Just A Momen _Istri Tangguh

Ayank mengemudi kan mobil nya dengan perasaan tak menentu. Penyesalan Alex sudah sangat terlambat baginya. Perasaan itu telah layu dan mati hingga ke akar-akarnya.

"Jika saja kau tak melukai harga diriku sebagai seorang istri, aku mungkin akan memberikan maaf meski tak bisa kembali merajut asa bersamamu. Namun penolakan mu di malam pertama kitaadalah hal paling menyakitkan hingga mampu merusak segala kenangan indah yang pernah tercipta. Nikmati sesalmu, dan jalani hidup mu dengan baik kelak saat aku sudah membebaskan mu." Gumam Ayank menghapus setitik air bening di sudut matanya.

Dia ingin menghapus semua kenangan nya bersama Alex hingga tak lagi bersisa untuk di ingat. Karena selama nafasnya masih berhembus, dia tak akan pernah bisa melupakan nya. Pengkhianat adalah hal paling keramat dalam keluarga nya. Tak ada pengampunan dosa untuk seorang pengkhianat.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Alex berhenti sejenak di depan ruangn Miska, dia baru saja akan mendepositokan sejumlah uang untuk biaya perawatan wanita itu. Lalu setelah nya mulai membicarakan hubungan mereka. Namun Alex di buat tercengang kala mendengar informasi dari bagian administrasi.

Jika semua biaya pengobatan Miska telah di bayar oleh seseorang yang tak ingin di sebut kan namanya. Bahkan termasuk semua donor yang Miska dapat kan telah di bayar lunas tanpa sisa. Alex berpikir keras, tak mungkin jika sepupu dari Miska yang membayarnya. Pria itu bahkan meminta suntikan dana untuk perusahaan nya yang sedang sedikit bermasalah.

Klek

Terlihat Miska tengah tertidur lelap di atas ranjang nya. Hati Alex miris, inikah wanita yang sempat membuat nya gelap mata. Hingga dengan tega melukai hati istri nya sendiri tepat di malam pertama mereka.

Wanita yang membuat nya berjanji tak akan menyentuh istri nya sendiri. Alex duduk di sofa sambil menatap lekat wajah wanita yang telah membuat nya berpaling selama lima tahun lamanya. Apa yang sudah wanita itu berikan pada nya, selain meminta banya hal dan waktu meski kadang dia harus mengorbankan Ayank juga pekerjaan nya sendiri. Kini dia sadar, jika hatinya tak benar-benar menginginkan Miska. Namun selalu merasa di butuhkan, membuat nya merasa menjadi pria yang hebat.

Faktanya, Alex sering merasa insecure dengan segala pencapaian yang Ayank dapat kan. Dia merasa di remehkan sebagai seorang pria dan kekasih. Setiap berada di suatu pertemuan atau perayaan apapun. Semua mata dan pujian hanya tertuju pada Ayank. Dia hanya sebagai pelengkap, dan itu menyentil harga diri nya.

Katakan saja Alex merasa iri dengan semua itu. Hingga saat ada seorang wanita yang selalu bergantung padanya. Alex seperti menemukan dirinya sebagai seorang pria yang di hargai. Dia mulai bermain bara untuk sekedar menghangatkan sisi lain dalam dirinya. Namun siapa sangka, dia larut dalam permainan nya dan berakhir membakar habis semua kesetiaan juga cinta nya pada Ayank, sang kekasih.

Alex terhanyut oleh buaian mimpi indah yang Miska suguhkan. Hingga melupakan sesuatu yang paling penting dalam hidup nya. Alex lupa akan semua janji setia nya pada Ayank. Karena dia pikir, dia hanya sekedar bermain dengan sekam basah, yang tak akan mungkin bisa terbakar dengan percikan bara kecil.

Namun Alex melupakan satu hal, jika api memang tugas nya untuk menghanguskan. Dan ya, pria itu terbakar habis dalam bara yang dia kira hanya mampu mengeluarkan asap semata.

Kembali pada perjalanan Ayank untuk menemukan sebuah kebenaran. Wanita itu terlihat menghentikan mobilnya di sebuah rest area. Setelah mengisi bahan bakar, Ayank masuk ke sebuah toilet umum di belakang restoran.

"Baiklah, aku sudah meyakinkan pria itu untuk memberikan suntikan dana pada perusahaan anonim ku."

"...."

"Kau tenang saja, aku telah berhasil meyakinkan wanita penyakitan itu untuk bertahan lebih lama, setelah operasi transplantasi nya selesai. Aku pun berencana untuk membujuk agar meyakinkan Alex bodoh itu, agar Miska di bawa ke kediaman nya setelah di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Dengan begitu akan lebih mudah menguasai kehidupan Alex. Dan menuntut pernikahan secepat nya. Aku tak sabar untuk memanfaatkan kebodohan kedua manusia naif itu."

Kemudian Pria itu tertawa renyah setelah mengurai segala rencana nya. Sedangkan Ayank mematung di balik pintu toilet pria. Senyum seringai terbit di bibir nya. Tak semudah itu Orlando.

Ayank melanjutkan niat awalnya masuk ke dalam toilet. Dengan segala tumpukan beban pikiran baru akibat tak sengaja mendengar kan obrolan singkat pria yang entah siapa.

Ayank sengaja berlama-lama di dalam sana, dia ingin melihat, siapa pria yang demikian enteng nya merencanakan niat Jahat, tanpa mencari tau terlebih dahulu. Siapa yang akan sang pria hadapi.

Klek

Ayank pun mengintip dengan membuka pintu toilet sedikit. Betapa terkejut nya Ayank melihat siapa pria itu. Senyum nya semakin lebar, bukan karena dia senang. Namun karena dia menemukan buronan nya tanpa harus susah payah mencari.

"Kita bertemu lagi, Hugo Chavez. Tak ku sangka, kau memilih datang hanya demi aset Alex yang tak seberapa. Kau akan menagis tanpa air mata, saat harapan yang kau tinggi kan hingga menembus lapisan langit ke tujuh, rupanya hanyalah awan kosong belaka. Lihat lah Al, lagi-lagi aku menyelamatkan mu kali ini dari orang yang sama. Harus berapa kali lagi aku menjadi pahlawan bagimu. Kapan kau akan belajar mencerna, bagaimana dunia tak bisa kau remehkan hanya sekedar untuk mencari pelampiasan dari rasa haus akan pujian."

Ayank memutuskan untuk makan di tempat lain saja. Dia tak ingin memperlihatkan dirinya, tidak sebelum dia bisa membuktikan satu hal penting lainnya. Ayank berkendara setengah jam lamanya dari rest area tadi, lalu berhenti di bahu jalan yang sepi. Dia lapar, hanya susu coklat tak akan mampu untuk mengenyangkan lambung nya yang sejak semalam belum terisi apapun.

Ayank begitu menikmati bekal yang bi Siti buatkan untuk nya. Ada sambel hati yang di campur dengan irisan pete, juga ada oseng daging yang diberi potongan tempe dan buncis. Semua itu adalah makanan kesukaan nya, Ayank tak pernah neko-neko dalam hal makanan. Apa saja yang penting mengenyangkan bagi nya, Ayank bukan tipe tuan putri yang pemilih. Meski bisa saja dia menentukan jenis makanan apa yang dia inginkan. Namun Ayank tetap lah wanita sederhana di balik segala keistimewaan nya.

Saat akan menutup kotak bekal nya, tanpa sengaja Ayank melihat sebuah motor melewati mobil nya. Dengan semacam keranjang di sisi kiri kanan motor tersebut, sedang mengangkut sayuran dalam jumlah yang cukup banyak. Lalu ada tumpukan karung di atas nya juga di begian dengan motor.

"Arkhan..." Gumamnya lalu mulai mengikuti ke mana arah motor Arkhan melaju. Hingga tiba di sebuah pasar induk, Arkhan memarkir motor andalan nya. Pria itu terlihat begitu gagah saat mengangkat karung besar berisi aneka sayuran tersebut.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya Arkhan terlihat kembali setelah mengantar karung terakhir nya. Betapa kagetnya pria itu kala melihat seorang bidadari, tengah berpanas-panasan duduk di jok motor butut nya.

"Yank...eh, maksud aku Ay.." ucap Arkhan salah tingkah, pria itu mengusap tengkuknya kikuk. Dia terlalu senang karena bisa melihat Ayank kembali, hingga tak sadar memanggil nya dengan sebutan paling sakral tersebut.

Ayank tersenyum geli, melihat bagaimana Arkhan salah tingkah di hadapan nya.

"Apa aku mengganggu mu, Ar?" Lekas Arkhan menggeleng cepat. Dan Ayank benar-benar tertawa kali ini.

"Apa pekerjaan mu sudah selesai?" Lagi-lagi Arkhan mengangguk cepat.

"Kau pasti heran bagaimana bisa aku berada di sini?" Arkhan kembali mengangguk.

"Apa kau punya waktu untuk wanita gabut ini? Aku ingin mentraktir mu makan bakso di warung itu, kau mau?" Arkhan sejenak berpikir, dia malu jika wanita yang mentraktir nya. Terlebih wanita yang membuat hati nya berbunga-bunga.

"Begini saja, bagaimana jika aku yang mentraktir mu? Uangku tidak seberapa, tapi cukup untuk kita makan bakso yang kau ingin kan." Tawar Arkhan. Ayank mengangguk mantap, dia ingin menghargai niat baik Arkhan padanya.

Kedua kini duduk di dalam warung sederhana tersebut, Ayank sama sekali tak terlihat risih akan suasana yang sedikit berbeda.

"Aku berubah pikiran, aku mau mie ayam saja dengan 5 ceker ayam juga dua telur rebus." Ucap Ayank ketika melihat menu tertulis di spanduk warung tersebut.

Arkhan mengangguk paham lalu memesan makanan untuk mereka berdua.

🍁🍀🍁🍀🍁🍀🍁

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian soyongkuh 😚😚 dan terimakasih banyak yang masih mau mengikuti kisah Ayank 🙏🙏 dukung terus yah, jangan bosan apalagi benci😁😁

Lope lope yang banyak buat kalian semua 💝🤍💝🤍💝🤍💝🤍💝