Dosenku Maduku (Why Love)

"kak Lutfhi.....!" ucap Yasmin mendekati pria yang meminta di buatkan mie instan itu.

Luthfi terkekeh kecil melihat ekspresi lucu wajah Yasmin yang tampak geram.

"dih ...dia ketawa! orang lagi sibuk minta di masakin mie instan!"

"ya aku kan pembeli, pembeli itu raja!"

"masa ya... orang gak jual yang mateng!"

"hehe....!" ucap Luthfi menatap wajah Yasmin yang sedikit pucat.

"kamu sakit yas....?"

"gak......!"ucap Yasmin dengan raut wajah santai.

"kata Wulan kamu sakit?"

"oh...itu kemarin, sekarang udah sehat kak!"

"Luthfi...!"

ucap Marisa menghampiri kedua anak muda yang berbeda status itu.

"Bu.... sehat?"

ucap Lutfhi menghampiri Marisa kemudian mencium tangan nya.

"sehat...kamu dari mana?mau kemana?"

"Abis main... trus mampir aja kesini!"

Luthfi memang cukup akrab dengan Marisa, sebelum Yasmin menikah, Lutfhi pernah beberapa kali datang ke rumah ini.

"oh gitu... kebetulan ibu baru selesai masak,kita makan sama sama yu?!"

"wah kebetulan banget Lutfhi lagi laper!"

ucap Lutfhi dengan sumringah.

"jangan Bu...dia mah mau nya!"

ucap Yasmin mengolok pria yang sudah ia anggap seperti kakak nya sendiri.

Yasmin dan Marisa menyiapkan makanan untuk mereka makan siang bersama di bawah pohon rindang yang berada di depan rumah.

"aku udah gelar tiker nya yas...!"

"good... emang harus ada kerja nya!"

Luthfi senyum menatap wajah cantik Yasmin, keduanya saling diam hingga timbul rasa canggung.

"ayo Yas .... makanan nya simpan!"

ucap Marisa membuyarkan keduanya.

mereka makan bersama ditambah paman dan bibi yang ikut bergabung dengan mereka.

ada selingan canda tawa menyertai kegiatan makan siang bersama tersebut, tak lama datang sebuah mobil yang berhenti dan parkir tak jauh dari tempat mereka makan.

Hafiz keluar dari mobil dan memperhatikan mereka yang juga melihat ke arah nya, melihat Hafiz datang membuat selera makan Marisa hilang seketika. Hafiz pasti datang untuk menjemput Yasmin pulang.

"assalamualaikum....." ucap Hafiz menghampiri.

"walaikumsalam...."

ucap paman menjawab salam Hafiz,

paman tahu permasalahan yang sedang di hadapi oleh Yasmin dan Hafiz, namun beliau tidak ingin ikut campur rumah tangga mereka.

"Yas....kamu temani Hafiz,biar bibi yang bereskan bekas makan kita!"

Marisa juga pergi tanpa menyapa Hafiz.

sementara Luthfi pergi begitu saja melewati Hafiz dengan tatapan penuh tantangan.

Hafiz membuang nafas dan mencoba untuk menahan diri karena ia sedang berada di hadapan keluarga Yasmin.

**

"pulang sama Abang yas!"

ucap Hafiz saat keduanya berada di dalam kamar.

"kalau Yasmin gak mau gimana?"

ucap Yasmin menantang Hafiz.

"Yasmin...?"ucap Hafiz menatap tajam istri nya itu.

"Yasmin mau disini sama ibu?"

"oh gitu.. bukan karena kamu ingin bebas ketemu sama pria itu?"

"siapa? kak Lutfhi..?"

"oh nama nya Lutfhi....!"

ucap Hafiz mendekati Yasmin.

"Abang jemput kamu untuk terakhir kali, setelah itu terserah kamu Yas?"

ucap Hafiz yang sebenarnya cemburu Melihat Lutfhi berada di tengah tengah mereka.

Yasmin terdiam mendengar penuturan Hafiz, kenapa jadi terkesan Yasmin yang salah padahal dirinya sendiri yang berbuat ulah.

"oh gitu...ya udah terserah Abang!"

ucap Yasmin hendak keluar namun dengan cepat Hafiz menarik tangan Yasmin hingga terhempas ke ranjang.

"aku gak suka, kamu dekat dekat sama laki laki itu,kamu itu istri aku?"

ucap hafiz berbicara dengan jarak yang begitu dekat hingga hembusan nafasnya terasa oleh Yasmin.

"Yasmin juga gak suka Abang sama perempuan itu?!"

ucap Yasmin memalingkan wajahnya.

"keadaan nya berbeda Yasmin?" ucap Hafiz kemudian hendak mencium bibir Yasmin namun Yasmin memalingkan wajahnya.

"Yasmin......"

ucap Hafiz mencium leher jenjang milik istri nya itu.

wajah Yasmin memerah menatap wajah Tampan Hafiz yang kini berada di atasnya, tubuh Hafiz yang tinggi dan atletis tengah mengungkung nya.

"kamu mau apa bang?"

ucap Yasmin meremang saat tangan Hafiz menyentuh tekuk leher nya.

Hafiz kembali mendekati bibir Yasmin dan mencumbunya,bayangan Hafiz bercinta dengan kanza berkelebat membuat jiwa nya meronta mengehentikan tangan Hafiz yang bermain di dadanya.

"cukup bang ... Yasmin masih datang bulan!"

ucap Yasmin menghentikan permainan Hafiz,

terlihat kabut Hasrat di mata Hafiz yang menginginkan Yasmin.

"bohong.....!"

ucap Hafiz mencium leher jenjang Yasmin,

"apa perlu Yasmin kasih lihat!. Yasmin bukan tukang bohong seperti Abang"

Hafiz Diam menatap wajah Yasmin,

ia tahu perempuan nya itu sedang berkata jujur.

"ya udah kita pulang ya ..!"

ucap hafiz mencium kening Yasmin membuat Yasmin membeku.

"Kenapa rasanya palsu...?

aku mau sama kamu bang, tapi tidak dengan keberadaan dosen itu...

jadi aku sebentar saja bang... kenapa kamu anggap remeh perasaan ku!"

ucap Yasmin yang kini berada di dalam mobil bersama Hafiz.

kanza terdiam menatap kaca jendela yang mengembun. kanza kesal karena Hafiz pergi menjemput Yasmin, padahal ia sudah senang karena selama Yasmin bersama ibunya Hafiz selalu bersama dengan nya hingga timbul rasa ingin memiliki seutuhnya.

'apa salah nya kalau ia tinggal satu rumah dengan Yasmin, dengan seperti itu Hafiz juga tidak perlu repot bolak balik. dengan cara itu ia bisa dengan mudah menyingkirkan Yasmin.

bergegas kanza menghubungi Hafiz namun nomor nya tidak aktif.

"oh gitu....oke kita akan mulai permainannya"a

ucap kanza tersenyum licik..

**

Hafiz mengajak yasmin mampir ke sebuah restoran untuk makan malam, Lutfhi sendiri sudah kembali ke pantai bergabung dengan teman teman nya membawa hati yang kecewa.

"Lo mah..main api fi, udah kebakaran juga Lo mah gak kapok!"

ucap Hasan sambil terkekeh kecil melihat wajah Luthfi yang kusut.

"mau pergi asli gue tuh khawatir sama Yasmin,gak pergi gue sakit!"

"ya ya lah pasti.. hahaha.!"

ucap Hasan menepuk pundak Lutfhi.

**

"belepotan yang..." ucap Hafiz mengelap bibir Yasmin menggunakan tisu.

Yasmin diam mendapat perlakuan seperti itu dari Hafiz..

"sebenarnya kamu itu baik bang, andai saja tidak ada kanza di antara kita, mungkin aku akan bahagia dengan semua ini, namun kenapa semua rasa nya hambar..."

gumam Yasmin sendiri dalam hati.

"kamu kenapa?!"

ucap Hafiz mengelus pipi Yasmin hingga membuat Yasmin terperanjat.

"kamu ngelamun?"

tanya Hafiz melihat Yasmin yang sejak tadi diam.

Yasmin menggeleng kan kepalanya pelan.

"percuma bicara sama kamu bang"

Yasmin bergumam dalam hati.

"saat aku diam..

pertama aku sedang berpikir.

kedua aku sedang memahami.

dan ketiga aku sedang tidak baik baik saja..."

setelah selesai makan keduanya memutuskan untuk pulang, Hafiz terus menggenggam tangan Yasmin.Berusaha untuk merubah keadaan yang selama ini membuat keduanya tak henti bertengkar.

"fiz.....!"

ucap kanza saat keduanya masuk ke dalam rumah terlihat kanza sedang duduk di sofa. Untuk kedua kalinya perempuan itu menginjak rumah itu.

"Kanza.....!" ucap Hafiz menghampiri istri kedua nya itu.

nafas Yasmin tersengal melihat perempuan itu berani datang lagi ke rumahnya.

"aku mau tinggal disini sama kamu!"

ucap kanza bergelayut manja di bahu hafiz.

Yasmin memalingkan wajahnya melihat hal itu,

tak mengerti dengan keinginan kanza yang ingin tinggal satu rumah dengan nya.

"dasar tidak waras...?!"

tutur Yasmin dalam hati nya sendiri.

"Yasmin istri kamu, aku juga istri kamu!"

kenyataan pahit yang harus Yasmin terima..

"tapi kita belum membicarakan soal ini!"

ucap Hafiz menatap Kanza.

"ya aku tahu..tapi hal itu akan mempermudah kamu agar tidak bolak balik kerumah ini dan apartemen ku!"

hafiz diam kemudian menoleh pada Yasmin yang sejak tadi diam membisu.

ia sendiri tidak bisa menolak keinginan kanza, karena memang ia juga berhak tinggal bersama nya.

"Yasmin.......?" Hafiz menatap Yasmin meminta persetujuan dari nya.

"terserah.."

Ucap Yasmin melangkah pergi meninggalkan Hafiz yang berdiri di samping kanza.

"harus nya kamu tidak meminta hal itu sama aku bang, kamu benar benar tega....!"

ucap Yasmin meringkuk di ranjang.

manis yang kamu berikan ternyata semu..

bersambung.