Raja Devanda, dia anak yatim piatu yang dibesarkan oleh kakaknya sejak kecil.
Dia yang berstatus mahasiswa menjadi preman di kampus milik sang Ayah.
Namun siapa sangka, saat pertemuannya dengan mahasiswi baru yang bernama Eka Laila Naja, Raja tiba-tiba ingin berubah menjadi pria yang lebih baik.
Saat baru saja menjalin kasih dengan Laila, Raja dihajar habis-habisan oleh geng musuhnya yang membuat otaknya retak dan menjadi hilang akal sehatnya, sedangkan Ayah Laila yang berstatus sebagai Ustadz ternama, tak menyetujui hubungan keduanya. Kemudian Laila di jodohkan oleh sang Ayah dengan seorang pria yang menjadi pengajar di Pesantren.
Lalu bagaimana dengan cinta Laila dan Raja ?
Apakah Laila akan menerima perjodohan sang Ayah ?
Atau justru tetap menunggu Raja pulih dari sakit jiwa nya ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Sejati
By : Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Esok harinya, Raja sudah menunggu kedatangan Laila dengan senyuman lebarnya. Dia terus memandangi gerbang karena ingin melihat secara langsung Laila datang.
Saat sedang menunggu di bawah pohon, Raja sedang menyalakan Rokoknya dan ketiga sahabat Raja melihat Laila memasuki gerbang.
"Gawat, kenapa Laila diantar olehnya ?"
Raja yang mendengar nama Laila langsung nenatap ke arah gerbang dan melihat Laila sedang dibonceng menggunakan motor nya oleh Firhan.
Raja yang tidak tahu siapa Firhan, lalu berdiri dan menanyakan kepada ketiga sahabatnya siapa pria yang memboncengkan Laila menggunakan motor.
"Heh, siapa dia ? Apa itu Kakaknya ?" tanya Raja dengan wajah sumringah karena akan meminta restu padanya jika memang itu adalah Kakaknya.
"Bukan Ja, itu tunangannya. Laila dijodohkan dengan pria santri Asisten Bapaknya jika berceramah di Masjid."
Raja yang mendengar penjelasan Ivan langsung terdiam dengan wajah tegang. Bagaimana bisa Laila mempunyai tunangan ? Bahkan Laila sudah menerima Raja kemarin.
"Apah ? Tunangan..?"
Raja sangat kesal mendengar kata Tunangan, apalagi pujaan hatinya yang bertunangan. Raja mengepalkan tangannya, dia menghantam batang pohon besar yang ada dihadapannya dengan sangat keras hingga membuatnya berbunyi.
Bugh..
"Tahan pria itu ! Aku mau bicara dengannya !"
Hal itu di angguki oleh Erik, saat melihat motor Firhan berbalik, Erik menahanya dan menyuruh teman yang lain untuk mengambil motornya agar bisa ditahan.
"Eeh kau, tunggu ! Mau kemana ? Duduk lah dulu bersama kami, ada yang ingin bicara denganmu.."
Erik merangkul bahu Firhan seakan sudah kenal sejak lama. Sedangkan Ivan menyingkirkan motor Firhan ke pinggir agar tidak menghalangi jalan.
"Kau kenal siapa dia ?"
Erik menunjuk ke arah Raja membuat Firhan mengikuti arah tunjuknya. Firhan yang ditanya siapa Raja menggelengkan kepalanya dan menyahut ucapan Erik.
"Tidak, memangnya siapa dia ?" sahut Firhan tak mengerti.
"Ya ampun, dia itu calon suaminya Laila.." jelas Erik membuat Firhan menatapnya tegang.
"Calon suami ? Bagaimana bisa begitu ?"
Firhan tak mengerti apa maksud para pria remaja disana. Firhan merasa heran, apa Laila menjalin hubungan dengan Raja dibelakang Abahnya ? Pikirnya.
"Raja.. Ini dia orangnya, mau di apakan ?"
Raja mendengar Erik berteriak memanggilnya langsung menoleh kebelakang sambil menghembuskan asap rokoknya. Raja melambaikan tangannya pada Firhan agar Firhan menghampirinya.
"Kau kemari.."
Firhan melangkah mendekati Raja dengan wajah yang masih keheranan. Setelah berada di dekat nya, Raja kembali mengeluarkan suaranya.
"Hey kau dengar Aku. Ingat baik-baik ucapanku ini." ujar Raja membuat Firhan menganggukan kepalanya.
"Aku beritahu pada mu, bahwa Aku dan Laila sudah menjalin hubungan, dia menerimaku kemarin saat aku mengutarakan perasaannya. Jangan pernah kau dekati dia lagi, karena Laila hanya milikku. Kau mengerti ?"
Penjelasan Raja pada Firhan cukup membuatnya terkejut, bagaimana bisa Laila yang sudah dijodohkan dengan Abah Faris dan kini dia mendengar bahwa Laila sudah menjalin kekasih dengan pria lain. Sungguh tak bisa dibayangkan hati Firhan saat ini sehancur apa.
"Iya aku mengerti.." balas Firhan yang memang sangat lugu karena terlalu culun namun tidak memakai kaca mata.
"Baiklah kalau begitu, sekarang pergilah.."
Firhan melangkah pergi setelah diperintahkan untuk pergi. Sedangkan Raja yang sudah menyiapkan hadiah untuk Laila kembali mengeluarkannya dari saku jaketnya dan melihatnya.
Kalung emas putih yang Laila suka saat dia bertanya padanya, akhirnya Raja bisa membelikan emas putih tersebut sesuai kesukaan sang pujaan hati.
*
Siang harinya saat Laila akan pulang, Raja menunggu Laila dan Bunga yang akan menggunakan angkutan umum di pinggir jalan. Setelah melihat Laila menaiki angkutan, Raja mengikutinya sendirian tanpa sahabatnya.
Sedangkan ketiga sahabatnya itu mengikuti angkutan tersebut menggunakan motor masing-masing. Laila terkejut saat melihat Raja duduk dihadapannya dengan senyum lebarnya.
"Raja.." lirih Laila saking terkejutnya.
"Hay, kau mau pulang kan ?" tanya Raja basa basi.
Laila menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dan melirik Bunga yang ada disampingnya.
"Laila, aku membelikan sesuatu untukmu, semoga kau suka ya ?"
Raja memperlihatkan sebuah kalung putih yang elegant dan cantik, Raja hanya menentengnya dengan tangan memperlihatkan nya di hadapan Laila.
Laila yang melihat tingkah Raja berlebihan menarik nafasnya dalam dan menghembuskan nya perlahan. Laila menoleh ke arah Bunga dan menyahut ucapan Raja.
"Maaf Raja, kemarin kau salah paham. Aku tidak ada perasaan sedikitpun untukmu, aku masih ingin fokus belajar." jelas Laila membuat senyuman Raja yang tadinya lebar langsung menciut begitu saja.
Raja terkejut bukan main, bagaimana dia akan menjelaskan kepada ketiga sahabatnya. Mereka selalu menjahili dan menertawakan Raja yang berubah mellow tak lagi urakan, kini dia mendengar bahwa Laila tak menyukainya.
"Tapi Laila, kau kemarin mengatakan iya padaku. Itu berarti kau menerimaku.. Iya kan ?"
Raja berusaha mengingatkan Laila bahwa dirinya mengatakan iya saat kemarin bersama dengannya di perpustakaan.
"Tidak Raja, kau sudah salah paham. Tolong jangan membuatku malu, kita sedang berada di angkutan umum.." kata Laila lagi.
"Laila, apa kau berubah pikiran karena tunanganmu itu yang mengantarmu tadi ?" tanya Raja mencari tahu.
"Astaghfirullah, gimana caraku menjelaskannya.."
Laila bergumam menunduk kelimpungan karena Raja belum juga mengerti. Laila lalu kembali menatap Raja dan kembali menjelaskan apa yang membuat Raja salah paham.
"Maaf Raja, sedikitpun tidak ada pikiranku ke sana, aku masih ingin fokus kuliah. Aku bertunangan dengan dia juga bukan kemauanku, tapi kemauan Abah yang menjodohkan aku."
Laila lalu menghentikan angkut yang ia naiki dan turun diikuti Bunga di belakangnya. Raja yang melihat Laila meninggalkannya begitu saja, akhirnya ikut turun dan menyentuh bahu Laila agar mau berhenti untuk mendengar penjelasannya lebih dulu. Hal itu membuat Laila marah, karena tidak ada pria yang berani menyentuhnya selama ini.
"Jangan berani menyentuhku !"
Laila memekikkan ucapannya dengan tegas setengah berteriak. Hal itu membuat Raja tak menyangka, Laila yang terlihat begitu lembut dan ramah juga pemalu, kini berani membentaknya di depan umum.
"Dasar pria tidak tahu diri !"
Setelah mengucapkan itu Laila pergi meninggalkan Raja yang masih berdiri mematung disana karena terkejut mendengar Laila begitu berani membentaknya.
Teman-teman Raja yang mengikuti Raja dari belakang angkutan melihat Raja diperlakukan seperti itu dengan Laila juga terkejut.
Hati Raja hancur berkeping-keping. Dia yang sudah mulai menyukai wanita untuk pertama kalinya, kini dibuat patah hati hanya karena salah paham.
*
Laila yang baru sampai di gang menuju rumahnya berpapasan dengan Firhan. Sedangkan Firhan yang melihat langsung memanggil Laila untuk memberitahu masalah di kampusnya.
"Laila.."
Laila menghentikan langkahnya melihat Firhan di seberang jalan kecil yang hanya muat untuk ukuran tosa motor.
"Ya ada apa ?"
"Aku tadi di kampus.. Eem... tidak jadi. Kau lanjutkan saja jalan pulang.."
Hal itu membuat Laila menganggukkan kepalanya menurut apa yang dikatakan Firhan. Sedangkan Firhan hanya bisa menatap punggung Laila hingga hilang dari penglihatannya karena tak sanggup untuk mengatakan semuanya pada Laila.
...----------------...
Bersambung...