Maysa Anggara seorang siswi SMA yang tiba tiba di panggil Mommy oleh seorang anak kecil bernama Kavin membuatnya terjebak pernikahan dengan duda beranak satu bernama Ilyas yang tak lain Daddynya Kavin.
Berbagai masalah dan keributan selalu menghiasi hari hari mereka apalagi Maysa tidak tahu cara mengurus seorang anak?
Akankah cinta hadir di antara keduanya dan membuat kehidupan mereka bertiga bahagia? Atau justru perpisahan menjadi jalan satu satunya?
Dukung dan ikuti kisahnya di sini..
Ig: Vanesha andriani
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WEDDING DAY
Hari ini tiba hari pernikahan Ilyas Lambyyan dan Maysa Anggara yang di selenggarakan di sebuah balroom hotel King dom. Ilyas menyewa WO profesional yang mampu menyulap ballroom menjadi seindah istana. Dekorasi super mewah dan hidangan hidangan kelas atas yang super nikmat membuat para tamu nampak betah di sana.
Dengan memakai gaun pengantin berwarna putih, Maysa mengapit lengan Ilyas menuju meja ijab yang sudah di sediakan oleh pihak WO. Ilyas mengembangkan senyumannya begitupun dengan Maysa. Mereka nampak seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.
Keduanya duduk di depan pak penghulu dan tuan David untuk melangsungkan acara ijab qobul. Tuan David menjabat tangan Ilyas.
" Saudara Ilyas." Ucap tuan David.
" Saya."
" Saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri saya yang bernama Maysa Anggara untuk dirimu sendiri dengan Mas kawin seperangkat alat sholat dan emas seberat dua ribu dua puluh tiga gram di bayar tunai." Ucap tuan David.
" Saya terima nikah dan kawinnya Maysa Anggara binti David Anggara dengan Mas kawin tersebut tunai." Sahut Ilyas lantang.
" Bagaimana saksi? Sah?"
" Sah."
" Alhamdulillah."
Pak penghulu memimpin doa dan memberikan khutbah nikah pada kedua mempelai.
" Selamat, kalian telah menjadi sepasang suami istri yang sah. Jalani kewajiban masing masing, jika ada masalah selesaikan dengan kepala dingin. Jangan jadikan usia sebagai alat untuk menuruti ego masing masing. Kalian dua insan yang di satukan untuk saling melengkapi. Semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warrohmah, dan di karuniai anak anak yang sholeh dan sholehah." Ucap pak penghulu memberi wejangan.
" Amin, terima kasih Pak." Ucap Ilyas.
" Sematkan cincin pernikahan di jari manis istrimu Nak." Ucap nyonya Lambyyan.
" Iya Ma." Sahut Ilyas.
Keduanya bertukar cincin, setelah itu Maysa mencium punggung tangan Ilyas sedangkan Ilyas menyesal ubun ubun Maysa dengan doa lalu mencium keningnya. Suara tepuk tangan mengiringi kebahagiaan mereka.
Nampak Kavin menghampiri mereka.
" Mommy, selamat datang di keluarga Lambyyan. Kavin sangat bahagia akhirnya Mommy menjadi Mommy Kavin yang sesungguhnya. Terima kasih Mommy telah menerima Kavin dan Daddy. Kavin selalu berdoa semoga kita selalu bahagia." Ucap Kavin menatap Maysa.
" Amin." Ucap semua orang.
" Dan semoga Kavin segera mendapatkan adik dari Mommy sama Daddy." Sambung Kavin.
" Amin."
Maysa melongo mendengar ucapan Kavin, ia menatal Ilyas yang menampakkan senyuman manisnya.
"Oh my God! Kenapa gue lupa kalau ini malam pertama gue, apa mungkin Mas Ilyas mau meminta haknya malam ini? Kenapa gue tidak membicarakan ini sebelumnya. Gue yakin dia tidak bisa di ajak negosiasi masalah ini sekarang. Bodoh bodoh bodoh... " Batin Maysa merutuki kebodohannya.
Selesai acara ijab qobul, acara langsung di lanjutkan dengan resepsi pernikahan. kedua mempelai meminta restu dari kedua orang tua dan mertua sebelum di pajang di atas pelaminan. Suasana nampak hari saat kedua mempelai berlutut di depan kedua orang tua mereka.
Setelah selesai, keduanya duduk di kursi pengantin menerima ucapan selamat dari para tamu undangan. Nampak Nara dan Desi menghampiri Maysa.
" Selamat May, semoga bahagia dan segera di beri momongan." Ucap Nara memeluk Maysa.
" Apa sih Na, kalau mau do'ain bahagia, bahagia aja jangan ada embel embel di belakangnya. Gue masih sangat muda tahu Na, mengurus Kavin aja gue belum bisa pakai mau ngasih adik segala. Nantilah nunggu gue bisa mengurus mereka." Ujar Maysa meliril Ilyas yang nampak terbengong. Mungkin Ilyas kecewa dengan ucapan Maysa.
" Yah jika memang itu yang terbaik untukmu lakukan saja, tapi ingat!" Ucap Nara.
" Tidak baik nolak suami, so selamat unboxing nanti malam." Bisik Nara.
" Sialan lo Na." Cebik Maysa.
Sekarang gantian Desi yang memeluknya.
" Selamat ya, semoga bahagia dan bisa jadi istri sekaligus ibu yang baik." Ucap Desi.
" Amin, terima kasih." Sahut Maysa.
Setelah tidak ada lagi tamu yang mengucapkan selamat, Ilyas dan Maysa duduk di kursinya. Ilyas menatap Maya dengan tatapan yang entah.
" Entah mengapa aku merasa sangat bahagia bisa menikah dengan Maysa. Hatiku terasa berdesir, jantungku terasa berdebar saat berada di dekatnya, apakah ini yang di namakan puber kedua? Aku kembali merasakan jatuh cinta setelah sekian lama cinta itu mati. Kau memang luar biasa May, tanpa melakukan apapun kau mampu menarik ke arahmu. Semoga aku bisa terus mempertahankanmu untuk selalu berada di sisihku." Ujar Ilyas dalam hati sambil tersenyum.
" Mas, kenapa Mas senyum senyum sendiri gitu? Mas lagi bayangin yang enggak enggak ya? Jangan mesum Mas! Aku tidak mau melakukannya nanti malam." Ucap Maysa menatap Ilyas.
" Tidak masalah kalau kau tidak mau melakukannya nanti malam." Ujar Ilyas.
" Benarkah? Ah aku senang sekali Mas, kau pikir kau akan memaksaku untuk melakukan itu. Akhirnya aku bisa bernafas lega karena kau..
" Aku akan memintanya malam berikutnya."
" Apa??" Pekik Maysa membuat para tamu menatap ke arahnya.
" May kau mengundang perhatian semua orang." Ucap Ilyas.
" He he maaf!" Ucap Maysa nyengir kuda.
Maysa kembali menatap Ilyas.
" Aku pikir kamu membebaskan aku untuk hal itu, aku ini masih sangat kecil Mas. Kau belum bisa melakukannya. Lain kali saja ya kalau aku sudah dewasa." Ucap Maysa mencoba memberikan penawaran.
" Kamu sudah dewasa kok, buktinya kamu sudah boleh menikah. Kamu juga sudah punya seorang putra, jadi kau bisa melakukannya." Sahut Ilyas menahan tawa. Entah mengapa ia senang menggoda Maysa.
" Pokoknya aku nggak mau, kamu cari yang lain saja deh buat..
" Beneran boleh Mas cari yang lain buat..
" Eh jangan jangan!" Sahut Maysa cepat.
" Awas aja kalau berani melakukannya sama. orang lain, aku akan membuangmu jauh jauh ke laut sana." Sambung Maysa penuh ancaman.
" Makanya kamu harus memberikannya, jadi bersiaplah untuk nanti malam sayang." Ucap Ilyas mengerlingkan matanya.
" Tau ah." Sahut Maysa.
" Teman teman Mas pada datang." Ucap Ilyas menatap teman temannya yang sedang berjalan menghampirinya.
Keduanya berdiri.
" Selamat Bro! Akhirnya lo bisa move on juga." Ucap Randi memeluk Ilyas.
" Semoga bahagia dan langgeng selamanya." Sambung Randi melepas pelukannya.
" Thanks Bro." Sahut Ilyas.
Randi menatap Maysa, ia mengerutkan keningnya. Pasalnya Maysa terlihat masih sangat muda.
" Ini beneran istri lo?" Tanya Randi memastikan.
" Ya iyalah, emang siapa lagi? Lo nggak lihat dia pakai gaun pengantin gitu?" Sahut Alan.
" Widih... Gue nggak nyangka kalau selera lo daun muda Bro. Selamat ya mbak, semoga bahagia. Sepertinya mbaknya harus extra sabar dalam mengurus pria tua seperti Ilyas, karena akan ada banyak drama drama dalam rumah tangga yang akan kalian jalani." Canda Randi.
" Sialan lo Ran." Cebik Ilyas menepuk bahu Randi.
" Udah minggir sono! Gantian napa." Akan mendorong Randi turun dari pelaminan.
Kelima teman Ilyas mengucapkan selamat dan mendoakan Ilyas untuk kebahagiaannya.
Sampai tiba pada seseorang yang sangat tidak di nantikan kehadirannya oleh Maysa datang menghampirinya.
" Satya." Gumam Maysa menatapnya.
Mendengar itu Ilyas langsung menatap depan. Ia mengepalkam erat tangannya saat melihat Satya menaiki panggung pelaminan. Maysa nampak panik akan hal itu. Ia takut jika papanya melihatnya ada di sini.
" Satya kenapa kau datang kemari hah?" Tanpa sadar Maysa menarik tangan Satya melewati Ilyas.
" Aku kemari untuk memberikan selamat padamu dan mendoakan kebahagiaanmu." Sahut Satya menatap Maysa.
" Satya, tidak seharusnya kau melakukan hal itu. Kau sama saja membuat dirimu dalam bahaya. Apalagi kalau sampai papaku melihatmu di sini. Aku tidak tahu apa yang akan papaku lakukan padamu." Ujar Maysa.
" Aku tidak akan membuat keributan jadi aku rasa papamu tidak akan membuat keributan juga dengan menyerangku." Sahut Satya.
" Selamat May, semoga kau selalu bahagia. Kau sangat cantik menggunakan gaun ini. Andai saja papaku tidak melakukan kesalahan, saat ini aku lah yang berdiri di sampingmu untuk menggenggam tanganmu menuju masa depan."
Deg...
Mendengar itu Maysa menyadari kesalahannya. Ia menatap Ilyas yang menatapnya dengan tatapan terluka. Maysa langsung menjauhkan tangannya dari tangan Satya.
" Mas aku..
Tanpa mau mendengar kata kata Maysa, Ilyas meninggalkannya bersama Satya di sana.
" Ma... "
Ingin berteriak memanggil Ilyas namun ia tidak mau menjadi perhatian banyak tamu.
" Astaga bodohnya gue.. Kenapa gue tidak bisa mengendalikan diri begini? Jadi ngambek kan dianya."
TBC.....