Pernikahan Kedua Suamiku

Ini hanya tentang perasaan yang luka. Jika pada akhirnya aku menyerah. Kuharap kau tetap menemukan bahagia bersama dia yang telah kau pilih.

Selamat Membaca 💔💔💔💔💔💔💔💔💔

Ross keluar dari kamarnya. Tenggorokan nya terasa kering.

Langkah kaki Ross terhenti saat melewati kamarnya dulu. Terdengar suara gelak tawa didalam sana. Entah apa yang di lakukan suami dan madu nya itu, mungkin kah mereka sedang bercinta?

Ross tersenyum kecut, dulu dia juga pernah merasakan hal itu. Tertawa ketika malam menjelang bersama suaminya. Kini tempat yang menjadi saksi bisu kisah cinta mereka telah dihuni oleh penghuni baru. Pada akhirnya Ross akan kalah bagaimana pun kerasnya dia memperjuangkan cinta yang selama ini dia pupuk, dia tetap lah insan yang telah dikalahkan oleh seorang wanita yang lebih dari nya.

Ross melanjutkan kembali langkah kakinya. Air mata tak lagi luruh seperti yang lalu-lalu. Dia bahkan sudah lupa bagaimana caranya menangis. Ketika seluruh rasa sakit ini menghantam dadanya. Suaminya, cinta pertamanya kini telah bahagia bersama orang lain.

Ross hanya wanita lemah yang menginginkan kebahagiaan ditengah kehancuran. Berharap suaminya akan berbaik hati dan mau kembali padanya, merajut cinta yang dulu sudah tumbuh memekar dihati keduanya.

Ross menghidupkan kran disepensernya. Sebenarnya dia ingin minum air es agar hatinya yang panas bisa mendingin. Tapi teringat ada nyawa yang hidup didalam perutnya, akan sangat menganggu untuk kesehatan bayinya nanti.

Pranggggggggggggg

"Awwww sorry". Yuli sengaja menyenggol lengan Ross hingga gelas yang belum diminum airnya itu jatuh dan pecah diatas lantai "Opsss maaf sengaja". Yuli menutup mulutnya sambil tersenyum mengejek.

"Gimana rasanya tersingkir?". Ledek Yuli "Sebentar lagi semua milik kamu akan jadi milik aku Ross, suami dan rumah ini". Ujar Yuli menatap Ross sinis dia melipat kedua tangannya didada.

Yuli yang ingin minum air ke dapur tidak sengaja melihat Ross yang berdiri didepan dispenser.

"Sebaiknya kamu tinggalin Mas Herdi, sebelum dia depak kamu dari rumah ini". Ancam Yuli "Dan kehancuran akan menyerang mu Ross". Ejek Yuli. Lalu dia berlalu pergi dari sana. Dan tidak jadi minum

Ross menatap punggung Yuli yang berjalan dengan gaya angkuhnya.

Ross menghele nafas panjang. Jika memang dia harus berpisah dengan Herdi, Ross akan mencoba ikhlas. Ross percaya bahwa suatu saat nanti dia akan menemukan kebahagiaan nya.

"Sabar ya Nak. Kita kuat. Temanin Mama lewatin semua ini. Nanti kalau kamu udah lahir kamu juga harus tumbuh jadi wanita yang kuat dan tegar. Kita mungkin lemah di mata orang lain. Tapi gak ada yang tahu bahwa kita adalah yang paling terkuat". Ross mengusap perutnya. Usia kandungan nya sudah memasuki bulan ke 7. Tiga bulan lagi bayinya akan lahir.

Ross masuk kembali kedalam kamarnya. Dia membiarkan begitu saja pecahan gelas diatas lantai. Ross sedang tidak ingin memikirkan apapun. Yang terpenting saat ini adalah kesehatan bayi dalam kandungannya. Ross tidak mau stress gara-gara masalah rumah tangganya.

"Mama".

Jacky duduk diatas ranjang mendapati Ross tidak ada disampingnya, pria kecil itu langsung terbangun.

"Iya Nak, kenapa?". Ross duduk dibibir ranjang .

Jacky menatap Ross dengan sendu. Tangannya mengambil tangan sang Ibu lalu mengenggam tangan wanita itu sambil menatap bola mata indah Ross yang meneduhkan hati.

"Ma. Kyky pengen ngomong sama Mama". Ucapnya berkaca-kaca.

"Ngomong apa Nak? Ngomong aja. Mama siap dengarin". Sahut Ross tersenyum hangat

"Ma". Lirih Jacky menatap Ross "Kyky gak tahu gimana perasaan Mama? Tapi Kyky mohon Ma jangan tahan rasa sakit dihati Mama. Kalau emang Mama udah gak sanggup, Mama minta pisah aja sama Papa. Papa itu jahat Ma. Papa gak sayang sama kita. Papa nyakitin Mama. Nyakitin Kyky. Nyakitin Jack. Nyakitin kita semua. Mama gak usah pura-pura kuat. Mama gak usah mikirin perasaan Kyky dan Jack, kita akan berusaha kok buat nerima semuanya".

Ross bergeming ditempatnya menatap bola mata putranya yang berkaca-kaca hingga lelehan bening itu lolos di mata Jacky. Akibat keegoisan dan ketamakan Herdi, dia menyakiti kedua putranya sendiri.

"Nak_".

"Kyky mohon Ma. Kyky juga gak sanggup liat Papa sama Tante Yuli, apalagi Mama. Please Mama cerain Papa. Kita akan mulai hidup yang baru. Ada Kyky dan Jack yang bakal nemanin Mama nanti. Mama gak pernah sendirian. Ada Nenek. Ada Om Panji juga yang selalu ada buat Mama".

Ross tidak mampu menahan air matanya. Bocah berusia sepuluh tahun seperti putranya ini sudah paham arti perceraian. Hati Ross bagai teriiris pisau tajam, ada luka yang sudah mengangga disana. Dia pikir bertahan demi anak-anak nya adalah jalan terbaik. Tapi nyatanya. Justru membuat kedua putranya itu tumbuh dalam luka.

"Tapi gimana sama Jack, Nak? Kyky tahu kan kalau Jack sayang sama Papa. Dia terus nyariin Papa tiap hari. Kalau Mama pisah sama Papa, gimana sama Jack?". Ucap Ross segugukan. Padahal dia sudah lupa bagaimana caranya menangis. Tapi kini dia menangis lagi.

"Jack gak apa-apa Ma".

Ross dan Jacky melihat kearah Jackson yang langsung terduduk padahal matanya terpejam. Hal itu sukses membuat bocah berusia enam tahun itu terlihat menggemaskan.

"Jack".

Segera Jackson mengucek matanya. Dia terbangun mendengar suara Mama dan Kakak nya itu. Dia pikir bermimpi tapi tidak.

Jackson mengumpulkan nyawanya. Beberapa kali bocah itu menguap.

"Ma". Jackson menatap Ross dengan senyum "Jack gak apa-apa Mama pisah sama Papa. Kan nanti Jack masih bisa ketemu Papa kalau kangen. Jadi Mama gak usah mikilin Jack lagi. Kan Mama bilang Jack jagoan Mama, yang kuat, tangguh dan pintar". Tak lupa dia mempraktekkan dengan gaya.

"Jack".

Ross merengkuh tubuh kecil putranya itu. Ross tidak bisa mengelak dari kenyataan hidupnya. Dia tahu kedua putranya ini terlihat kuat. Tapi sebenarnya mereka rapuh. Tidak ada seorang anak yang menginginkan orangtuanya berpisah. Semua anak ingin memiliki orangtua yang utuh.

"Hiks hiks maafin Mama Nak. Maafin Mama".

Jacky juga ikut memeluk kedua orang itu. Mereka bertiga saling bertangisan dikeheningan malam. Saling merangkul dan menguatkan. Sebenarnya tidak ada yang kuat disakiti dan ditindas berkali-kali. Tapi hidup selalu begini, terasa tidak adil.

Jacky dan Jackson adalah dua bocah yang sebenarnya polos dan belum mengerti apa-apa. Tapi mereka dipaksa dewasa oleh keadaan. Dipaksa dewasa oleh kenyataan. Dipaksa dewasa oleh keegoisan Ayah mereka sendiri. Usia seperti mereka yang seharusnya hanya tahu bermain dan belajar, tapi harus belajar mengetahui apa itu perpisahan? Belajar menerima jalan takdir hidup mereka.

**Bersambung......

Hallo para bunda ku sayang, udah ada yang pada kebakar jenggot kan sama Ross🤣🤣 Gemes, kesal, geram🤭😂 Sama author jugaa wkwkwkw..... Jangan lupa minum es biar gak panas wkwkwkw

Oke biar gak salah paham kita ngopi dulu yukkk sambi nemenin author buat uppp, ciahhhhhhhhhhhhhhhhhh

Jangan lupa kasih sajen buat author yaaaaaaa...... Biar author makin semangat up nya, jangan kesel sama author yo gara-gara Ross😔 Ntar author sunguhin dehhh part yang bakal buat kalian makin kesal dan panas, kayak pengen makan orang,l😁😁😂

Yo weesssss ikutin terus perjuangan Ross

God bless you**.....