Dikhianati menjadikannya penuh ambisi untuk balas dendam.
Semua bermula ketika Adrian berniat memberi kejutan untuk kekasihnya dengan lamaran dadakan. Tak disangka, kejutan yang ia persiapkan dengan baik justru berbalik mengejutkannya.
Haylea, kekasih yang sangat dicintainya itu kedapatan bermesraan dengan pria lain di apartemen pemberian Adrian.
Dendam membuat Adrian gelap mata. Ia menjerat Naomi, gadis belia polos yang merupakan bekas pelayan kekasihnya.
Tadinya, Adrian menjerat Naomi hanya untuk balas dendam. Tak disangka ia malah terjerat oleh permainannya sendiri. Karena perlahan-lahan kehadiran Naomi mampu mengikis luka menganga dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 : AKU MERASA BOSAN DENGANMU
Adrian menerbitkan smirk ketika indera pendengarannya menangkap teriakan penuh amarah. Tentunya, ia sangat mengenali pemilik suara itu.
Dengan santainya Adrian melepas bibirnya yang masih bermain di wajah Naomi. Menoleh ke sumber suara tanpa rasa berdosa.
"Oh, kamu ...."
Haylea membelalak tak percaya melihat sikap Adrian yang sangat santai kedapatan bermesraan di kamar dengan wanita lain. Sekujur tubuhnya kini sudah gemetar.
"Apa maksud kamu membawa perempuan itu ke kamar kita?"
Adrian terkekeh. Bangkit dan menyambar handuk yang menggantung di sisi ranjang, melilit pinggang demi menutupi bagian paling pribadi tubuhnya.
"Kamar kita? Percaya diri sekali kamu." Lagi-lagi ucapan pedas Adrian membuat tubuh Haylea meremang. "Dengar Haylea, kita sudah berakhir sejak dua hari lalu."
Seulas senyum tipis terbit di bibir Adrian mendapati Wajah Haylea mendadak memucat. Semalam, Adrian memang sengaja membawa Naomi ke penthouse miliknya dan juga sengaja tak mengganti password pintu. Tujuannya, tentu saja agar Haylea bebas masuk dan menemukannya bersama Naomi.
Dan seolah semesta mendukung, pagi ini Haylea datang dan melihat tayangan langsung, persis saat Adrian mendapati Haylea kemarin lalu.
Bedanya, Adrian memilih langsung pergi tanpa melabrak kekasihnya itu. Meskipun rasanya ingin membunuh pria yang telah berani menyentuh miliknya.
Sementara Naomi memeluk selimut di dadanya. Ia tak tahu lagi semerah apa pipinya sekarang. Apa lagi Haylea tampak meradang menatap jejak-jejak yang ditinggalkan Adrian di bagian dada dan leher.
"Dasar pelayan murahan! Aku tidak akan membiarkanmu merebut Adrian dariku!"
Haylea merangsek maju untuk menyerang Naomi, namun secepat cahaya kilat Adrian berdiri tepat di hadapan Haylea dan menghalangi wanita itu. Bahkan Adrian tak segan mendorong Haylea hingga hampir terjerembab. Beruntung ada meja tempatnya berpegangan.
"Adrian, apa kamu benar-benar serius meninggalkan aku demi pelayan seperti dia?" pekik Haylea tak terima.
"Kamu tahu persis seperti apa aku. Aku bukan orang yang suka main-main. Lagi pula kupikir status hubungan kita sudah jelas sejak kemarin."
Jatuh sudah kristal bening yang sejak tadi memenuhi bola mata Haylea.
Ingin sekali menampar Adrian, tetapi tentunya ia tak akan berani. Sekarang yang harus ia lakukan adalah memohon agar Adrian tak meninggalkannya. Jika tidak, ia akan kehilangan segalanya.
"Adrian ... bisakah untuk tidak meninggalkanku? Aku tahu kamu hanya bermain-main dengannya saja. Kamu hanya menjadikan Naomi mainanmu dan kembali padaku setelah bosan, kan?"
Sekilas Adrian melirik Naomi yang membeku di tempat tidur. Menunduk dengan tubuh gemetar. Entah sedang memikirkan apa.
"Jawab aku, Adrian!" pekik Haylea. Namun, Adrian masih terlihat santai. Tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Memohonlah sebanyak yang kamu mau. Pengkhianat!
"Aku akan memikirkannya. Kalau begitu sekarang kemasi semua barang-barangmu dan tinggalkan tempat ini. Jangan sampai ada yang tersisa, atau aku akan meminta Bruno membuangnya."
"Apa kamu sedang mengusirku?"
"Anggap saja begitu. Karena mulai hari ini Naomi akan tinggal di sini."
Haylea masih menatap tak percaya. Bagaimana bisa Naomi si gadis kampungan itu merebut tempatnya. Penthouse super mewah ini bahkan dibeli Adrian untuk mereka huni setelah menikah.
"Kenapa kamu lakukan semua ini? Bukankah kita akan segera menikah? Keluargamu bahkan sangat setuju dengan hubungan kita!"
Adrian menyeringai. "Aku hanya merasa bosan denganmu!" Sebuah kalimat menyakitkan baru saja tercetus bebas dari mulut tak berperasaan Adrian.
Haylea mengusap air mata yang meleleh di pipi. Lalu, keluar dari kamar dengan berderai air mata.
Saat akan melewati pintu utama, seorang pria tampak berdiri di ambang pintu. Namun, Haylea tak memerdulikan. Terus berjalan menuju lift dengan berderai air mata.
"Tuan ..." Pria itu menatap Adrian yang masih terbalut handuk dengan penuh tanya. "Kenapa Nona Haylea pergi dengan menangis? Apa Anda sedang bertengkar?"
Bola mata pria itu semakin terbuka lebar ketika sosok gadis berpenampilan culun keluar dari kamar.
Siapa gadis itu?
........ ...
"Aku akan pergi. Kamu istirahat saja di sini. Aku akan mengganti password pintu, jadi Haylea tidak akan bisa masuk lagi," ucap Adrian yang tampak sudah rapi dengan pakaian kerja. "Kalau butuh sesuatu, hubungi Bruno saja."
Naomi diam seribu bahasa. Bahkan saat punggung tegap Adrian menghilang di balik pintu. Meninggalkannya dalam kesendirian.
"Aku tidak mau tinggal di sini. Tuan Adrian akan menjadikanku mainan dan membuangku setelah bosan."
"Aku harus pergi dari sini."
...........