NovelToon NovelToon
Love You More Than Ever

Love You More Than Ever

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Cinta Terlarang / Menikah Karena Anak
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

kisah seorang wanita yang berjuang hidup setelah kehilangan kedua orang tuanya, kemudian bertemu seorang laki-laki yang begitu mencintainya terbuai dalam kemesraan, hingga buah hati tumbuh tanpa pernikahan.
sungguh takdir hidup tak ada yang tahu kebahagiaan tak berjalan sesuai keinginan, cinta mereka Anita dan seno harus terpisah karena status sosial dan perjodohan dari kedua orang tua seno.
bertahun-tahun Seno menjalani kehidupan tanpa cinta, takdir tak terduga dan kini mereka di pertemuan kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JATUH DARI TANGGA

Tak ingin terus berdebat dengan sang ibu, Seno pun kembali ke kamarnya mandi dan bersiap berangkat ke kantor walau tadi ibunya menyuruh tak perlu ke kantor tapi Seno akan tetap berangkat.

"Seno mau kemana Kamu?"

"Aku mau ke kantor, ada meeting dengan Retro"

Bu Riana hanya diam merasa kesal sambil memandangi putranya pergi, kemudian Bu Riana pamit pada Tania bahwa Ia juga ada urusan yang mendadak.

Saat di dalam mobil Bu Riana berkata pada supirnya.

"Doni cari tahu di mana Anita saat ini berada, cari informasi pribadinya"

"Baik Bu"

Doni adalah supir pribadi Bu Riana sekaligus bodyguard Bu Riana semenjak mendiang suaminya masih hidup, Doni begitu setia dengan keluarga Saputra.

Sambil menunggu kliennya datang, Seno terus mengerjakan pekerjaan yang belum selesai, Tak lama client pun datang menyapa Seno.

"Selamat pagi Pak Seno"

"Eh.. selamat pagi Pak Farrel, silahkan duduk Pak"

Tak menunggu lama langsung saja perbincangan tentang bisnis di mulai.

"Baik.. Ide yang bagus, Saya sangat suka"

"Jadi Kita deal ya untuk kerjasama"

Mereka pun bersalaman tanda bahwa kerjasama telah di buat.

Suara bel berbunyi tanda anak-anak sekolah telah mengakhiri pelajaran hari ini, Sena dan Fathia pun berjalan menuju gerbang depan sekolah untuk menunggu masing-masing orang tua menjemput Mereka.

Mobil Tania telah sampai di sekolah Fathia, Ia pun keluar dari mobil lalu berjalan dan memanggil Fathia.

"Fathia..."

"Mamah"

Fathia dan Sena berlari ke arah Tania, ketika Mereka berdua berada di hadapannya, Tania memandang wajah Sena, Ia kini merasa benci dengan Sena karena Sena adalah anak dari wanita yang di cintai suaminya.

"Fathia ayo Kita pulang"

"Eh Mah tunggu Sena belum di jemput sama Mamahnya"

"Sudah biarin saja, nanti juga Mamah Sena pasti datang"

Biasanya Tania selalu mengajak Sena ikut pulang bersama, dan mengantarnya hingga di gerbang rumah susun, namun rasa bencinya terhadap Anita, Sena pun jadi korban kebenciannya.

"Gak apa kok Fathia Kamu bisa pulang duluan"

"Gak.. Aku gak mau Mah, biasanya Mamah mau antar Sena pulang bareng Kita"

"Fathia, kalau Sena terus-terusan di antar nanti Dia bisa manja"

Sena tak mengerti akan maksudnya ucapan ibunya Fathia, karena Fathia tak ingin juga pulang sebelum Sena di jemput ibunya, Tania pun menjadi marah.

"Mamah bilang ayo pulang, Kamu kenapa sih sejak bergaul sama Sena jadi pembangkang"

Kata-kata itu pun terdengar oleh telinga Anita yang baru saja datang.

"Apa maksud Kamu bicara seperti itu di hadapan Sena"

Tania kini tersenyum sinis, lalu Ia mengatakan hal yang menyakitkan hati.

"Dasar perebut suami orang, jadi ini kedatangan Kamu ke dalam hidup Seno"

Anita tak ingin Putrinya mendengar pembicaraan dirinya dengan Tania, akhirnya Anita menyuruh Sena untuk masuk menunggu di dalam taksi.

"Kamu tunggu Mamah di taksi ya, Mamah ada perlu sebentar sama Tante Tania"

Sena anak yang penurut Dia pun mengiyakan ucapan ibunya dengan satu kali perintah, Sena pun berpamitan dengan Fathia.

"Sampai ketemu besok Fathia"

Kedua anak yang tak tahu urusan kedua orang tuanya ini, kini saling melambaikan tangan, setalah dirasa Fathia juga Sena sudah berada di dalam mobil, kini saatnya Anita berkata,

"Tolong ya Mbak Tania, jangan bicara seperti itu lagi di depan anak-anak"

"Hmm, kenapa...? Kamu takut ya, kalau anak Kamu tahu, bahwa Kamu saat ini sedang merayu laki-laki yang sudah beristri"

Anita sungguh tak terima dirinya di cap seperti itu.

"Kenapa sikap Mbak berubah pada Sena, kalau Mbak benci dengan Saya tolong jangan dengan Sena, dia gak tahu apa-apa Mbak, satu lagi... Saya tidak pernah berusaha merebut Seno dari Kamu, bahkan pertemuan saya dan Seno, tidak pernah Saya harapkan"

"Bisa-bisanya Saya percaya dengan Kamu, begitu banyak cerita yang Saya ungkapkan tentang Seno, ternyata orang yang ku percaya adalah wanita yang di cintai suami ku"

Anita terdiam ketika Tania berkata seperti itu, lalu Anita menjawab,

"Aku bahkan gak tahu bahwa Mbak adalah istri Seno"

"Kamu pasti tertawa iya kan..? Mendengar semua curahan hatiku"

"Gak seperti itu Mbak, justru karena sekarang Aku tahu, Aku gak ingin melihat Seno, tapi Seno sendiri yang selalu mengejar Saya, jadi tolong stop Mbak mengatakan bahwa Saya yang merusak rumah tangga Mbak"

"Apapun itu Aku akan tetap menganggap Kamu orang yang telah merusak rumah tangga ku, 5 tahun Anita, Kamu masih terus menghantui kehidupan rumah tanggaku, 5 tahun Anita, Seno tak pernah melirikku itu semua karena Kamu, cuma Kamu.. Kamu yang selalu di pikirkan nya"

Tania berkata sambil menangis kecil, Anita merasa bersalah atas semua itu, lalu Anita berkata apa yang harus Ia lakukan supaya bisa mengembalikan pernikahannya dengan Seno.

"Apa yang di lakukan, yang perlu Kamu lakukan adalah pergi jauh sejauh mungkin dari hidup Seno"

Anita mengerti akan permintaan Tania, lalu Ia menjawab,

"Akan Aku pikirkan"

Setelah mengatakan hal itu, Tania langsung memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan Tania yang masih berdiri terdiam.

Lalu Sena membuka jendela mobil dan memanggil ibunya.

"Mah... Ayo pulang"

Anita pun tersadar dan Ia memasuki taksi.

"Maaf yah lama sayang, Pak... Ayo jalan"

Setelah sampai di rumah, Sena di panggil teman tetangga Anita.

"Sena sudah pulang sekolah, Kita main yuk?"

Anita tersenyum lalu berkata pada anak tersebut.

"Iya nanti ya... Sena ganti baju dulu dan makan, baru setelah itu main sama Kamu"

Setelah menjelaskan, Sena dan Anita kini masuk rumah dan beristirahat sejenak.

"Sena.. Kalau mau makan Mamah sudah siapin di meja makan ya, Mamah mau tidur dulu sebentar"

"Iya Mah.."

karena pekerjaan Anita di malam hari, jadi sebisa mungkin Anita mengatur waktu tidurnya agar Ia tak merasa mengantuk saat bekerja.

Setelah berganti baju dan makan, Sena pun keluar rumah ingin bermain dengan teman yang mengajaknya tadi, Ia berlari dengan semangat turun dari tangga mendekati temannya, namun saat melangkah Ia tak melihat ada daun pisang di lantai, Sena menginjak daun pisang itu, dan akhirnya Sena jatuh terguling hingga kepalanya berdarah.

Semua orang panik melihat insiden itu, Tante Risma yang baru saja pulang dari pasar melihat kerumunan orang-orang di depannya.

"Ada apa sih?"

Tanya Risma pada orang-orang tersebut, dan betapa terkejutnya Risma saat Ia tahu bahwa keponakannya lah yang kini jadi tontonan orang-orang banyak.

"Sena...."

Ucap Risma dengan berteriak tak menyangka.

"Ya Allah Sena, bangun sayang"

Tak mungkin bagi Risma membawa Sena ke atas rumah Anita, Risma langsung membawa Sena ke rumah sakit terdekat dan Ia berpesan pada tetangga Anita untuk memberitahu kecelakaan yang di alami putrinya.

"iya Mbak, nanti Saya sampaikan sama Mbak Anita"

Risma sungguh panik, takut dan khawatir dengan keadaan Sena, lalu tetangga Anita datang mengetuk pintu rumah Anita dengan keras, hingga Anita yang tadi tengah tertidur lelap kaget terbangun karena suara ketukan pintu itu.

"Iya sebentar, kencang sekali ketuk pintunya"

Anita membuka pintu, baru saja Anita ingin bicara, tetangga Anita langsung mengatakan kecelakaan tadi.

"Mbak.. Sena Mbak, tadi jatuh dari tangga, kepalanya berdarah"

Anita yang baru setengah sadar terbangun dari tidur syok mendengar putrinya kecelakaan.

"Apa... Sena jatuh dari tangga, lalu mana Sena, di mana Mbak?"

Tanya Anita dengan rasa gelisah.

"Tadi Mbak Risma langsung membawa Sena ke rumah sakit terdekat Mbak"

Tak menunggu lama, Anita berlari mengambil handphonenya dan membawa tas Ia langsung berlari menuju rumah sakit.

"Makasih informasinya Mbak"

Di dalam taksi Anita langsung menghubungi Risma.

"Dimana Tante, di rumah sakit mana Sena sekarang"

"Di RS Budi asih, Kamu cepat kesini, Sena pendarahan Anita"

Anita semakin syok mendengar berita itu, Ia tak dapat menahan rasa cemasnya.

"Pak ke RS Budi asih cepetan Pak"

Anita terus berdoa dalam hatinya untuk keselamatan putrinya.

Begitu sampai di rumah sakit, Anita berlari dengan cepat, menghampiri Risma.

"Tante, mana Sena, bagaimana Sena Tante"

"Tenang Anita, Sena masih di dalam"

Tak lama dokter keluar, dan berkata jika Sena mengalami pendarahan dan butuh banyak donor darah.

"Saya ibunya dokter, silahkan ambil darah Saya"

"Baik, segera lakukan pemeriksaan sus"

Ucap perintah dokter terhadap suster untuk memeriksa darah Anita.

Setelah di lakukan pemeriksaan, ternyata darah Anita tidak bisa di donorkan untuk Sena.

"Apa sus, darah Saya gak cocok, tapi Saya ibu kandungnya sus"

Lalu suster menjelaskan jika memang tak semua ibu darahnya sama dengan anaknya.

"Mungkin darah anak ibu, cocok dengan ayahnya"

Anita kini terdiam dan mengingat Seno sebagai ayah kandung Sena.

"Maaf ya Anita, darah Tante juga ga cocok sama Sena"

Anita semakin resah, lalu suster menyampaikan supaya cepat mencari darah untuk Sena, agar Sena tak mengalami koma.

Anita semakin khawatir saat suster mendiagnosa keadaan Sena, lalu Risma menyarankan agar Ia memberitahu Seno yang sesungguhnya dan memintanya untuk mendonorkan darahnya.

"Tapi Aku gak tahu nomor telepon Seno, apalgi rumahnya Tante, Aku tahu rumah yang dulu di tempati tapi sekarang bukan Seno pemiliknya"

Risma pun ikut bingung memikirkan Maslah ini, lalu Anita teringat dengan Aldi teman dekatnya Seno, Dia pun langsung menghubungi Aldi dan meminta nomor telepon Seno.

"Apa.. Minta nomor telepon Seno"

Aldi tertawa kecil, lalu menjawab,

"Kalau Aku kasih nomor Seno, Aku di kasih apa nih sama Kamu"

"Apa yang Kamu minta dari Aku"

Tanya Anita dengan suara dingin, karena Aldi dari dulu ingin sekali kencan dengan Anita, akhirnya Ia meminta Anita menjadi teman kencannya satu hari.

"Bagaimana, mau kan?"

Tanya Aldi pada Anita, sungguh permintaan yang sangat sulit Anita wujudkan tapi mengingat keadaan putrinya, mau tak mau Anita mengiyakan permintaan Aldi.

"Oke... Aku mau kencan dengan Kamu, cepat kasih nomor telepon Seno, Aku tunggu"

"Eits...tunggu dulu, bagaimana bisa aku yakin Kamu gak akan mengingkari janji Kamu"

Anita sungguh geram di saat genting seperti ini, Ia harus meladeni lelaki tak waras seperti Aldi.

1
elaretaa
semangat Kak, ditunggu kelanjutannya 🍒
Arya wijaya: iya kak oke, makasih sudah mampir🥰
total 1 replies
Arya wijaya
thank you kak 😊
Vana Aretta
semangat kakk 😀😀
Arya wijaya: makasih kak😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!