Jodoh, rezeki, maut, semuanya adalah rahasia Ilaha, yang tidak pernah tahu kapan datang dan pergi. sebagai mahluk hamba, kita hanya bisa menjalankan hidup dengan baik dan tidak lupa untuk bersyukur dengan semua yang sudah di takdirkan untuk hidup kita.
kadang yang menurut kita baik belum tentu baik untuk kita, dan begitu juga sebaliknya!.
Bagaimana kehidupan yang di jalani oleh Vina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 28
Pagi hari menyapa, membuat semua orang yang masih terlelap dalam tidurnya harus bangun untuk memulai aktifitas yang tiada habisnya. Jika biasanya Anton akan bangun siang tapi tidak untuk sekarang yang sudah bangun entah jam berapa.
Tanpa banyak bicara, Vina langsung ke belakang untuk mengambil wudhu dan shalat bersama berjamaah.
Selesai shalat berjamaah, mereka berkumpul bersama sebelum memulai aktivitas mereka seperti biasa.
"Nanti siang, ada orang yang akan cek rumah ini " ucap Anton membuka suara.
"Lalu kita harus tinggal di mana ayah? " tanya Ani
"Ayah belum mendapatkan informasi rumah yang rumah, biar nanti kita negoisasi pada orang yang akan membeli rumah ini " ucap Anton.
"Maaf ibu, ayah, jika Vina menyela dan Vina mungkin lancang, tapi teman Vina ada yang sewa rumah dua kamar satu kamar mandi dengan harga 500, dan menurut Vina itu sudah murah karena sedikit peralatan dapur di sediakan, jika ayah dan ibu berkenan kita akan lihat rumah tersebut " ucap Vina.
"Benarkah? " tanya Ani begitu bahagia.
"Di mana nak, sepertinya itu sudah cukup nak. coba kau cek, ayah akan urus rumah ini jika layak biar kita pindah di sana " jawab Anton.
"Syukurlah, nanti sebelum kuliah Vina akan cek ke rumah tersebut yah " ucap Vina lagi.
"Tapi masalah bayar bagaimana? " tanya Ani khawatir.
"Ayah saat ini tidak pegang uang sebanyak itu, kecuali sudah bagi hasil penjualan rumah ini " ucap Anton.
"Tidak apa, Alhamdulillah Vina ada " jawab Vina
"Ya Allah nak, maafkan kami yang gagal menjadi orang tua " sedih Ani.
"Tidak Bu. doakan saja Vina semoga semua lancar " ucap Vina.
"Lalu sekolah Arga bagaimana ayah, ibu? " tanya Arga Yang sejak tadi diam.
"Tidak ada cara lain kau harus pindah " jawab Anton.
"Sekarang kau sekolah saja biar ayah yang urus nanti " ucap Anton.
"Baik ayah " ucap Arga.
Masalah ini tidak mereka tutupi sama sekali, begitu masalah semakin pelik mereka langsung memberitahu Arfan yang ada di kota.
"Hello assalamualaikum Bu " ucap Argan di Sebrang sana.
"Waalaikumsalam, Sudah shalat nak ? " tanya Ani begitu mendengar suara khas bangun tidur.
"Belum Bu, maaf Arfan kesiangan "jawab Arfan.
"Shalat dulu nak, setelah itu telpon kembali ibu ada yang ingin ibu bicarakan " ucap Ani
"Baik Bu, maaf Arfan tutup " ucap Arfan.
Selagi menunggu Arfan menghubungi kembali, Ani membereskan barang mereka seadanya sekan mereka benar-benar siap untuk pergi.
Sedangkan Vina harus dengan giat menyelesaikan tugas, itu sebabnya tugas harus di gantikan oleh Arga karena selain untuk bayar sewa, mereka juga harus memiliki pegangan.
Ting!
Dimas.
Pagi Kesayangan, sudah bangun kan? oh iya, aku mau cerita kemarin aku dapat kiriman dari ibu di rumah, kau ingin apa?
Vina.
Terima kasih sebelumnya, sebaiknya simpan saja untuk keperluan di sana. kita hanya pacaran tapi jangan terlalu berlebihan. dan cari uang itu susah.
Dimas.
Aku tahu kau sudah menghasilkan uang sendiri, jadi kau mau merendahkan aku begitu maksud mu? berapa uang yang kau dapatkan selama ini, kau bicara begitu sombong.
Vina yang membaca pesan dari Dimas, langsung diam membeku, bukan begitu maksudnya tapi kenapa malah salah di artikan hal itu membuat Vina sedih.
Vina.
Bukan begitu maksud ku, kuliah memerlukan banyak uang jika di umbar begitu saja kasian yang cari. maaf bukan membuat mu tersinggung tapi aku tidak ingin menjadi wanita yang di anggap matre.
Tidak ada balas hanya di baca saja, dan Vina yang sudah banyak masalah juga tidak memperpanjang masalah.
