu terganggu gara gara aku sal." ucapku lagi.
"Mck.. Lu bisa diem gak ?" tanya salsa.
Salsa memapah ku dan membaringkan ku dengan hati-hati di atas ranjang, menutup selimut hingga ke dada. Aku bisa merasakan tangan lembutnya menyentuh dahiku kembali memastikan suhu tubuhku.
"Kok makin panas aja." gumam salsa pelan, tapi aku bisa mendengar perkataannya.
"Sal." ucapku,
Salsa malah mengeluarkan ponselnya, jujur saja aku sangat ingin di perhatikan olehnya tapi aku tak berani untuk mengatakan hal itu.
Salsa keluar ruangan kamar entah akan melakukan panggilan telpon dengan siapa dia. Tadi salsa belum selesai bersiap akan berangkat ke kampus sementara hari juga semakin siang.
"Sal, farel. Kalian gak ngampus ?" tanya tante linda yang tiba tiba masuk ke dalam kamar salsa.
"Farel, kamu sakit ?" tanya tante linda mungkin karna menyadari wajahku yang tampak pucat.
"Cuma kecapean aja mih." jawabku, tante linda meraba dahiku sama yang seperti salsa lakukan tadi.
"Ya ampun." ucap tante linda tampak khawatir, dia pun berlalu mencari keberadaan salsa.
"Saal.." panggil tante linda.
"Iya." terdengar salsa menyahut dari luar kamar sana.
"Si farel sakit, kamu telpon dokter irwan gih ! Suruh dateng ke sini." ucap tante linda, pelan tapi aku masih bisa mendengarnya dengan jelas.
"Iya." jawab salsa.
"Kamu gak usah kuliah dulu, kasian dia. Kan gak mungkin mamih yang harus jagain." ucap tante linda, aku jadi tersenyum tipis mendengar itu.
"Yah, lagian dia kan udah gede. Ngapain dijagain segala sih ?" tanya salsa.
"Gak, kan kalo misal minta di anter ke kamar mandi gimana ?" tanya tante linda.
"Ya ampun, lagian salsa juga gak bakal mau tan." gumamku pelan.
"Kamu izin dulu aja, gak usah ngampus hari ini." ucap tante linda.
"Iyaaa.." jawab salsa dengan nada malas.
Tak lama dia masuk ke dalam kamar dan merapihkan semua barang yang sudah dia siapkan untuk di bawa kuliah, sepertinya dia juga sudah menelpon dokter irwan tadi.
"Kamu mau berangkat sekarang sal ?" tanyaku berpura pura.
"Bentar lagi." jawab salsa. Dia tetap saja gengsi untuk mengatakan bahwa dia meliburkan diri untuk menemaniku.
Tak berapa lama dokter irwan datang, dia mulai memeriksa keadaanku. Setelah selesai dokter itu pun memberikanku sejumlah obat.
Setelah selesai, dokter irwan berlalu.
Aku beranjak, salsa yang melihatku akan bangkit langsung menghampiri.
"Lu mau kemana sih ?" tanya salsa.
"Mau ke bawah, mau sarapan aku mau minum obat." jawabku, padahal aku hanya ingin tahu responnya saja dan ternyata sesuai harapanku.
Karna sebenarnya jangankan untuk turun ke lantai 1 bangkit saja aku tak kuat badanku seakan lemas tak bertulang.
"Sabar, gw lagi pesen makan buat lu. Emang lu kuat turun ke lantai 1 sendirian ?" tanya salsa. Udahlah sal, kamu ngaku aja sekarang.
"Makasih sayang." ucapku seraya tersenyum.
"Dih." ucap salsa, dia berlalu dan tak lama kembali dengan membawa semangkuk bubur.
"Nih makan dulu." ucapnya seraya menyerahkan mangkok itu, aku perlahan duduk.
"Suapin." ucapku dengan nada manja.
"Udah di beliin juga, sekarang malah minta di suapin juga." ucap salsa setengah ketus, walaupun begitu dia tetap menyuapiku dengan sabar.
Semangkuk bubur tak sanggup ku habiskan karna rasanya tak karuan, semua terasa pahit untukku kecuali perhatian kecil salsa, walaupun dia terlihat melakukan semuanya karna terpaksa.
"Nih, sekarang baru minum obat." ucap salsa.
Aku hanya mengangguk lemah, salsa menyerahkan segelas air dan obat yang sudah disiapkan.
Setelah meminum obat aku malah merasakan kantuk mulai menyerang, salsa berpura pura menyelesaikan make up nya seolah akan berangkat kuliah padahal aku sudah tahu yang sebenarnya.
Entar mungkin karna pengaruh obat, tanpa terasa aku pun tertidur.
Setelah beberapa lama tertidur aku pun sadar, suhu tubuhku sudah menurun tak sepanas tadi.
Ternyata, sedari salsa juga tertidur di sampingku. Dia tampak nyenyak di tambah di luar memang tengah turun hujan.
Aku mendekat dan akan memeluk salsa, namun dia tiba tiba malah terbangun.
"Ngapain lu ?" tanyanya seraya mendorong tubuhku dan dirinya sedikit menjauh.
"Suami lagi sakit masih aja kasar." ucapku.
"Jangan nyari kesempatan dalam kesempitan lu ya." ucap salsa.
"Lah ?"
"Gara gara lu gw ketiduran juga, gw jadi gak kuliah hari ini." ucap salsa malah menyalahkanku.
"Lah ?"
Salsa, padahal aku tahu kok. Tapi aku hanya bisa mengatakan hal itu dalam hati.
Aku meraih ponsel,
"Temenmu masih chat aku loh." ucapku seraya memperlihatkan chat alesha yang masih belum aku hapus.
"Respon aja, kasian dia." ucap salsa.
"Gak ah," jawabku seraya menyimpan ponsel kembali.
Aku mendekat dan baru saja akan memeluk salsa, dia bangkit dan malah meninggalkanku. Padahal aku sangat ingin memeluknya saat ini, cuaca juga sudah mendukung banget padahal.
Aku bangkit,
"Lu mau kemana ?" tanya salsa.
"Kebelet." jawabku,
"Lu bisa sendiri ?" tanya salsa, aku langsung menoleh seraya tersenyum.
"Kamu mau bantu ?" tanyaku.
"Gak gak, dih ogah banget. Udah lu sana buruan tar ngompol di situ lagi." ucap salsa seraya bergidig.
Badanku sekarang sudah lumayan enakkan, tak seperti tadi.
Tak lama aku kembali dari kamar mandi, aku kembali merebahkan badanku di ranjang.
"Sini dong." ucapku.
"Ogah." jawab salsa.
"Sal, aku tau kok. Kamu libur cuma buat nemenin aku kan ?" tanyaku seraya mengangkat alis.
"Enak aja, gw tadi mau jalan tapi keburu ujan. Lu gak usah GR." ucap salsa.
"Yaudah sini aja." pintaku.
Salsa tak menjawab dan hanya mengangkat angkat bahunya.
"Sini sayang." ucapku setengah menggoda.