Dibawah Ancaman Mafia Kejam

Ana masih berdiri menunggu kata-kata Fera yang mungkin akan menghancurkannya sebentar lagi.....

''Kau tau yang dikatakan semua oleh pamanku adalah bohong.....dia bahkan tidak menolongmu sedikitpun,....akulah yang memberi ide agar paman mengatakan kebohongan itu....''

Fera tertawa senang....

''Gaun dan sepatu yang di berikan Ardy tidak dibayar kembali oleh paman, mana mungkin paman mau mengelurakan uang untuk sesuatu yang tidak berharga...''

Satu pukulan seakan mengenai dada Ana lewat kata-kata Fera, dan terasa nyeri.....matanya berkaca-kaca...tapi masih menguatkan diri menunggu semua kebohongan keluarga Lois kepadanya, dengan kejam....

''Paman juga tidak menggendongmu ke rumah sakit, tapi supir kami yang membawamu, dia sama sekali tidak menengokmu seperti yang ia katakan...mengenai kamar ruang inapmu sebenarnya itu bekas kamarku...aku masuk ke rumah sakit karna luka lecet, dari pada ruangan itu tidak terpakai....maka aku memberikan kesempatan pada gadis miskin sepertimu untuk merasakan bagaimana menjadi orang kaya............''

''Tidak...kau pasti bohong Fera...tuan Danar tidak mungkin........''

Fera tertawa sekali lagi...kali ini lebih keras...

''Untuk apa aku membohongimu Ana, dari tatapan matamu aku tau kau membenarkan semua pernyataanku, perlu kau tau jika semua yang terjadi kepadamu...paman selalu memberitahuku...''

''Apa....''

''Kau pernah pingsan di gudang Hotel bukan, itu juga bukan paman yang menggendongmu tapi......seorang pelayan pria...''

Ana hampir saja terjatuh mendengar informasi menyakitkan ini...

''Ana...pamanku adalah pria kaya raya, yang menjunjung tinggi nama baik, jika dia berbaik padamu mungkin dia hanya menginginkan tubuhmu saja, jika kau sudah tidur dengan paman maka dia akan segera meninggalkan dirimu........''

''Cukup....''ucap Ana sungguh tak tahan lagi mendengar kata-kata pedas Fera...

''Mengapa,...kau tidak ingin dengan kenyataan dan lebih suka terus bermimpi Ana...''

''Aku....lelah, aku sudah melakukan yang terbaik untukmu Fera...apa yang kau inginkan lagi...bukankah ini terlalu kejam....? kau dan keluargamu apakah ingin membuat aku mati...baru kalian puas...''ucap Ana dengan suara yang bergetar...

Fera mendekat...mencengkram ujung seragam Ana dengan kuat...

''Kau berada di bawah kakiku Ana, bahkan kau bisa makan karna belas kasihanku...kau tidak lebih dari seekor anjing di rumahku........aku hanya ingin memperingatkanmu bahwa pamanku akan menikah bulan depan, bersama tunangannya wanita terhormat......jadi jangan coba menggodanya dengan tubuh miskinmu....''

Ana menghempaskan pegangan Fera matanya menajam tidak terima.....

''Aku bekerja di Hotel ini...aku bukan pelakor atau wanita murahan yang menjual tubuh ku hanya untuk makan Fera,...tidak....meski aku hanya gadis miskin sudah kubilang kepadamu jika aku mahal...''

''Mahal....? ulang Fera dengan sinar mata membara...

''Katakan terimakasih kepada ku Ana...jika aku tak memberitahumu maka paman pasti sudah tidur denganmu sekarang...ow,...aku ragu kau seorang perawan....apalagi miskin...mungkin paman akan semakin jijik karna pernah menyentuh tubuh kotormu.....''

Habis sudah kesabaran Ana...kata-kata Fera terlalu tajam dan menyakitinya terlalu dalam, bukankah sudah cukup....? ia sudah melakukan apapun untuk membuat nama keluarga mereka tidak tercemar namun tetap saja....ia selalu tersakiti pada akhirnya dengan cara yang sangat kejam.....

Paccckkkk.......

Sebuah tamparan keras mendarat di wajah Fera hingga wanita itu tersungkur jatuh di atas ranjang,.....Fera menoleh tidak terima...

''Beraninya kau menyentuh wajahku dengan tangan kotormu...''

''Kenapa tidak.....bukankah itu belum sebanding, airmata Ana menetes.....mengapa kalian tak juga merasa puas untuk menyakitiku mengapa...........''jerit Ana tak terkendali......

Fera mengepalkan tangannya dengan kuat..........

''Aku tebak kau pasti sudah jatuh cinta dengan paman..ya ampun, betapa tidak tau malunya dirimu Ana...bercerminlah...aku ingin kau menghilang dan menjauhi pamanku karna selamanya aku.....tidak akan menerima wanita kelas rendah sepertimu untuk menjadi bibiku...untung saja pamanku tidak tergoda kepadamu...''

''Aku akan pergi.....''

Ana berbalik,....sudah cukup ia mendengar semuanya jika ia bertahan disni maka ia akan menjadi gila dan melukai Fera...

Fera yang menyadari kepergian Ana tak juga puas...ia masih belum puas menghina Ana...

''Oya...Ana...aku dengar ibu kandungmu adalah wanita murahan yang bekerja sebagai pelac*r...lalu dia mati karna di bunuh kekasihnya...apa benar....ow...nasibmu malang sekali...''cibir Fera.....

Tawa Fera menggema dan menbuat amarah Ana bangkit dengan cepat.....

Ana menoleh dengan kepalan tangan yang sudah tak bisa ia cegah lagi untuk menghukum Fera...gadis itu mendekat.....dan

Bugghh..........

Sebuah hantaman keras di perut Fera membuat wanita itu menjerit seketika...dan teriakannya sampai keluar kamar,

Saat itulah....Danar dan Steve masuk dan membeku melihat Fera menangis memegang perutnya...

''Wanita gila ini...dia memukulku paman....dia marah...saat aku minta maaf..''jerit Fera susah payah....

Steve hanya menatap Ana dengan tatapan yang tak terbaca sambil memegang Fera dan menuntunnya keluar kamar...

Kini tinggalah Danar dan Ana yang saling menatap tajam........

''Mengapa kau menyakiti Fera...''desis Danar dengan dingin......

''Karna keponakan tersayangmu selalu menyakitiku....Ana tertawa dengan kesal, airmatanya membasahi wajahnya.....

''Inikah dirimu yang sebenarnya Ana...kau tau benar bahwa aku berharap penuh atas hubungan kita, aku bahkan........''

''Bahkan apa.......? kau akan tidur denganku dan besoknya kau akan berkata, maaf Ana...di antara kita selesai...dan selama ini aku bohong kepadamu..''suara Ana bergetar penuh rasa sakit.........

Danar tampak terkejut.....

''Hah...mengapa aku bodoh sekali, aku pikir kau mencintaiku dengan tulus...tapi sekali lagi...aku tidak bisa bermimpi......''

Ana melepas tanda pengenalnya dari dadanya dan meletakannya di atas meja....

''Kita selesai tuan Danar...tapi sebelum aku pergi aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu.....''

Danar menghela nafas...matanya berkaca-kaca tak rela....

''Berhentilah menyakiti orang yang lemah karna kau tak akan pernah tau kapan Tuhan membalasmu, rasanya akan lebih sakit..''

Ana kemudian melangkah keluar dari sana..........

Danar memejamkan matanya...tidak...ia tak bisa kehilangan Ana seperti ini...............

Pria itu melangkah cepat keluar kamar, namun Ana menghilang dengan cepat........tanpa jejak.............

Danar mengepalkan tangannya....ia tetap akan mencari Ana.....

Danar sudah terlanjur jatuh cinta....

************************************

Alex sedang berada di luar Hotel....ia memang sedang menunggu Ana keluar dan ingin memberi gadis itu pelajaran...namun ia terkejut ketika melihat Ana keluar dari Hotel berjalan dengan cepat, menyetop Taxi dan meninggalkan tempat itu....

Alexpun mengikutinya...sembari menyiapkan pistol di tangannya, hari ini dia memutuskan untuk membunuh Anastasya dengan tangannya sendiri......

*********************

Sebuah pegunungan yang indah dan sekaligus punya jurang yang dalam menjadi tempat Ana turun, supir taxi sempat takut karna sepanjang jalan gadis ini hanya menangis di wajah datarnya...mungkin ia ingin merenung, pikir supir itu lalu memutuskan tidak ikut campur...

Ana keluar dari sana setelah membayar ongkos lebih....ia tak menyadari jika ada sebuah mobil berhenti dan seorang pria memegang senjata mendekatinya...

Ana melangkah pelan ke arah jurang yang dalam itu sambil memejamkan matanya.....airmatanya menetes......ia sudah terlalu lelah akan penghianatan,...ia menangis sesegukan sehingga menarik perhatian Alex, pria itu menurunkan senjatanya,....hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.....

Gadis menangis, dan mendekati jurang hitam di bawah sana........

Alex membeku ketika satu pikiran terlintas di kepalanya......

Tepat saat itu juga Ana memejamkan matanya dan menjatuhkan dirinya ke dalam jurang................................

''Tidak........tidak..apa yaang kau lakukan...''teriak Alex geram...........