Mengandung Benih Ayah Mertua

Mengandung Benih Ayah Mertua

BAB 1

"ayu sini ibu mau bicara hal penting sama kamu" ibu memanggil dari teras rumah ku

"iya Bu sebentar" sahut ku yang tengah sibuk membereskan rumah

aku keluar untuk menemui ibu ku yang tengah duduk di teras mengiris sayuran

"ad apa Bu" tanyaku

"ibu mau bicara hal yang sangat penting sama kamu" ujar ibu sembari menaruh sayuran itu

"nanti siang keluarga pak Yasir yang punya kebun di belakang rumah kita ini akan datang kesini" ujar ibu ku..

"mau ngapain?" tanya ku lagi

"dia kesini untuk menentukan tanggal pernikahan"

"pernikahan siapa?" tanya ku dengan rasa penasaran dengan apa yang ibu maksud

"pernikahan kamu"

"apaaaa, kan aku belum punya calon suami dengan siapa aku akan menikah"

aku kaget dengan apa yang ibu ku katakan, dengan siapa dia akan menikahkan aku.

"dengan anak nya pak Yasir" ujar ibu ku

"aku akan menikah dengan anak pak Yasir?" tanya ku

"iya"

"astaghfirullah Bu aku kan tidak mencintai laki-laki itu, kenapa ibu mau menikah kan aku dengannya" ujar ku

"ini semua sudah menjadi ibu kepada pak Yasir"

"janji apa yang ibu maksud" tanya ku yang tidak tau perjanjian apa yang telah ibu ku sepakati dengan pak Yasir

"ibu pernah janji sama pak Yasir 5 tahun lalu ketika ayah mu masuk rumah sakit, ibu meminjam uang untuk biaya pengobatan ayah mu kepada pak Yasir, dengan jaminan jika ibu tidak bisa melunasi hutang itu dalam kurun waktu 5 tahun ibu harus menikahkan kamu dengan anaknya" ungkap ibu dengan mata yang berkaca

"jadiii, ibu telah menjual ku?, ibu tega menjual anak ibu kepada mereka" ujar ku dengan air mata yang menetes

""maafkan ibu nak, ibu ngelakuin itu semua untuk menyelamatkan ayah mu, hiks,,,hikss" ibu menangis

"kenapa ibu tidak bilang dari dulu Bu, kan ayu bisa cari kerja untuk membayar hutang itu" kataku yang tidak menyangka kalau ibu menyembunyikan hal itu dari ku

"hiksss,,,hikss, maafkan ibu yu, ibu juga tidak bisa berbuat apa-apa, hutang ibu sama pak Yasir sangat banyak bahkan sertifikat rumah kita ini ada di pak Yasir, jika ibu tidak menikahi kamu dengan anaknya, kita bakal tinggal dimana" ungkap ibu dengan air mata yang mengalir deras di wajahnya

Hari ini adalah hari pertama ku melihat wajah ibu ku yang berlinang air mata.

bagaimana aku bisa melihat seorang ibu yang sudah merawat dan membesarkan aku dengan kasih sayang menangis di hadapanku.

Aku bingung tidak tau harus berbuat apa, di satu sisi aku tidak ingin ibu ku menangis dan di sisi lain aku juga tidak ingin menikah dengan laki-laki sombong itu.

aku menghapus air mata yang mengalir dari mata ibu dengan kedua tangan ku sembari berkata.

"iya udah Bu, kalau memang itu sudah menjadi kesepakatan ibu dan juga pak Yasir ayu ikhlas jika harus menikahi laki-laki itu" ungkap ku dengan rasa terpaksa

aku memeluk ibu sembari mengelus punggung ibu agar dia tidak menangis lagi.

"maafkan ibu ya nak"

"iya Bu ayu tidak menyalahkan ibu kok" ujar ku

setelah aku menenangkan ibu, aku pergi ke kamar untuk menenangkan diriku.

Di dalam kamar aku merenung, membayangkan bagaimana nasib ku nanti jika sudah menikah dengan laki-laki sombong itu.

tak terasa hari sudah siang, aku menangis di dalam kamar dengan hati yang dipatahkan oleh kenyataan.

Aku sudah mulai ikhlas dengan apa yang terjadi, karena itu semua sudah menjadi takdir ku.

keluarga pak Yasir itu datang ke rumah ku dengan segerombolan orang yang membawa seserahan.

aku melihat dari jendela kamarku sembari menatap laki-laki yang akan menjadi suamiku, laki-laki itu bernama Farhan Yasir Maulana, kakak kelas ku waktu SMA dulu.

Dia adalah laki-laki tampan yang menjadi idaman teman-teman sekelas ku.

meskipun wajahnya yang tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya, karena dia adalah laki-laki sombong yang terus saja merendahkan aku.

dia selalu menghina ku dan juga orang tua ku karena itu aku sangat benci kepadanya.

"ayuu keluar nak keluarga pak Yasir sudah datang" ibu memanggil dari luar kamar ku

aku bergegas menghapus sisa-sisa air mata ku dan beranjak keluar untuk menemui keluarga pak Yasir...

Dengan perasaan hancur aku menemui calon suami dan calon mertua ku itu.

kami berbincang membahas tanggal pernikahan aku dengan juga Farhan.

"baiklah jika kalian sudah siap, maka saya putuskan acara pernikahan ayu dan juga Farhan akan dilangsungkan besok pagi di rumah kami" ujar pak Yasir

Aku kaget sama apa yang dikatakan calon mertua ku itu, pernikahan yang menurut ku sangat mendadak, ditambah aku belum terlalu siap untuk menerima laki-laki itu sebagai calon suami ku.

tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa, aku cuma nurut, karena itu semua sudah menjadi keputusannya.

Aku memandang wajah ibu ku dengan wajah yang murung dan mata yang berkaca-kaca.

ibu ku hanya tersenyum sembari mengangguk karena ibu juga tidak bisa berbicara apa-apa lagi.

setelah kami sepakat dengan tanggal pernikahan yang sudah pak Yasir tetapkan merekapun berpamitan untuk pulang.

"iya udah kalau gitu, kami pulang dulu" ungkap pak Yasir sembari beranjak dari tempat duduknya

"owh ya, ayu besok kamu pakai gaun ini ya" ujar pak Yasir yang memberi ku gaun pengantin

aku hanya tersenyum sembari mengambil gaun itu, gaun yang di idam-idamkan setiap wanita.

setelah mereka semua pergi aku dan ibu masuk ke dalam kamar, sembari berbincang membahas hari esok.

"kamu yang sabar ya sayang, besok kamu harus bangun pagi dan bersiap untuk melangsungkan akad nikah di rumah pak Yasir" ujar ibu sembari memegang kedua bahu ku

"iya Bu, ayu mau istirahat dulu" kataku kepada ibu

Aku ingin sendiri untuk menenangkan diriku, karena hari ini hati ku telah dipatahkan oleh perjodohan yang tidak pernah aku bayangkan.

aku berbaring di kasur membayangkan bagaimana nasib ku nanti.

hingga hari menjelang malam, aku mengurung diri dikamar sampai ibu ku tidak tega, melihat aku yang terus-menerus menangis.

ibu masuk ke kamar ku dengan raut wajah yang seakan ingin menangis.

"yuu malam ini ibu ingin tidur bersama kamu, ibu ingin menceritakan banyak hal sama kamu sebelum besok kamu menikah"

"iya Bu, ayu juga ingin habiskan malam ini bersama ibu" ungkap ku

"iya udah ayok kita makan dulu" ucap ibu

"iya Bu" sahut ku

kami keluar untuk makan, karena pikiran yang kacau dan air mata yang terus mengalir membuat ku tidak nafsu untuk makan, aku kembali ke kamar ku untuk tidur, karena besok aku harus bangun pagi untuk melangsungkan acara pernikahan.

Terpopuler

Comments

Harsam

Harsam

hadir thorr

2022-11-21

1

Evy Susanti Pasaribu

Evy Susanti Pasaribu

mampir dl

2022-09-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!