Bahagiaku Setelah Berpisah

aku memang banyak menyimpulkan kehidupan teman baru ku yaitu Anita.

dari dia kurang beruntung dalam ekonomi.

dia juga hidup seorang diri. karna orang tuanya telah meninggal.

bahkan di saat dia tengah hamil besar pun suaminya jarang pulang dan menemaninya.

ku lihat baju daster yang ia kenakan. memang banyak sekali jahitan nya..

apa dia jarang membeli baju?

aku pun teringat akan daster yang pernah ku beli. ini memang untuk saudara ku yang tengah hamil.

tapi tak apa lah biar ku berikan saja pada Anita.

"bentar ya"

aku pun masuk ke kamar dan bergegas mencari daster di lemari ku.

dan akhirnya aku menemukan 3 potong daster.

ada dress milik ku juga yang jarang sekali ku pakai.

"ini ada daster masih baru dan ada beberapa pakaian ku yang jarang ku pakai. kamu bisa membawanya pulang". ucap ku

"ini semua untuk ku?" jawab nya sedikit kebingungan

pasalnya aku memberi dia baju cukup banyak.

"iya. tapi ini daster nya paling sedikit besar. tapi tak apalah lumayan buat sehari hari. sama ini dress nya lumayan buat di rumah."

karna memang Berat Badan Anita yang terbilang sangat kurus. di kondisi nya yang hamil harus nya dia gemuk. tapi malah sebaliknya.

bahkan tulang di bagian bawah leher pun terlihat jelas. aku tak tahu berapa berat badan dia. mungkin tidak lebih dari 40 kg.

itu juga yang membuat ku menyimpulkan kehidupan Anita.

dia menerima baju baju dengan riang gembira. nampak raut wajah nya sangat bahagia.

"udah sore aku pulang ya" ucapnya saat kami tengah berbincang.

"kamu mau pulang sekarang?"

"iya"

"sebentar" aku pun mengambil ponsel. dan menelpon ojek langganan ku.

aku memang memiliki ojek langganan. itu memudahkan ku. jika ingin pergi ke rumah Ayah atau ke pasar.

aku pun pergi ke dapur. dan membungkus kan nasi beserta lauk nya.

tak lupa aku memasukan juga beberapa buah mangga dan jeruk.

tak lupa aku pun membekali dia dengan cemilan cemilan.

tak lama ojek pun tiba..

"itu ojek nya sudah datang" ucap ku pada Anita

"oh iya. padahal aku bisa jalan kaki Tar"

"gak apa apa. ini bekal buat kamu di makan ya. sama ini uang untuk ongkos ojek nya"

Anita menatap ku lekat.mungkin dia terkejut. bukan hanya baju yang ku beri tapi beberapa makanan dan uang.

"makasih banyak ya Tar"

"iya sama sama"

Anita pun menaiki ojek dan pergi.

*****

sore itu Adit baru pulang kerja. hal yang baru terjadi pasalnya dia selalu pulang malam.

"besok kita ke rumah bapak ya. Umaya mau menikah" ucap Adit tiba tiba

"besok?"

"iya"

aku sedikit terkejut. pasal nya besok rupanya acara itu.

memang beberapa hari yang lalu saat bapak mertua datang. dia memberi tahu bahwa adik perempuan Adit yang bernama Umaya akan menikah.

pernikahan akan di langsung kan sederhana karna suami nya yang minta.

jadi hanya keluarga saja yang di undang. itupun keluarga dekat saja.

memang sedikit aneh. pasalnya keluarga Adit terbilang orang yang tidak begitu sulit ekonomi. tapi kenapa pernikahan hanya di langsungkan secara biasa.

*****

pagi itu aku sudah siap dengan pakaian dan riasan ku. tak banyak yang ku pakai.

hanya memakai dress yang ku punya dan riasan wajah yang natural

karna memang acara pernikahan hanya ijab qobul saja.

aku dan Adit menaiki motor dan tiba di pekarangan rumah orang tua Adit.

ini kali ke dua ku menginjakan kaki di rumah mertuaku.

ke adaan sudah lumayan ramai. mungkin banyak saudara Adit yang datang.

aku pun duduk dan berbaur dengan adik Adit yang akan menikah.

rupanya mereka bukan hanya mengadakan acara secara sederhana. namun mempelai wanita pun tak memakai kebaya dan riasan di wajah.

ku bantu sebisaku untuk merias Umaya.

setelah selesai kami pun sedikit bersua foto

saat aku keluar dan duduk di teras rumah.

ada ibu ibu yang menghampiri ku.

"ini istrinya Adit? " tanya wanita itu.

"Iya Bu"

"jangan panggil ibu. tapi panggil saja budhe." ucap nya sedikit kecut

"dia budhe. adik nya ibu" ucap ibu mertua ku.

dia memang memiliki sifat yang bertolak belakang dengan bapak mertua.

dia sedikit kecut dan bisa di bilang agak judes.

mendengar ucapan ibu mertua aku hanya ber O ria.

"sudah hamil?" ucap budhe padaku.

"belum "

"belum. ya ampun udah hampir 4 bulan nikah kok masih belum isi. jangan jangan" ucapnya yang membuat ku sedikit tersinggung.

bagai mana mau hamil coba. orang aku saja tidur terpisah.

"kamu gak ada masalah kan Tar?" ucap ibu mertuaku.

"masalah gimana Bu?"

"kamu gak mandul kan?"

satu pertanyaan yang membuat dada ku sesak.

rasanya seperti ada belati yang tepat menembus jantung ku.

walau aku belum melakukan nya dengan Adit.

namun aku cukup tahu sikap ibu mertua padaku.

dan sudah pasti dia akan menjadi satu perisai di rumah tangga ku.

apalagi jika dia tahu aku tak menerima anak nya.

sudah pasti ucapan yang jauh lebih pedas dari ini akan ku dapat kan.

..."Tari pasti hamil kok. cuma belum saat nya" ucap Adit tiba tiba datang. ...

Adit merangkul bahu ku. dan melerai ucapan kami.

tak berapa lama besan pun tiba. aku mencari sosok suami untuk Umaya.

"suami Umaya yang mana?" tanya ku pada Adit.

"itu yang pakai Peci"

aku menelisik setiap tamu yang datang.

hanya ada satu yang memakai peci.

tapi usianya sudah tua.

aku pun hanya diam tak ingin lagi bertanya pada Adit takut nya ia tersinggung.

dan benar saja. kala acara ijab qobul di langsung kan. mempelai pria nampak sangat tua. lebih pantas jika di panggil ayah.

perbedaan usia mereka yang terpaut jauh. mengapa Umaya mau menikah dengan laki laki yang usia nya jauh lebih tua dari dirinya ya?

Setelah ijab qobul di bacakan

aku kembali ke luar untuk duduk

nampak dari samping terdengar obrolan para tetangga.

bahwa Umaya hamil duluan. dan lebih mengejutkan ternyata suami Umaya sudah berkeluarga bukan cuma satu istri melainkan 2 istri..