Pagi itu memiliki embun yang menetes tanpa harus diminta. Kebahagiaan itu memiliki arti ketulusan tanpa di rencanakan. Sama halnya hati yang memiliki cinta tanpa harus diminta meskipun terkadang menyakitkan.
Menerima perjodohan dari keluarganya untuk menikah dengan gus Hilal, yang memang laki-laki pertama dalam hidupnya, membuat Khalifa merasa bahagia.
Walaupun gus Hilal seorang duda, akan tetapi bagi Khalifa yang memang mencintai karena Allah, ia bersedia dan yakin akan sanggup menerima semua konsekuensi nya.
Namun pada malam pernikahan mereka, suaminya mengatakan dia hanya menganggapnya sebagai adik perempuan...
Khalifa mengerti bahwa Hilal masih belum melupakan mantan istrinya yang telah meninggal, mencoba untuk paham, akan tetapi masalah selalu datang silih berganti.
Bagaimana Khalifa melewati pernikahannya dengan ditemani seorang suami yang masih belum bisa melepaskan masa lalunya?
Sanggupkah Khalifa dengan tekat awalnya untuk tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
...~Happy Reading~...
Flashback on ...
Setelah persidangan yang di lakukan oleh dua keluarga besar. Kini, akhirnya Hilal segera mengajak putrinya untuk masuk ke dalam kamar guna berdiskusi. Hilal mendudukkan putrinya di sisi ranjang, lalu ia berjongkok tepat di depan nya sambil menggenggam kedua jemari lentik putri nya.
“Nasha ... “
“Iya Ayah ... “ Anak itu tersenyum menatap ayah nya, “Aca cantik ya? Kok Ayah lihatin Aca telus,” imbuh nya membuat Hilal langsung menarik napas panjang.
“Sayang, jawab Ayah jujur. Nasha tidak boleh bohong ya?” Aca langsung menganggukkan kepala nya, “Kenapa Nasha bisa bilang kalau Ayah mencium tante Khalifa? Apakah tadi Nasha—“
“Tadi Aca kan lihat Ayah! Nih tadi itu Ayah begini, telus begini, pas Aca intip eh Ayah sama ante lifa begini lagi. “ Dengan begitu semangat Khalifa melepaskan tangan ayah nya dan segera berdiri di atas tempat tidur sambil mengambil guling dan memperagakan apa yang ia lihat beberapa saat lalu di area dapur.
“Astagfirullah, Sayang. Tapi Ayah tidak berciuman dengan tante Khalifa!” Hilal mengusap wajah nya sedikit kasar.
“Sama saja Ayah, itu nama na tiuman. Kan gak buleh, duket duket kata na, tapi na ayah duket duket ante telus—“
Sudah cukup, jangan di teruskan!” Hilal langsung menutup mulut putri nya sambil tangan sebelah nya lagi memijit kepala nya yang sejak tadi terasa sangat ingin pecah.
Entah apa yang salah dengan putri nya, memang sejak lahir, anak itu sangat lah aktif dan juga bisa di bilang cerewet. Menurut kedua orang tua KIrana, sosok Nasha adalah duplikat Kirana sewaktu masih sekolah, dimana kejadian mengenaskan itu belum terjadi.
Maka dari itu, kedua orang tua Kirana cukup sering mendatangi Nasha setiap kali merindukan putrinya. Tak hanya sikap, sifat nya yang mirip dengan mendiang sag ibu, akan tetapi dari segi wajah dan cara bicara nya juga sangatlah mirip dengan Kirana.
Mungkin, Tuhan sengaja mengirimkan Nasha agar kedua orang tua Kirana tidak terlalu lama larut dalam kesedihan. Dan bisa di katakan, Nasha ada sebagai obat rindu semua yang mencintai Kirana.
“Lalu, jika sudah begini Ayah mesti bagaimana Nasha?” keluh Hilal menatap putri nya dengan raut wajah yang sangat lesu.
“Kan kata na ayah suluh nikah, ya sudah nikah saja.”
“Kamu mau ayah menikah dengan tante Khalifa?”
“Ya teselah ayah, kan bukan Aca yang nikah. Aca saja tidak leti apa nikah, kan yang leti ayah, bukan Aca.” Jawab nya dengan begitu santai, lalu ia segera turun dari tempat tidur nya dan berjalan keluar dari kamar sang ayah.
‘Astagfirullah, allahuakbar ya Allah.”
Flashback off ...
“Eyang Ti, memang na, nikah itu apa sih?” tanya Aca yang saat ini sedang di gendong oleh eyang Nilla, “Kok lumah na ante Lifa banyak bunga bunga.”
Memang hingga kini, belum ada yang menjelaskan kepada Aca tentang apa dan bagaimana proses menikah. Ia hanya menyuruh ayah nya menikah dengan Khalifa, tanpa mengerti apa arti pernikahan yang sesungguh nya. Yang mana nantinya, dari ikatan pernikahan itu akan membuat Aca memiliki seorang ibu yang selama ini ia idam idam kan.
“Sayang ... menikah itu adalah ibadah yang paling panjang. Dan menikah itu adalah mempersatukan dua insan untuk hidup bersama. Nanti, setelah Ayah dan tante Khalifa menikah, maka tante Khalifa akan menjadi ibunya Aca. Aca mau kan punya ibu seperti tante Khalifa?”
“Ibu?” gumam nya pelan, “Ibu itu Bunda? Kaya kakak Abi yang panggil panggil Bunda, begitu?” Nyai Nilla menganggukkan kepala nya membuat senyuman di wajah Aca seketika langsung terbit dan bersinar dengan begitu terang.
“Aca mau kok, tapi—“ ucapan Aca terhenti saat tiba tiba matanya tanpa sengaja menatap ke atas. Gadis kecil itu terdiam, menatap lekat pada sosok yang ia lihat dengan tatapan yang sulit di artikan.
...~To be continue ......