NovelToon NovelToon
Istri Bayaran Milik Tuan Raja

Istri Bayaran Milik Tuan Raja

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Cintamanis
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.7
Nama Author: ICHA Lauren

Demi membiayai operasi ayahnya yang terkena serangan stroke, Cleantha terpaksa meminjam uang pada rentenir. Ia berharap bisa mendapatkan pekerjaan untuk membayar hutangnya itu. Namun kenyataan berkata lain. Cleantha gagal mendapatkan pekerjaan dan malah bertemu dengan seorang lelaki misterius dalam sebuah kecelakaan. Lelaki itu memaksanya untuk menjadi isteri kedua sebagai ganti rugi atas kerusakan mobilnya.

Karena ketakutan, Cleantha menolak permintaan lelaki itu dan melarikan diri. Tapi takdir membawanya kembali bertemu dengan lelaki itu, melalui sebuah ajang kompetisi wanita untuk memenangkan hadiah seratus juta.

Cleantha yang keluar sebagai pemenang, dipaksa menjadi isteri kedua Raja Adhiyaksa di atas sebuah perjanjian. Akankah Cleantha mampu menjalani hidup sebagai isteri bayaran, yang hanya dijadikan alat pembalasan dendam oleh Raja atas pengkhianatan isteri pertamanya?



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Malam Pengantin yang Menyebalkan (Part 3)

"Aku belum terbiasa mencerna makanan sebanyak ini. Aku tidak tahan lagi."

Cleantha merasakan perutnya bergejolak tidak nyaman.

Ia meminum segelas air lalu beranjak dari kursinya.

"Kamu tidak apa-apa, Clea?" tanya Zevira melihat ekspresi Cleantha yang seperti orang kepayahan.

"Kak, dimana toilet yang dekat dengan ruang makan ini?"

"Ada di ujung kanan. Narti tolong antarkan Nyonya Cleantha ke toilet," perintah Zevira kepada salah seorang pelayan.

"Baik, Nyonya."

"Maaf, Kak, aku duluan," ucap Cleantha buru-buru pergi.

"Nyonya, tampaknya gadis itu sakit perut karena ulahnya sendiri," ujar Bi Dewi setengah berbisik kepada Zevira.

"Biarkan saja, Bi. Ini baru awal permainan, selanjutnya akan lebih menarik. Antarkan aku ke kamar sekarang. Aku ingin tidur nyenyak malam ini."

"Baik, Nyonya."

...****************...

Cleantha menutup pintu toilet dan mengelus perutnya yang terasa lega.

Ia terkejut melihat pelayan yang mengantarnya ke toilet masih menunggu di dekat pintu.

"Mbak masih disini?"

"Iya, Nyonya. Tadi Anda sepertinya kesakitan, jadi saya menunggu disini untuk memastikan Anda baik-baik saja."

"Aku hanya sakit perut biasa, Mbak. Tidak perlu sampai ditunggu," kata Cleantha merasa malu.

"Saya tidak boleh lalai dengan tugas saya untuk menjaga Anda, karena Anda adalah isteri Tuan. Kalau terjadi sesuatu pada Anda, Tuan akan marah."

"Semua pelayan ini sangat takut pada Tuan Raja sampai mereka bersedia membuntuti aku ke toilet,"

batin Cleantha keheranan.

"Nyonya, apa Anda mau saya ambilkan obat?" tanya pelayan itu cemas.

"Tidak usah, Mbak. Sekarang perutku sudah normal. Aku justru ingin makan sesuatu."

"Nyonya...mau makan lagi? Bukankah ini sudah waktunya Nyonya istirahat?" tanya pelayan itu bingung.

"Siapa nama Mbak?"

"Narti, Nyonya."

"Mbak Narti, apakah di dapur ada camilan semacam keripik atau popcorn?"

"Ada Nyonya, potato chips. Biasanya Nona Ivyna yang minta."

"Boleh aku minta satu pack, Bi?"

"Boleh, Nyonya. Mari ikut saya ke dapur," ucap pelayan itu mendahului Cleantha.

Sesampainya di dapur, pelayan itu menyodorkan sebungkus besar keripik kentang ke tangan Cleantha.

"Terima kasih, Mbak Narti," ucap Cleantha memandangi kemasan keripik di tangannya dengan mata berbinar.

"Potato chips ini bisa jadi senjata andalanku untuk melindungi diri. Aku akan membuat malam pengantin ini semakin menyebalkan bagi Tuan Raja. Semoga saja perutku bisa diajak kerjasama,"

gumam Cleantha senang.

"Mbak, saya juga minta air mineral."

Setelah berkata demikian, Cleantha melangkah dengan mantap meninggalkan dapur.

Untung saja, ia sudah berhasil menghafal jalan menuju ke kamar Raja.

Cleantha mengetuk pintu dua kali sebelum memasuki kamar suaminya itu.

"Masuk," seru Raja dari dalam.

"Permisi, Tuan," ucap Cleantha santai.

Tangan kirinya membawa botol air mineral, sedangkan tangan kanannya menggenggam kemasan potato chips.

Raja tidak melihat wajah Cleantha sama sekali. Ia tampak sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Tidur di sofa itu. Aku sudah meletakkan bantal dan selimut untukmu," tukas Raja masih berkonsentrasi pada layar laptopnya.

Sebelum duduk di sofa, Cleantha mengambil ponsel sekaligus headsetnya.

Ia duduk bersandar pada bantal untuk menjalankan rencana selanjutnya.

Serial komedi di saluran TV online. Itulah yang dicari Cleantha agar bisa memancingnya untuk tertawa terbahak-bahak. Meski dalam keseharian ia jarang sekali tertawa, namun detik ini ia harus menjadi pribadi yang berbeda.

Cleantha meletakkan sejenak ponselnya. Ia merobek lebar bagian atas kemasan snack yang dibawanya.

Tanpa ragu, Cleantha memasukkan sejumput keripik kentang itu ke mulutnya, lalu mulai mengunyah dengan keras.

"Kriuk...kriuk...hahaha....kriuk...."

Suara gemeretak gigi yang beradu camilan, silih berganti dengan suara tawa Cleantha.

Awalnya, Raja tidak terlalu menghiraukan kelakuan Cleantha. Namun lambat laun batas kesabarannya mulai habis.

Suara berisik yang ditimbulkan Cleantha memenuhi kamar itu, hingga serasa menusuk gendang telinga Raja.

Ia memandang sengit kepada Cleantha yang asyik melakukan kegiatannya.

Gadis itu tertawa lepas sambil menguyah camilannya dengan leluasa. Seolah-olah kamar ini hanyalah miliknya sendiri tanpa ada penghuni yang lain.

"Dari planet mana gadis ini berasal? Seharusnya aku tidak sembarangan memilih gadis barbar menjadi isteriku. Atau jangan-jangan pikirannya sedang tidak waras sehingga dia bertingkah aneh,"

desis Raja.

Raja menutup laptopnya dengan kesal.

Ia berjalan menghampiri Cleantha lalu menarik headset dari telinga gadis itu. Raja juga merebut potato chips yang dipegangnya.

"Hentikan! Kamu sengaja berbuat begini untuk membuatku marah?" bentak Raja.

Cleantha mendongakkan kepalanya.

"Tuan, Anda adalah pria yang pemarah. Untuk apa lagi saya memancing kemarahan Anda. Saya belum ngantuk, makanya saya nonton film komedi sambil ngemil. Apa ini juga tidak boleh?" tanya Cleantha pura-pura bodoh.

"Aku heran dengan selera makanmu yang berlebihan. Tadi kamu hampir saja melahap semua makanan di meja. Sekarang kamu masih juga memakan camilan. Porsi makanmu tidak sesuai dengan badanmu yg kurus."

"Justru karena saya kurus makanya saya harus makan lebih banyak," bantah Cleantha.

"Dengar, aku tidak peduli kamu makan sebanyak apa. Yang jelas saat ini kamu menumpang di kamarku. Sudah semestinya kamu mengikuti peraturan yang aku buat. Aku tidak mau ada suara berisik apapun. Dan jangan berani mengotori kamarku dengan makanan!" tegas Raja sambil meremas bungkus potato chips itu.

"Peraturan Anda terlalu banyak, Tuan. Saya tidak bisa memahaminya. Saya terbiasa santai di kamar saya sendiri. Saya tidak tahan jika harus diatur-atur begini."

Cleantha membulatkan matanya bak anak kecil yang tidak berdosa.

"Tuan, saya punya jalan keluar. Bagaimana jika saya pindah ke kamar lain? Dengan begitu Tuan bisa tidur nyenyak tanpa gangguan saya. Saya juga bisa lebih bebas seperti di rumah saya sendiri."

Raja maju ke depan dan menaikkan dagu Cleantha.

"Sebenarnya aku sangat ingin melemparmu keluar dari sini. Sayangnya aku belum bisa melakukannya. Kamu harus tidur sekamar denganku di malam pengantin kita. Sekarang ganti bajumu dan tidur!"

"Tuan, tapi saya belum..."

"Cepat lakukan, atau kamu ingin aku yang memaksamu berganti baju sekarang juga?" ancam Raja terlihat geram.

"Iya, Tuan, sabar. Kalau Anda marah terus, Anda bisa terkena hipertensi," jawab Cleantha melangkah ke lemari bajunya.

Ia mengambil salah satu piyama tidur lalu berjalan menuju kamar mandi.

Saat Cleantha kembali ke kamar, ia melihat Raja sedang menelan dua butir obat.

"Itu pasti obat yang diberikan dokter pada saat Tuan Raja kecelakaan. Ternyata dia belum sembuh total. Aku harus berhenti mengganggunya malam ini supaya dia bisa istirahat,"

pikir Cleantha merasa bersalah.

Mereka berdua tidak saling bicara lagi.

Cleantha berbaring di sofa, sedangkan Raja merebahkan diri di atas ranjangnya.

Cleantha menarik selimutnya setinggi dagu dan berusaha memejamkan mata. Namun anehnya ia sama sekali tidak mengantuk.

Paling tidak ada tiga hal yang menyebabkan Cleantha kesulitan tidur. Pertama karena dia dipaksa tinggal di kamar yang asing baginya. Kedua ia belum terbiasa tidur di sofa. Dan yang ketiga karena keberadaan Raja di kamar itu.

Walaupun mereka terpisah cukup jauh, namun tetap saja atmosfer kecanggungan begitu terasa.

"*Bagaimana caranya supaya aku bisa tidu*r?"

Cleantha coba berbalik ke kanan ke kiri, namun posisinya tetap tidak nyaman.

Akhirnya ia duduk sebentar untuk meregangkan otot-otot tubuhnya.

Tak lama berselang, Cleantha kembali merebahkan kepalanya di bantal. Ia bingung menentukan apakah ia akan berbaring telentang, meringkuk ke kiri atau ke kanan.

"Bisa tidak kamu tenang sedikit? Kamu membuatku tidak bisa tidur!" bentak Raja dari seberang tempat tidurnya.

"Maaf, Tuan. Saya cuma mencari posisi tidur yang pas."

"Kalau besok tingkahmu masih seperti orang linglung, aku akan membawamu berobat ke psikiater," tukas Raja menarik selimutnya.

"Bahkan sebelum tidur dia masih sempat mengancamku. Daripada repot membawaku ke psikiater, lebih baik usir saja aku dari rumahmu, Tuan,"

batin Cleantha penuh harap.

...****************...

Keesokan paginya, Cleantha bangun lebih awal. Sesungguhnya, ia hanya tidur sekitar tiga jam semalam.

Untuk menghilangkan lesu dan rasa pegal di tubuhnya, Cleantha memutuskan segera mandi dengan air hangat.

Ia berjalan mengendap-endap melewati Raja yang masih tertidur pulas.

Cleantha membuka pintu perlahan-lahan. Ia membuka shower dan membiarkan air hangat mengalir di sekujur tubuhnya.

Rasanya sangat menenangkan. Hingga entah berapa lama ia menikmati aktivitas mandi paginya itu.

Setelah berpakaian lengkap, Cleantha membuka pintu sambil mengelap rambutnya yang setengah basah. Namun ia terlonjak kaget ketika melihat Raja sudah berdiri di depan pintu.

"Tuan?" seru Cleantha.

"Aku hampir saja mendobrak pintu ini! Apa saja yang kamu lakukan di dalam sana? Kamu pikir ini kamar mandi pribadimu?" tanya Raja melotot.

"Maaf, Tuan. Tadi Anda masih tidur jadi saya mandi duluan."

"Kamu memang paling pintar mencari alasan. Sekarang siapkan bajumu, setelah ini kita akan pergi."

"Mau kemana, Tuan?" tanya Cleantha penasaran.

"Kita akan pergi berbulan madu," tutur Raja sambil menutup pintu.

1
Tua Jemima
perempuan murahan pisah sama raja msih mau sma slvian gk tau mlu
Esis Susilawati
sedih..... aku sampai nangis/Cry/
Katherina Ajawaila
pasti ada Raja junior 🤭
Katherina Ajawaila
keren, aku suka bacanya, sukses thour🥰
Katherina Ajawaila
sumpah keren endingnya, walau awal2 bacanya keret2 outhour yg jadi Sutrada🥰🥰🥰
Katherina Ajawaila
semoga Clea Terima demi Al
Katherina Ajawaila
gitu donk Raja, knp ngk dari dulu aja 🤭
Katherina Ajawaila
senyum akhirnya Cleo🤣
Katherina Ajawaila
mantap. opa oma jadi comblang🤭
Katherina Ajawaila
Modus Raja, kasihan
Katherina Ajawaila
keren thour, ada sisi kasian Almero
Katherina Ajawaila
bagus lah biar kembali ingat memori ya thour🤭
Katherina Ajawaila
makanya jd org berpikir positif🤣
Katherina Ajawaila
keren thour, Next
Katherina Ajawaila
sedih amat thour😭
Katherina Ajawaila
outhour, tegak banget, masa meninggal Alvian😭
Katherina Ajawaila
ngk jelas tua2 maruk semua, mati hanya pakai kafan harta ngk di bawa
Katherina Ajawaila
kasihan amat mmg nya org gol bawah kenapa, hina. outhour ceritanya keras ttg realita hidup.
Katherina Ajawaila
kapok lo Raja, cemen. nama boleh Raja tapi mines akhlak, hitung dink di jebak baru 2 minggu hamil udh 5 minggu., kan bego ngk tuh
Katherina Ajawaila
kepo deh kaya ibu2 arisan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!