Niken Anjani adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang jatuh cinta pada om nya sendiri yang bernama Rayendra, meskipun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan dan tak pernah terbalas, karna Rayen hanya menganggapnya sebagai keponakan, meskipun begitu Niken tetap gencar mendekati om nya tersebut dengan cara apapun, hingga suatu saat ia berharap Rayendra akan melihat padanya dan membalas perasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Paham
Tepat jam 7 malam acara akan segera dimulai,tamu-tamu juga sudah mulai memenuhi ruangan pesta tersebut.
Rangga yang saat itu sedang berada diatas panggung melihat Niken yang saat itu ada disebelah orang tuanya dan juga kedua sahabatnya.
''Niken, malam ini kamu sangat cantik.
Batin Rangga sambil pandangannya fokus pada penampilan Niken,gadis yang selama satu yahun ini ia sukai.
''Pah, mah, boleh aku menemui temanku dulu?'' tanya Rangga pada orang tuanya.
''Tapi acaranya sudah mau dimulai sayang.'' ucap mamanya Rangga
''Sebentar aja kok mah, boleh ya ? nanti aku balik lagi.'' ucap Rangga sambil berlalu meninggakan kedua orang tuanya, yang saat itu hanya bisa menatap punggung putranya yang kian menjauh.
''Mama rasa pasti temannya itu istimewa pah, makanya ia sempat-sempatkan untuk menemuinya.'' jelas istri dari pak Haikal.
''Mungkin saja mah.'' jawab Haikal seadanya.
''Eh coba kalian lihat guys,si Rangga datang kesini.'' ucap Putri heboh.
''Biasa aja kali Put, jangan norak deh, udah anggun gini juga.'' protes Windy saat melihat Putri heboh sendiri.
''Haii semua,hai Niken,malam ini kamu sangat cantik.'' puji Rangga sambil matanya terus menatap kearah Niken
''Terimakasih, kamu juga terlihat sangat tampan.'' ucap Niken membuat Rangga tersenyum
''Jadi hanya Niken aja nih yang cantik?kita-kita enggak?'' sambung Windy membuat semua yang berada disana terkekeh,kecuali Putri yang hanya diam.
''Hai pak Frans terimakasih anda sudah berkenan datang diacara ulangtahun putra kami.'' ucap Haikal, yang akhirnya juga turun dari panggung.
''Iya,sama-sama pak Haikal, saya juga tidak menyangka ternyata anak-anak kita satu sekolah.'' ucap Frans sambil melihat kearah Niken dan teman-temannya.
''Ketiga gadis cantik itu putri pak Frans dan bu Lidya?'' tanya istrinya Haikal.
''Oh bukan bu, hanya satu saja,yang dua itu sahabatnya.'' jawab Lidya.
''Kalau boleh tau yang mana putri bu Lidya dan pak Frans?'' tanya nya lagi.
''Itu yang paling tinggi diantara ketiganya.'' jawab Lidya.
''Oh, yang paling cantik itu ya?waah,, kebetulan sekali, gadis itu yang sejak tadi diliatin terus sama Rangga kan pah.'' ucapnya sambil bertanya pada suaminya Haikal.Sedangkan Frans dan Lidya saling pandang tak terlalu mengerti maksud dari ucapan istri Haikal tersebut.
''Baiklah mohon perhatiannya sebentar! berhubung karna waktu nya sudah menunjukan pukul 7 malam,kini saat nya acara yang sebenarnya akan kita mulai.'' ucap salah satu MC.
''Rangga ayo, sebaiknya kita naik keatas panggung.'' ucap pak Haikal
''Frans kami keatas dulu ya?.'' ucapnya sambil melangkah menuju panggung.
Beberapa saat kemudian..
Acara tiup lilin dan juga beberapa permainan sudah berlalu,bahkan ada permainan disaat Niken mendapat tantangan untuk berdansa dengan Rangga.Seperti saat ini gadis belia itu sedang menikmati alunan musik tentunya sambil berdansa bersama Rangga.
''Terimakasih ya Ken, akhirnya kamu mau berdansa denganku, kamu tau? ini ku anggap adalah kado terindah yang kudapat dari mu.'' ucap Rangga membuat Niken tergelak.
''Kamu ini ada-ada saja Ga, kado dari ku sudah kuletakan diatas meja bersama kado yang lainnya, dan kalau soal dansa ini, bagai mana aku bisa menolak permintaan orang yang berulang tahun hari ini.'' ucapnya sambil tersenyum.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang sejak tadi memperhatikan keduanya, tangannya terkepal kuat, apa lagi saat ia melihat tubuh dan tangan keponakan tersayangnya disentuh oleh orang lain, dan ya dia adalah Rayen.
Sejak kedatangan Niken bersama teman-temannya, Rayen yang memang pada saar itu sudah hadir diacara tersebut, pandangannya selalu tertuju pada keponakannya itu, apa lagi setelah beberapa rekan bisnisnya memuji kecantikan putri dari Frans Mahendra tersebut, yang memang sangat mempesona diantara gadis yang lainnya, saat ini penampilan Niken tidak seperti gadis berusia 16 tahun, saat ini ia menjelma menjadi sosok wanita yang anggun dan juga mempesona dimata laki-laki, tidak bayak yang tau kalau ternyata anak dari pasangan Frans Mahendra dan juga Lidya Natali itu sebenarnya adalah gadis yang masih duduk dibangku SMP.
''Apa-apaan mereka, kenapa Niken itu mau diajak berdansa oleh bocah laki-laki itu, bang Frans juga,kenapa dia membiarkan putrinya disentuh oleh orang asing.
Batin nya tak terima.
''Mas,kamu ini kenapa sih? kok aku perhatiin sejak tadi wajahmu kelihatan bette gitu,apa kamu bosan disini? apa sebaiknya kita pulang saja?'' ucap Viona
''Gk Vio, mas gk apa-apa, hanya saja mas ijin ketoilet dulu ya.'' ucap Rayen saat melihat Niken yang tiba-tiba berjalan menuju toilet.
Rayen melihat Niken masuk kedalam toilet wanita, sambil menunggu keponakannya itu keluar, Rayen bersandar disebuah tembok yang berada tak jauh dari toilet tersebut, tak lama ia melihat Niken keluar dari sana, tak ingin membuang waktu, Rayen langsung melangkah cepat kearahnya dan langsung menarik tangan Niken dan membawanya kesebuah ruangan.
''Om Rayen! om ini apa-apaan sih? kenapa tarik-tarik tangan aku segala.'' pekik Niken protes.
''Kamu itu yang apa-apaan! kenapa kamu mau-maunya berdansa sama bocah ingusan itu? dan ini kenapa kamu berpakaian seperti ini jelek sekali tau gk.'' protes Rayen, sebenarnya maksud dari ucapan Rayen adalah kebalikannya, ia melihat Niken sangat cantik menggunakan gaun itu sangat sempurna dimatanya, namun disisi lain Rayen juga tak ingin jika semua mata lelaki menatap tubuh Niken dengan gampangnya.
Sebenarnya Niken sakit hati mendengar ucapan yang keluar dari mulut Rayen, disaat semua orang mengatakan kalau dirinya sangat cantik, Rayen malah mengatakan bahwa pakaian yang digunakannya tidak pantas ia gunakan, apa lagi saat tadi ia melihat kalau omnya tersebut selalu menempel pada kekasihnya itu sungguh membuat dadanya terasa sesak,, namun Niken tak ingin terlalu mempermasalahkannya karna menurutnya percuma saja.
''Dengar ya om, aku gk perduli om mau bilang apa tentang aku, om mau bilang bajuku jeleklah, mau bilang yang makai juga jelek, itu terserah sama om, aku gk perduli, toh selama ini om Rayen memang gk pernah perduli sama aku dan juga perasaanku,jadi buat apa aku harus perduli.'' ucap Niken sambil mencoba menahan air matanya agar tidak tumpah.
Rayen melihat raut wajah Niken yang mulai berubah, ia tau kalau keponakannya itu sekarang sedang menahan tangis.
''Ni-niken maksud om bukan seperti itu.''
''Sudahlah om, sebaiknya aku kembali keruang pesta, ini sudah terlalu lama,takutnya papa sama mama khawatir.'' ucap Niken sambil mendorong tubuh Rayen sedikit, agar menjauh darinya,karna memang sejak tadi tubuh mereka hanya berjarak beberapa jengkal saja.
Namun saat Niken hendak pergi dari ruangan tersebut, Rayen dengan kuat menarik tangannya hingga membuat tubuh Niken menabrak da da bidang nya
NEXT
*niken yang bersikap centil didepan regan, menggoda regan, mendekatkan wajah pada wajah regan, gampang berdekatan fisik dengan lelaki lain itu bukan sebuah kesalahan...
aduh author perlu belajar lagi batasan seorang wanita bersuami