Setelah meninggal nya kedua orang tua, Niko Dinata tinggal bersama Tante nya, dia menjadi pemuda yang urakan dan pemalas, selalu saja berbuat onar dengan memalak pedagang pasar yang ada di dekat rumahnya.
**
bertemu dengan Eca Permatasari, gadis
manis yang di kenal dengan segudang prestasi nya, tak perlu banyak tebar pesona untuk membuat para cowok bertekuk lutut padanya, dia hanya mencintai satu pria yang bernama Hanif, cowok yang selalu setia menemani nya di kampus.
**
Bagaimana jadinya kalau sang ayah tiba-tiba menjodohkan Eca dengan Niko dan langsung menikahi nya, pria yang dipandang rendah oleh Eca, tapi kenyataan dapat di andalkan dalam segala sisi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. AKAD NIKAH.
Beberapa bulan kemudian..
"Saya terima nikah dan kawinnya Eca Permatasari binti Roby Wisana dengan mas kawin uang sebesar 10 juta rupiah, serta seperangkat alat solat dibayar tunai." Dalam satu tarikan nafas, Niko berhasil mengucapkan kalimat ijab kabul itu.
"Bagaimana para saksi?!"
"SAH!"
Mereka langsung membaca surat Al Fatihah masing-masing di dalam hati. Setelah selesai Eca langsung mencium pergelangan tangan Niko yang kini resmi menjadi suami halal nya.
Niko dan Eca kini tak menyangka telah menjadi sepasang suami istri. Dalam hati Niko selalu bertanya, apakah Eca benar-benar mencintai nya hingga saat ini.
Diketahui, sebelum pernikahan ini berlangsung, Niko selalu melihat Eca yang terus bersama dengan Hanif mantan kekasih nya. Bahkan hampir setiap hari dia terus melihat kemesraan Eca dengan Hanif.
Tak mau mikirin hal berat di hari bahagia nya, Niko langsung mendekat ke Kiara untuk mencium punggung pergelangan tangan nya, lalu berganti tangan Pamannya untuk meminta doa, setelah itu dia melakukan hal yang sama kepada kedua orang tua Eca.
"Niko, um sangat menyesal sudah membuat kedua orang tua kamu meninggal, Um minta maaf sebesar-besarnya ke kamu, Doa um akan selalu menyertai kalian, Sakinah mawadah warahmah, bahagia selalu atas pernikahan mu setelah ini Niko, semoga kamu menjadi pemimpin yang baik untuk Eca, kalau dia bandel dan ga nurut, laporin aja ke um" Kata Pak Roby sembari mengusap kepala Niko.
Niko tersenyum tipis "Baik ayah, insyaallah nanti akan Niko bimbing" Jawab Niko.
Eca mendengar itu, dari arah yang tak jauh dari pandangan Eca terlihat Ada Hanif yang sedang menatap ke arah nya.
"Maafin aku sayang, hati aku akan selalu ku jaga untukmu seorang" Kata dalam hati Eca.
Eca mendongak kepala ke atas, supaya air matanya tidak menetes, Dirasa sudah tenang Eca langsung menyalami tangan kedua orang tua nya.
"Papa, mohon doa restunya ya untuk hubungan Eca dengan Niko ke depan nya" Gumam Eca sembari mencium tangan Pak Roby, kedua matanya semakin tak bisa membendung air mata.
Melihat putri nya menangis di hari pernikahan nya, Pak Roby langsung mengusap air matanya.
"Pilihan papah selalu terbaik untuk kamu, lupakan Hanif dan mulai mencintai Niko" Kata Pak Roby sambil mengusap kepala belakang Eca.
Eca terdiam semakin mendalami kesedihan.
"Sudah sayang jangan nangis terus, malu di lihat banyak orang" Kata Pak Roby kembali mengusap air matanya, lalu memeluk putrinya penuh kasih sayang.
"Niko tolong titip Putri um ya, jangan pernah sakitin hati Eca, dia cengeng soalnya" Kata Pak Roby dengan senyuman.
Reflek Eca memukul pelan tangan Pak Roby sambil memprotes "Apa sih papah, Eca ga cengeng ya!"
"Nih buktinya kamu lagi nangis di pelukan papah hayo" Kata Pak Roby, semua orang tersenyum termasuk Niko, melihat kedekatan ayah dan anak.
Eca melepas pelukan Pak Roby, bergilir ke Ibunya "Selamat ya sayang, mamah doakan semoga kalian selalu bahagia, dan menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah" Kata Bu Susilowati mencium kedua pipi Eca secara bergantian.
"Makasih mama" Jawab Eca membalas nya dengan sebuah pelukan erat.
"Selamat ya sayang, semoga Niko selalu menjadi suami yang baik untuk kamu, kalau dia nakal lapor saja ke Tante jangan sungkan" Kata Kiara memeluk sayang Eca, lalu bergeser ke paman nya Niko.
"Eca, selamat ya atas pernikahan nya benar apa yang di katakan Tante Kiara, kalau niko nakal lapor saja" Kata Pak Herman mengelus kepala belakang Eca dengan lembut.
"Siap um" Jawab Eca menyalami tangan nya Pak Herman.
Niko tersenyum dan terdiam cukup lama, sembari melihat tamu undangan yang sudah mulai berdatangan.
Kedua mempelai berjalan bergandengan untuk menduduki kursi pelaminan, para tamu undangan juga sudah mulai memasuki area prasmanan.
Suara musik dangdut dan pengisi lagu juga sudah berkumandang, acara pernikahan mereka di laksanakan secara meriah dengan pesta yang di usung sangat mewah.
Sebelum para tamu menyantap makanan, ada secarik acara dari kedua mempelai. Dimana mereka akan melepas sepasang burung merpati putih, sebagai simbol bahwa mereka akan memulai kehidupan baru dan juga simbol cinta dan kesetiaan.
Setelah merpati putih itu diterbangkan, tepuk tangan meriah berkumandang dari tamu yang mulai berdatangan.
Setelahnya acara pelepasan merpati selesai, acara terakhir dari kedua pengantin itu mengajak semua tamu untuk berkumpul.
Niko dan Eca akan melempar buket bunga yang nantinya akan di tangkap oleh seseorang yang statusnya jomblo, Ya acara ini kerap terjadi di pernikahan-pernikahan anak muda masa kini.
Mereka yang jomblo sudah berkumpul dan bersiap menangkap bunga yang di lempar kedua pengantin yang ada di depannya.
"WHOAAAA" Seketika panggung di buat menjerit histeris, setelah bunga itu sudah di lempar dan berhasil di tangkap oleh Hanif dan Indah yang mendadak terdiam saling tatap wajah.
"EH"
Eca dan Niko juga kompak terdiam setelah mereka membalik badan, melihat bunga itu di tangkap oleh kedua mantan nya masing-masing.
Acara pun selesai setelah — Hanif memberi bunga itu ke Indah, seketika indah melompat-lompat kegirangan.
Menatap Niko dengan memamerkan bucket bunga yang berhasil di tangkap nya, Niko tersenyum dan Eca latah mencubit pinggang Niko kasar.
Eca sudah mengetahui kalau Indah mantan kekasih nya Niko.
Ya, niko sendiri menceritakan ke Eca jauh-jauh hari.
Terlihat tamu undangan sudah menikmati hidangan yang tersedia, lauk pauk yang mewah beserta minuman dingin yang di sediakan berbagai macam varian rasa.
Sampai akhirnya Hanif mulai berjalan untuk menaiki singgasana pelaminan mantan nya.
Menyalami Niko untuk memberi selamat, setelahnya memberi ucapan juga ke Eca, terlihat Eca tak mau melepaskan pegangan tangan Eca.
Hanif merasa tidak enak di perhatikan banyak tamu undangan — langsung melepasnya secara paksa.
"Sudah Eca, samawa ya" Desis Hanif memberi doa, sembari memberi amplop berisi uang dan sebuah kata-kata di dalamnya.
Tak lama berselang Hanif berfoto bersama, terlihat Eca sedang berusaha menutupi kesedihannya, Niko menoleh dan menutupi wajah Eca dengan tubuhnya, tujuan nya agar tidak dilihat oleh orang lain yang tengah memperhatikan nya.
"Saya janji akan kasih sayang untuk kamu melebihi Hanif" Desis Niko memeluk sayang istrinya.
"Hmmm" Eca membalas dengan rengeknya sambil membekap di dada Niko.
Tiffany dari balik pagar ayu, cukup cengengesan melihat keduanya. Dia dari tadi memilih untuk menghindar karena kalau di dekat Niko, entah kenapa Eca selalu akan marah padanya.
Bahkan Tiffany tidak mengantarkan mereka berdua saat berjalan ke atas pelaminan.
Pandangan mata Tiffany teralihkan setelah ada tamu undangan yang datang untuk tanda tangan.
Indah naik ke atas pelaminan dan mengirim doa untuk kedua pasangan, perlakuan Niko biasa saja, dia tidak berlebihan seperti Eca yang bersalaman dengan Hanif saat ingin memberi doa terbaik.
"Samawa ya Niko, akhirnya kamu menikah dengan bidadari, tau kok saya ga cantik" Celoteh Indah.
"Hahaha" Jawab Niko tertawa tidak niat.
Indah memberi ponsel nya ke fotografer, dia berfoto bersama dengan pengantin yang ada di samping nya, nantinya dia akan menyimpan nya di album pada laptop pribadi nya.
Acara pernikahan pun berjalan lancar dan meriah tidak ada hambatan apapun dan tidak ada yang merusuh sedikit pun.
Sampai waktu sudah memasuki siang hari, tamu undangan terus berdatangan. betapa lelahnya kedua pengantin saat mengipas-ngipas lehernya di ruangan tata rias. Mengganti busana pengantin nya agar tidak bau menghadapi tamu undangan yang datang di siang hari menjelang sore.
bukan om,