NovelToon NovelToon
Langit Bumi

Langit Bumi

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Perubahan Hidup / Identitas Tersembunyi
Popularitas:488k
Nilai: 4.7
Nama Author: Abil Rahma

Hafidz tak pernah menyangka jika dirinya ternyata tak terlahir dari rahim ibu yang selama ini mengasuhnya. Dia hanya bayi yang ditemukan di semak dan di selamatkan oleh sepasang suami istri yang dia kira orang tua kandungnya, membuatnya syok dengan kenyataan itu.

Sebenarnya dia tak ingin mengetahui siapa orang tua kandungnya, karena dia merasa sudah bahagia hidup bersama orang tua angkatnya saat ini, tapi desakan sang Ibu membuatnya mencari keberadaan keluarga kandungnya.

Mampukah dia menemukan keluarganya?
Bagaimana saat dia tahu jika ternyata keluarganya adalah orang terkaya di ibu kota? Apakah dia berbangga hati atau justru menghindari keluarga tersebut?


"Perbedaan kita terlalu jauh bagikan langit dan bumi," Muhammad Hafidz.


"Maafin gue, gue sebenarnya juga sakit mengatakan itu. Tapi enggak ada pilihan lain, supaya Lo jauhin gue dan enggak peduli sama gue lagi," Sagita Atmawijaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

"Lo curiga enggak sih, sama Papa nya Gita? Gue rasa dia ikut andil atas sakitnya Nyokap Lo ini. Gue tadi liat bagaiman wajah Nyokap Lo saat laki-laki itu ngomong tentang rumah, kaya dendam banget." Indra mengingat bagaimana wajah Sinta saat Renaldi membahas tentang kepulangan.

"Iya, gue rasa dia sengaja masukin Mama ke RS ini buat jauhin Mama dari keluarganya. Buktinya selama ini enggak ada yang nengok kesini kecuali dia. Bahkan Gita aja enggak pernah," sambung Hafidz.

"Jangan-jangan Gita enggak tahu kalo Nyokapnya di sini?" tebak Indra.

Hafidz teringat dengan postingan Gita di medsosnya yang mengatakan rindu dengan sang Mama, dia baru sadar jika yang dikatakan Indra ada benarnya. "Kayaknya emang iya," ucapnya.

"Saran gue, Lo harus kasih tahu Gita kalau Nyokapnya di sini. Dengan begitu, kalian berdua bisa tahu penyebab Nyokap Lo masuk ke sini. Kalau ada orang dalam, maksud gue yang tinggal serumah sama Bokap Lo, penyelidikan akan lebih mudah," usul Indra.

Yang dikatakan Indra ada benarnya juga, tapi bagaiman cara mengajak Gita ke tempat ini. Gadis itu saja enggan bertemu dengannya.

"Gimana caranya ngajak Gita ke sini? Dia aja selalu menghindar kalo liat gue," ucap Hafidz.

Indra menghela nafas, "Coba nanti gue bantu, semoga aja bisa," ucapnya.

Saat ini mereka sedang berada di depan kamar mama Sinta, setelah wanita itu tertidur. Hafidz sesekali melihat ke arah dalam, memastikan apakah sang Mama bangun atau tidak, karena tadi Mama tak mengijinkannya pergi. Tapi itu tak mungkin terjadi karena dia masih harus kuliah, apalagi sebentar lagi ujian semester. Tapi setidaknya dia akan pulang setelah Mama bangun.

"Suster Nana," panggil Hafidz saat melihat suster Nana melintas.

Wanita berumur sekitar tiga puluh tahunan itu mendekat ke arah Hafidz, "Ada apa Mas Hafidz?" tanyanya.

"Apa saya boleh bicara sama dokter yang nanganin Mama? Pengen banget bicara sama dia," tanya Hafidz.

"Bisa Mas, mari ikut saya," jawab suster Nana.

Mereka berdua pun mengikuti suster Nana dari belakang menuju ruang dokter.

Suster Nana mengetuk pintu ruangan dokter tersebut, dan setelah dipersilakan dia pun masuk lebih dahulu, mungkin memberitahu jika ada yang ingin bertemu, tak berapa lama suster Nana keluar dan mempersilakan Hafidz dan Indra masuk.

Untuk pertama kalinya selama mengunjungi rumah sakit ini, Hafidz menemui dokter yang menangani Mama, dia ingin mengetahui seperti apa perkembangan Mama sampai saat ini.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya dokter bernama Bram itu, terlihat dari name tag yang ada di bajunya.

"Saya mau tanya tentang kondisi Mama," ucap Hafidz tanpa basa-basi.

Dokter Bram tersenyum, "Kondisi Bu Sinta selama beberapa hari terakhir cukup membaik Mas, mungkin Suster Nana sudah menjelaskan sama Masnya, kalau beliau sudah mau makan, minum obat dan aktifitas lainnya, tidak seperti dulu yang harus dipaksa, sekarang beliau mau melakukannya sendiri," ucapnya.

"Tapi saya minta maaf atas kejadian tadi, karena saya memang memberitahu kondisi Bu Sinta pada suaminya, tapi entah ada masalah apa, hingga beliau menyerang suaminya seperti itu, seperti dulu waktu pertama kali datang ke tempat ini," tambah dokter yang usianya kira-kira sekitar empat puluhan lebih itu.

"Iya dok, tidak masalah. Tapi saya mohon sana dokter, jangan memberi info apa pun ke Papa saya, saya masih ingin menyelidiki kenapa Mama seperti itu ke Papa, karena selama ini Papa selalu tertutup dengan masalah Mama," Hafidz berharap dokter tersebut tak memberitahu tentang dirinya ke Papa Renaldi.

Dokter tersebut mengangguk kecil, "Baiklah, karena beliau sepertinya memang lebih senang dan tenang kalau bersama Masnya, mungkin merindukan putranya," ucapnya membuat Hafidz lega

🍁🍁🍁

"Ma, Hafidz pulang dulu ya, Hafidz mau ngajar dulu, kasian murid Hafidz dia udah telpon dari tadi karena Hafidz belum datang," Hafidz berpamitan pada Mamanya yang sudah bangun tapi masih berbaring di tempat tidur.

"Hafidz akan ke sini lagi besok. Mama mau dibawakan apa? Nanti Hafidz bawakan," Mama bergeming, sepertinya belum mau ditinggal oleh Hafidz dan Hafidz mengerti akan hal itu. Karena biasanya Mama akan merespon meski hanya dengan anggukan kecil saat dia berpamitan.

"Kalau Mama masih ingin Hafidz di sini, Yaudah biar Hafidz telpon anak didik Hafidz," putus Hafidz, tak tega meninggalkan sang Mama dalam keadaan bersedih seperti saat ini.

Baru saja Hafidz akan melangkah, dia terkejut karena sang Mama menarik tangannya, dan langsung memeluknya erat.

"Mama kenapa, jangan takut ya! Tenang Ma, ada aku di sini, aku tak akan membiarkan siapa pun menyakiti Mama," ucap Hafidz sambil mengusap punggung sang Mama.

Selama beberapa menit Hafidz membiarkan sang Mama memeluknya dan menangis di sana. Biarlah seperti ini, mungkin dengan seperti ini Mama akan lebih tenang. Meski tanpa sepatah kata pun yang terucap, Hafidz tahu jika sang Mama sedang terluka, ah tepatnya selalu terluka, entah itu terjadi sudah berapa lama. Hafidz yakin semua itu terjadi cukup lama, mungkin sejak kelahirannya atau bahkan sebelum itu, entahlah. Untuk saat ini yang terpenting kesehatan Mama, setelah Mama membaik dia akan mencari kebenaran yang selama ini seolah tertutup dan membuat Mama terluka.

Mama melepaskan pelukannya setelah tangisnya mereda. "Pulang," ucap Mama. Mungkin menyuruh Hafidz untuk pulang.

"Hafidz boleh pulang? Tapi Mama?" tanya Hafidz dan Mama mengangguk kecil seperti biasa.

"Yaudah Hafidz pulang dulu ya Ma." Hafidz mengecup puncak kepala Mama sebelum meninggalkan ruangan tersebut.

Mama menatap nanar kepergian Hafidz, entah apa yang ada dalam pikirannya. Tapi dia merasa tenang saat Hafidz ada di sisinya. Dan akan merasa kesepian serta kehilangan setelah Hafidz berpamitan, takut Hafidz tak akan kembali lagi, tapi pikirannya selalu salah karena Hafidz setiap hari akan mengunjungi dan merawatnya dengan telaten.

"Mama mau sembuh, demi kalian," gumamnya. Entah sebenarnya seperti apa kondisi Mama, karena terkadang dia seperti orang sehat biasa, tapi kadang juga tak terkontrol seperti tadi.

"Gue rasa Mama Lo itu cuma depresi, enggak seutuhnya hilang akal. Karena dia bisa merespon saat Lo bicara, bahkan seperti yang Lo katakan, beliau jarang sekali mengungkapkan ucapan-ucapan tak dimengerti. Sebenarnya menurut gue, beliau cuma butuh dukungan dari orang terdekat," ucap Indra mengeluarkan unek-uneknya selama berinteraksi dengan Mama Hafidz hari ini.

"Gue sepemikiran sama Lo Ndra, kalau gue punya uang cukup, gue bakalan bawa Mama keluar dari rumah sakit terkutuk itu, dan mau bawa Mama ke psikolog aja, karena sepertinya itu yang Mama butuhkan," sambung Hafidz.

Indra menepuk pundaknya sekilas, memberi semangat pada sahabatnya itu. "Gue yakin Lo pasti bisa, yang penting sekarang tetap semangat dan jangan pernah nyerah buat Nyokap Lo," ucapnya

"Makasih Ndra, Lo selalu ada buat gue." Hafidz tersenyum menatap Indra sekilas.

"Kalau gue punya sodara perempuan, udah gue jodohin sama Lo. Orang baik seperti Lo sayang untuk dilepaskan," ucap Hafidz asal.

"Beneran ya, Sagita buat gue. Mayan, kan jadi mantu konglomerat," Indra tertawa dengan ucapannya, tapi Hafidz justru berdecak.

"Iya kalau dianya mau," ucap Hafidz lalu tertawa.

Seperti itulah sahabat, selalu ada dalam keadaan apa pun. Jika kalian memiliki sahabat yang maunya cuma saat kalian bahagia, dia bukanlah sahabat yang sesungguhnya. Dia hanya menumpang kebahagiaan dengan kalian yang mungkin tak bisa dia dapatkan dari orang lain atau keluarganya.

Bersambung.....

🍁🍁🍁

1
Reksa Nanta
sebenarnya ini sekolahnya Ziva atau Revan ?
Reksa Nanta
BUMN tidak menjual saham
Reksa Nanta
tunggu sampai Ziva dewasa
Reksa Nanta
KKN dan Praktek Kerja Lapangan itu dua hal yang berbeda.
Reksa Nanta
anak yang merundung anak lain kebanyakan adalah anak yang sering dirundung oleh orang tuanya sendiri.
Reksa Nanta
Adrian masih bebas berkeliaran padahal Sita sudah mendekam di penjara .
Reksa Nanta
apartemen atau kost elite ?
Reksa Nanta
sebenarnya nama sopir yang mengantar Sita membuang bayi itu namanya Karno atau Tio ?

karena di bab awal seingatku nama sopirnya Tio, dan setelah itu disuruh kerja ke Padang.
Reksa Nanta
bukankah pak Karno mau menikah dengan bik Atun ? kok sudah punya anak ?
Reksa Nanta
di rumah sakit jiwa sudah pasti ada psikolog yang menangani. tapi jika mamanya sudah hilang semangat, proses penyembuhan depresinya memang akan sulit
Reksa Nanta
si Renaldi pasti sekongkol dengan tantenya Hafidz.
Reksa Nanta
apa iya belum ada google translate ?
Reksa Nanta
ingin segera memastikan tapi selalu tarik ulur keadaan.
Reksa Nanta
putri seorang konglomerat dibiarkan membawa mobil sendiri tanpa pengawalan ? ini agak aneh.
Reksa Nanta
kenapa kamu Gita ?
Cesar Manuel Ris Costa
kakak atau kakek thor?
Reksa Nanta
biasanya kamar para pekerja ada di bagian belakang rumah utama.
Reksa Nanta
ternyata kembarannya perempuan to
Reksa Nanta
tinggal memikirkan biaya hidupnya. biaya hidup di ibukota tinggi.
Reksa Nanta
sebaiknya dicari. takutnya dia punya adik kandung perempuan lalu terjebak pernikahan sedarah.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!