Mengandung Benih Ayah Mertua

Hari ini aku tak seperti hari-hari sebelumnya, aku yang setiap pagi bangun menyiapkan sarapan untuk keluarga ku, sekarang hanya merenung di kamar dengan perasaan takut jika nanti aku hamil oleh perbuatan keji ayah mertuaku.

Seorang mertua yang telah tega merenggut kehormatan menantunya, mertua yang telah tega meniduri istri putranya sendiri. aku gadis miskin yang tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa diam menerima kenyataan pahit dalam hidupku.

Bagaimana aku mengatakan kepada suami ku, kalo ayahnya telah menodai ku, suami yang sama sekali tak menganggap ku sebagai istrinya, suami yang menikahi aku hanya karena harta warisan.

jika aku bicarapun itu percuma, karena suami ku tak akan percaya dengan apa yang akan ku katakan.

Di dalam kamar aku diam merenungi nasib ku ke depannya, bagaimana caranya aku bisa menghadapi kenyataan yang saat ini telah terjadi kepada ku... Tante Ida datang ke kamar ku membawa satu gelas teh hangat dan dua potong roti.

"yu, ini tante bawakan kamu teh dan juga roti, kamu makan ya, agar pikiran kamu tenang"

"tante, ayu mau curhat sama Tante"

Tante Ida duduk di samping ku menaruh teh dan juga roti di atas meja samping tempat tidur ku.

"kamu mau curhat apa?"

"aku ingin meminta saran tante, bagaima aku harus melewati semua ini, Tante tau kan bagaimana rumah tangga ku, suami yang tidak sudi menerima ku sebagai istrinya"

"kamu yang sabar yu, terkadang ini adalah cara Tuhan untuk menguji seorang pasangan, kamu jangan mudah menyerah, tuhan tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya, mungkin ada kebahagian di balik masalah mu ini, hari esok dan seterusnya tidak akan pernah sama dengan hari ini"

"aku cape Tante, aku cape harus hidup di dalam rumah ini"

"yuu, percaya sama Tante ya, Tante yakin jika kamu sabar insyaallah di masa depan kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang belum pernah kamu rasakan, tante tau kamu lelah tapi Tante yakin kamu adalah wanita yang kuat"

"aku mungkin bisa sabar Tante, tapi aku merasa cemas karena ada satu masalah lagi yang menimpa diriku, masalah yang membuat ku merasa sudah tak berguna untuk hidup di dunia ini"

"masalah apa?"

"aku tidak bisa menceritakan ini sama tante, ini masalah yang sangat berat untuk aku ceritakan kepada orang lain, cukup aku dan tuhan saja yang tau"

"kamu tidak dengar apa kata Tante tadi?, tuhan tidak akan menguji hambanya di luar kemampuan hambanya itu, jadi jika ada masalah Tante yakin pasti ada jalan keluarnya, yang penting kamu sabar dan tawakal insyaallah kamu akan bahagia di hari mendatang"

"amin" jawab ku

"iya udah Tante tinggal dulu ya, pekerjaan Tante masih banyak, kamu istirahat dan tenangkan dirimu"

"Iyah" sahut ku

Aku tak ingin menceritakan kepada Tante Ida masalah ayah mertua yang telah menodai ku, aku tak bisa mengatakan itu kepada orang lain karena aku takut terjadi masalah lagi, sudah cukup masalah yang hadir dalam hidup ku.

Tak lama setelah Tante Ida pergi dari kamar ku, ayah mertua datang dan duduk di hadapan ku, dengan mata yang menatap tajam wajah ku, dia berkata seperti mengancam ku.

"kamu gak perlu khawatir, jika kamu hamil ayah akan bertanggung jawab, tapi kamu jangan pernah, mengatakan apapun tentang apa yang telah terjadi kemarin malam, jika kamu berani mengatakan semua itu, ayah tidak segan-segan untuk menghancurkan keluarga mu, ingat ibu mu masih ada hutang kepada ayah"

Aku hanya diam tak bisa berkata apa-apa meski aku tau ayah mertua telah merenggut kehormatanku, laki-laki yang sudah aku anggap seperti ayah ku telah menodai diriku.

ayah mertua beranjak untuk mengunci pintu kamar ku, entah apa yang akan dia lakukan, dari gerak geriknya dia ingin meniduri ku lagi.

ayah mertua memegang kedua tangan ku dan menyuruh ku untuk berbaring.

"apa yang ayah akan lakukan,,... hiks,,hiks"

"usttttttt, diam dan jangan teriak, lepas semua pakaian mu dan jangan ngebantah mengerti" ujar ayah mertua yang mengancam ku

Satu persatu pakaian ku di buka oleh laki-laki yang sudah aku anggap seperti ayah ku, dengan mata yang menangis aku bisu tak bisa berkutik, aku hanya bisa diam menikmati apa yang ayah mertua ku lakukan.

Setelah pakaian ku terbuka dan tubuh ku telah telanjang bulat, ayah mertua membuka celananya dan memasukan peni*nya ke dalam vagin* ku.

rasa nyeri di bagian vagin* ku saat Peni* ayah mertua masuk sepenuhnya ke dalam vagin*ku.

"ahhhhhhisss" desah ayah mertua

"hiks....hiks.. yah tolong jangan lakukan ini pada ku" ungkap ku dengan air mata yang membasahi wajahku

"kamu diam dan nikmati saja" ujarnya dengan tegas

perlahan dia memainkan pinggulnya maju mundur, hingga aku menggigit bibir ku.

"ahh,ahhh,ahhh" suara desah ayah mertua ku

Sekitar 5 menit kami berhubungan badan, ayah mertua berada di puncak kenikmatan, dia semakin cepat memainkan pinggulnya hingga dia mengeluarkan maninya di dalam vagin* ku.

"ahhhhhhhhhhhhhh" dia menjatuhkan badannya di atas badan ku

Ayah mertua terkapar lemas di atas badan ku, payudar* ku di timpa oleh badan kekar ayah mertua, wajah ku yang berdempetan dengan wajahnya. adegan ranjang yang ayah mertua lakukan kepadaku, membuat jantung ku berdebar, wajah ku basah, dan vagin* ku yang terasa membengkak.

Hubungan terlarang yang telah membuatku merasa berdosa telah bersetubuh dengan laki-laki yang bukan muhrim ku, ayah kandung dari suami ku sendiri. entah ap yang akan terjadi kedepannya jika aku benar-benar mengandung benih dari ayah mertua ku. ayah mertua terbaring lemas di atas ku dengan posisi Peni*nya yang masih berada di dalam vagin* ku.

"bangun yah,,,, hiks,,,hiks" ucap ku

Ayah mertua bangun dan beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya, aku bergegas mengambil baju ku yang berserakan di lantai kamar ku. satu per satu pakaian aku pakai dengan tergesa-gesa dan air mata yang tak henti menetes. ayah mertua keluar dari kamar mandi, dia pergi keluar kamar ku dengan menatap tajam wajah ku, yang membuat ku merasa takut akan dirinya.

Setelah ayah mertua keluar aku berlari ke arah pintu, dan mengunci pintu itu kemudian berlari ke kamar mandi untuk membersihkan badan ku.

didalam kamar mandi aku menyalakan shower dan menangis sekencang mungkin dengan tangan meremas rambutku.

"kenapa, kenapa ini semua harus terjadi kepada ku, kenapa tuhannnnnnn, aku telah di nodai oleh ayah mertua ku......hiksss..hiks" teriak ku