NovelToon NovelToon
Satu Hati Yang Kuberi Cinta

Satu Hati Yang Kuberi Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa / Slice of Life
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Queen Dee

Magika dan Azzrafiq tak sengaja bertemu di sebuah cafe, saat Magika sedang melakukan tantangan dari permainan Truth or Dare yang dia mainkan bersama teman-temannya.
Hanya dalam satu malam saja, Magika mampu membuat Azzrafiq bertekuk lutut, mereka melakukan hal-hal gila yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, mereka melakukannya atas dasar kesenangan belaka.
Keduanya berpikir tak akan pernah berjumpa lagi dan hanya malam ini saja mereka bertemu untuk yang pertama sekaligus yang terakhir.
Namun takdir berkata lain, Magika dan Azzrafiq dipertemukan lagi, karena mereka diterima di kampus yang sama dan lebih tak disangka lagi mereka satu jurusan, tapi keduanya tidak saling mengenali karena saat pertemuan malam itu, mereka dalam pengaruh alkohol yang membuat keduanya tak ingat apa yang telah terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam Ini Milik Berdua

Magika menikmati angin malam yang menerpa wajahnya, dia menutup rapat resleting jaketnya ketika hembusan angin semakin kencang, dia menutup matanya dan menghirup lagi udara segar yang tak dia dapatkan di Kota Bandung yang saat ini sudah sangat padat penduduknya.

"Ngapain sendirian di sini?" Tanya Azzrafiq yang sedari tadi mengikutinya diam-diam.

Magika terperanjat dan menatap Azzrafiq yang telah ada di sampingnya. "Ish bikin kaget aja."

Azzrafiq melihat langit yang tampak seperti lukisan. "Masih kayak malam sebelumnya ya, banyak bintang yang bertaburan."

Magika melangkahkan kakinya, dia berjalan ke atas bukit untuk melihat bintang-bintang dan menikmati malam terakhir berada di sini, Azzrafiq mengikutinya dari belakang, kemana pun dirinya melangkah lelaki itu pasti akan membuntutinya seperti bayangan.

"Kan kamu yang bilang mereka tuh saksi perjalanan kita, kayaknya dimanapun kita berada mereka pasti bakalan muncul buat jadi penerang." Tukas Magika.

"Iya bakalan jadi saksi perjalanan kita sampai aku sama kamu bersatu, hati-hati jalannya." Seru Azzrafiq sambil memperingati Magika.

"Hahaha teruslah berharap wahai anak muda."

"Ciyeee yang merasa tua, mau kemana kita?" Tanya Azzrafiq.

"Kok jadi kayak dora the explorer gitu sih nanya nya, aku jadi ngerasa kesinggung deh." Gerutu Magika.

Azzrafiq mengerutkan keningnya sambil menatap bingung Magika. "Kesinggung kenapa? Kan aku cuma nanya doang."

"Aku berasa jadi si boots gitu."

"Hahaha kirain kenapa."

Magika dan Azzrafiq sampai di bukit yang tak jauh jaraknya dari Aula, di sini terdapat tikar dengan motif kotak-kotak berwarna pink, dia duduk di samping Azzrafiq sambil menyandarkan kepalanya pada bahu lelaki itu, tercium harum parfum aroma bedak bayi dari tubuh Magika, wangi yang kini menjadi familier dan sangat menenangkan bagi Azzrafiq.

"Kamu suka parfum bayi Gee?" Tanya Azzrafiq yang menghirup aroma parfum Magika.

Magika mendongakkan kepalanya. "Suka banget!! Kalo berkeringat jadi gak bau, ada kan parfum lain kalo nyampur sama keringat tuh baunya suka gak enak gitu."

"Wangi kamu jadinya punya ciri khas tersendiri."

"Cocok buat aku yang gak terlalu suka wangi parfum cewek dewasa, kecuali wangi parfum cowok."

"Kalo gitu kenapa gak pake parfum cowok aja?" Tanya Azzrafiq.

Magika terkekeh. "Nanti aku disangka cewek gak bener."

"Kok? Kenapa emangnya?" Tanya Azzrafiq yang selalu bingung dengan perkataan Magika yang mind blowing.

"Soalnya orang pasti bakalan ngira aku terlalu nempel sama cowok, sampe parfumnya kecium di tubuh aku, pernah kan pake parfum cowok, aku dituduh Papi nempel-nempel sama cowok, terus dibilangin deh jangan pake lagi." Jelas Magika seraya menyandarkan lagi kepalanya di bahu Azzrafiq.

"Hahaha iya juga sih, kesannya malah jadi negatif gitu ya."

Magika kembali menatap ke atas langit, kebetulan sekali ada bintang jatuh. "Azz, kamu lihat kan?"

"Lihat apa Gee?"

"Tadi ada bintang jatuh, masa sih kamu gak lihat?" Kata Magika heran.

Azzrafiq melihat langit yang luas dan melirik bintang-bintang yang bersinar di atas, matanya mencari bintang jatuh yang dikatakan Magika. "Gak ada kok Gee."

"Tadi ada Azz, jelas banget."

"Harusnya kamu make a wish, katanya kalo lihat bintang jatuh, terus kita punya permintaan suka dikabulin."

"Musyrik itu mah Azz hahaha."

"Ya emang sih hahaha, buat seru-seruan aja Gee, mumpung momennya pas."

"Kalo gitu aku mau make a wish ah." Seru Magika seraya bangkit dari sandarannya untuk menatap Azzrafiq, dia mulai menutup matanya tapi sesekali mengintip, dia tersenyum usil ketika akan mengucapkan permohonan nya.

"Semoga aku dan Azzrafiq pacaran." Ujar Magika iseng.

"Aamiin paling kenceng deh, tapi kalo disebutin gak akan dikabulin katanya."

Magika membuka kembali matanya. "Ya bagus deh, gak mungkin juga aku rebut pacar orang, dan gak ada niatan juga."

"Kok bagus? Mungkin aja kan kita pacaran kalo aku udah single."

"Beda lagi ya kalo itu, pas kamu single, akunya yang udah punya pacar."

"Itu gakkan pernah terjadi, kamu harus sama aku pacarannya, gak boleh sama yang lain." Sanggah Azzrafiq.

"Belum pacaran dan masih jadi pacar orang juga udah posesif gitu." Magika mengeluhkan sanggahan Azzrafiq.

Di saat asyik bercanda terdengar suara gaduh kembang api yang membelah langit, semua orang di dalam Aula keluar berhamburan untuk melihat pesta kembang api. Malam ospek ditutup dengan kembang api, semua orang berbahagia dan gembira ketika kembang api mulai beratraksi di atas langit, benar-benar akan menjadi malam ospek yang memorable untuk mahasiswa angkatan 2012.

"Kembang api Gee." Seru Azzrafiq.

"Waa keren banget Azz." Kata Magika sumringah matanya berbinar ketika melihat kembang api.

"Panitia niat juga ya mempersiapkan malam penutupan ospek."

"Benar-benar malam yang syahdu."

Magika dan Azzrafiq hanyut menikmati momen yang indah ini, mereka takjub melihat pertunjukan kembang api yang pecah di atas langit.

Saat ini jam menunjukkan hampir pukul 01.00 dini hari, tempat ospek mereka pun jauh dari tempat warga, sehingga suara kembang api tak akan mengganggu waktu istirahat warga sekitar.

Setelah selesai pertunjukan kembang api, semua mahasiswa kembali masuk untuk tidur, mengakhiri malam yang indah ini karena besok pagi akan kembali lagi ke kampus untuk pulang.

"Yaaaa udahan kembang apinya." Sesal Magika.

Azzrafiq memperhatikan orang-orang di bawah sudah kembali masuk ke aula. "Belum mau masuk Gee?"

"Nanti dulu deh Azz, masih nikmati momen."

"Kapan lagi ya kan kita bisa berdua gini?" Goda Azzrafiq.

Magika hanya menggelengkan kepalanya."Iya kapan lagi coba ya kan? Aku mau uji nyali di sini."

Azzrafiq terkekeh. "Seriusan? Ya udah aku tinggalin."

"Tinggalin aja kalo kamu sanggup jauh dari aku." Celetuk Magika menggoda Azzrafiq.

"Kamu tahu aja kalo aku gak sanggup, lagian gak mungkin juga aku tinggalin calon pacar aku."

"Yeee masih ngarep aja Azz? Hahaha."

"Namanya juga ikhtiar." Celetuk Azzrafiq.

"Lagian, bukannya kita mau tidur bareng ya?" Celetuk Magika.

"Iya sih, pas ya timingnya, di atas bukit dan berlukisan langit yang bertabur bintang."

"Semesta aja mendukung."

Magika merebahkan tubuhnya di atas tikar, dengan posisi tidur seperti ini, jadi lebih leluasa melihat langit, Azzrafiq tiduran di sampingnya, lelaki itu membuat garis rasi bintang di langit dengan telunjuknya.

Magika melihatnya sambil tertawa kecil. "Kamu lagi bikin rasi bintang Azz?"

"Iya, tapi aku juga nulis nama kamu."

Magika terkekeh. "Ngapain nulis nama aku?"

"Aku ngikutin salah satu scene film Thailand, yang judulnya first love, cewek pasti tahu dong film romantis itu."

Magika menertawakan tingkah konyol Azzrafiq. "Hahaha yang nulis nama cowoknya kan? Yang katanya kalo nulis nama orang yang dia suka di atas langit yang banyak bintang-bintangnya, bakalan terkabul keinginannya untuk bisa bersama orang yang disukainya."

"Ya siapa tahu aja kan beneran bisa hehehe."

"Hahaha itu kan cuma film Azz, kalo lihat bintang jatuh katanya bakalan dikabulin keinginannya, terus sekarang nulis nama seseorang diantara bintang-bintang bakalan dikabulin juga. Jadi yang bener yang mana?"

"Cuma satu yang bener."

Magika menolehkan kepalanya dan menatap Azzrafiq dengan serius. "Yang mana?"

"Azzrafiq dan Magika jadian." Jawab Azzrafiq sambil terkekeh karena melihat ekspresi Magika yang sudah serius menunggu jawabannya.

"Duh kukuh banget anaknya tuh." Gerutu Magika seraya menatap lagi langit.

"Harus dong, itu membuktikan kalo aku sungguh-sungguh." Sahut Azzrafiq.

"Bersungguh-sungguh bercandain aku."

"Jadi kamu ngerasa kayak gitu ya?"

Magika menoleh pada Azzrafiq, lalu dia mengalihkan pembicaraan, dia tak ingin hanyut dengan perkataan Azzrafiq, dia ingin menjaga hatinya yang kini benar-benar goyah oleh pesona lelaki itu.

"Lihat deh Azz, bintang yang paling terang di atas." Kata Magika seraya menunjuk ke arah bintang yang paling terang diantara bintang lainnya.

"Bintang sirius kan yang paling terang?"

"Kamu tahu tentang bintang?" Tanya Magika.

"Engga juga, cuma aku pernah baca di google." Jawab Azzrafiq kelewat jujur.

"Kamu tahu gak sih ternyata bintang sirius punya pasangan."

"Oh ya, apa namanya? Bercanda?"

"Hahaha bukan, namanya gak jauh beda, sirius b, nambah b doang di belakangnya."

"B anggap aja Black, jadi Sirius Black kayak nama Ayah baptisnya Harry Potter."

"Boleh juga tuh biar gak ketuker, oh ya, kalo ngomongin soal film, kamu paling suka nonton film apa?" Tanya Magika sesekali menatap Azzrafiq ketika berbicara, matanya sudah sayu karena menahan kantuk, kesadarannya pun semakin terkikis.

"Banyak sih, hampir semua film yang pernah aku lihat aku suka, gak terlalu spesifik."

Magika perlahan mulai menutup matanya dan sudah tak sadar apa yang mereka bicarakan, Azzrafiq menatapnya yang sudah terlelap, dia tersenyum bahagia bisa begitu dekat dengan wanita yang dipujanya, dia membelai pipi Magika dan mengusap rambutnya yang terurai.

"Sleep tight Gee, I'll see you in dreamland."

Azzrafiq mulai memejamkan matanya seraya menyedekapkan kedua tangannya di dada, menyusul Magika yang sudah tertidur.

Magika dan Azzrafiq yang semula menjaga jarak mereka, perlahan saling mendekat, di luar kesadarannya, Magika mencium bibir Azzrafiq, dan lelaki itu pun reflek membalas ciumannya dengan lembut.

Di dalam mimpi, mereka bertemu lagi, mimpi yang selalu menghantui keduanya selama beberapa bulan ini, mimpi tentang awal pertemuan mereka yang mengaku sebagai Bella dan Edward.

Semakin larutnya malam, angin berhembus semakin kencang, dingin yang membelai tubuh Magika membuatnya semakin tenggelam dalam pelukan Azzrafiq, keduanya luput dalam rindu yang selama ini dirasakan dari dalam hati mereka.

1
Cevineine
luar biasa👍
rizki fadhilah
ayo thor lanjut/Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!