Follow ig~ mazarina_asrifaris
Kesalahan satu malam yang membuat kehidupan Disya Anggita jungkir balik menata kehidupannya.
Melewati satu malam dengan kekasihnya mungkin sedikit tidak masalah dan dibilang wajar. Namun melewati satu malam bersama pria asing yang tidak dikenalinya ini konyol namanya.
Gara-gara salah masuk apartemen tetangganya Disya harus kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam dirinya. Disya syok seketika mengetahui pria tersebut?
"What! Kamu?" tentu saja keterkejutan itu hanya boleh ia ucapkan dalam hati.
"Aku akan bertanggung jawab!" ~> Daharyadika Ausky
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
"Iya sayang, ya Allah ... Disya, kamu anaknya Amar?"
"Iya Tante," jawab Disya tersenyum.
"Kalian saling kenal?" tanya Mama Amy merasa heran.
"Disya ini pernah nolongin saya jeng, waktu itu saya hampir kena jambret dan Disya ini super heronya," ucap Yuki bangga.
"Iya kah, betul begitu sayang? Wah ... kamu pemberani sekali, kok nggak pernah cerita sama Mama kalau kamu pernah nolongin orang?"
"Kejadiannya udah lumayan lama kok Ma, iya kan Tante?"
"Iya sih, tapi tante nggak pernah lupa. Untung bisa ketemu kamu lagi di sini seneng banget Tante." Disya hanya menanggapi dengan senyuman.
"Ya udah Tante silahkan dilanjut ngobrolnya, Disya ke kamar dulu," ujar gadis itu pamit.
"Mandi dulu Sya, habis itu bareng-bareng makan malam."
"Iya Ma," jawab Disya dan langsung menuju kamarnya.
"Cepetan dek nggak pake lama, udah laper nih!" teriak Flora mengeluh.
"Siap kak," jawab Disya kelewat santai.
Sebelum menuju kamarnya, Disya lebih dulu belok mengambil minum karena haus. Disya duduk sebentar lalu menuang air putih ke dalam gelas. Gadis itu minum dengan tangan kanan memegang gelas sementara tangan kiri menatap layar ponsel, sibuk membalas chat whatsapp.
Disya sama sekali tidak memperhatikan sekitar karena fokus menatap layar ponsel. Gadis itu menghabiskan satu gelas air putih dan hendak melangkah dari dapur ketika seseorang menyerukan namanya.
"Disya!" panggil laki-laki di depannya.
Disya yang kaget seseorang di depannya pun tak luput dari semburan air minum di mulutnya.
"Eh, sorry-sorry nggak sengaja. Habisnya ngagetin aja." Disya spontan mengelap mukanya dengan tangannya. Pria itu bukannya marah malah memperhatikan gadis itu dengan lekat.
"Kamu ngapain di sini?" tanya pria itu keheranan.
"Ya ini rumah saya lah. Bapak sendiri ngapain di sini?"
"Undangan makan malam," jawabnya enteng.
"Hah! Eh, maksud saya silahkan dilanjut jamuannya saya permisi," pamit Disya melewatinya begitu saja. Disya langsung berjalan cepat menuju tangga untuk menuju kamarnya di lantai dua.
Ski yang baru saja dari kamar mandi pun tak lantas kembali ke ruang tamu, melainkan malah mengikuti gadis itu menuju lantai dua tanpa sepengetahuan Disya.
Disya yang baru saja sampai di kamarnya hampir saja menjerit melihat laki-laki itu menerobos masuk ke dalam kamarnya tanpa permisi. Namun, sebelum lengkingan itu semakin nyaring Sky lebih dulu membungkam mulut gadis itu dengan tangannya.
"Jangan berisik Sya, saya nggak akan nyakitin kamu," ujar Sky dengan nada lembut. Membuat gadis itu menurut dan Sky langsung melepas tangan yang membekap gadis itu.
"Bapak apa-apaan sih, keluar dari kamar saya!" titah Disya galak.
"Iya iya bentar, saya cuma mau mastiin ini beneran rumah kamu apa nggak."
"Iya beneran, udah sana keluar nanti ada yang lihat!" ujar gadis itu waswas.
Sky bukannya keluar malah duduk santai di atas ranjang Disya.
"Kamu anaknya Om Amar? Adiknya Flora?"
"Iya, bawel ih udah cepet sana keluar, saya mau mandi dan juga bergabung sama mereka."
"Saya tunggu kamu di sini ya?" ujar Sky tanpa dosa.
"Keluar nggak? Pacar saya saja nggak pernah berani masuk ke kamar saya. Bapak seenak jidat main nyelonong saja, nggak sopan tahu." Disya mendelik kesal.
Sky bergeming malah merebahkan dirinya di atas ranjangnya.
"Astaghfirullah ... dosa apa aku ini harus ketemu dengan orang ini setiap saat setiap hari," ucap gadis itu frustrasi.
"Pak! Keluar!" Disya menarik tangan Sky tapi bukannya Sky terbangun gadis itu yang ditarik Sky hingga terjerembab jatuh ke dalam pelukan Sky tepat di atas tubuhnya.
"Lepasin! Lepasin!" Disya berontak di atas tubuh Sky, dalam seperkian detik pria itu langsung menggulingkan gadis itu ke samping dan berganti mengungkung Disya.
"Jangan!" Gadis itu berteriak meninggikan suaranya ketika wajah Sky mulai mendekati.
"Jangan sentuh saya," ucap gadis itu marah hampir menangis.
Sky bergeming menatap lekat gadis di bawah kungkungannya dengan tatapan tanpa jeda, lekat, dalam, dan penuh makna.
Disya memilih membuang muka ke samping. Sudut matanya basah. Sky yang melihat perubahan air muka Disya pun akhirnya bangkit dari ranjang Disya dan langsung keluar dari kamar gadis itu.
Disya memejamkan matanya lega, gadis itu benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah dosennya itu. Ia selalu bersikap aneh pada dirinya. Disya langsung melesat ke kamar mandi membersihkan diri.
Sky kembali ke ruang tamu seolah tidak terjadi suatu hal apa pun. Laki-laki itu kembali mengikuti acara ngobrol santai bersama dua keluarga. Namun, sekarang terlihat lebih santai dan enjoy tetiba tadi yang hanya duduk dengan muka murung.
"Disya lama amad, tolong panggilin Ra!" titah Mama Amy.
"Iya Ma bentar." Flora bangkit dari kursinya dan menuju ke kamar Disya.
"Sya ... ditungguin dari tadi lelet banget sih," omel Flora kesal.
"Aku nggak ikut makan malam kak, masih kenyang," ujar Disya santai.
"Eh bocah, kita dari tadi nungguin elo doang, ya salam ... lo malah nyuruh kita mulai makan aja, fiks mama bakalan marah."
Gadis itu nampak berpikir, Disya juga sebenarnya lapar tapi terlalu malas bertemu dengan pluto.
"Oke, aku turun sebentar lagi. Kakak duluan aja," ujar gadis itu mencoba tenang.
"Awas kalau lama."
"Bawel," tukas Disya cuek.
Selang beberapa menit Flora keluar kamar, Disya pun langsung keluar dengan berjalan mengekor dari belakang. Begitu sampai lantai satu, keluarga Sky dan kedua orang tuanya sudah berkumpul di meja makan.
Pandangan Sky tak luput dari Disya. Mulai dari gadis itu mengambil duduk sampai mengambil nasi dan lauknya.
"Ayo Pak Asher, Jeng Yuki, Nak Sky, silahkan makan malamnya, jangan sungkan," ujar Mama Amy dan Pak Amar mempersilahkan.
Mereka makan dengan diselingi obrolan kecil kedua orang tua. Sementara Sky, Disya dan Flora sama-sama diam dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
Sepanjang makan Sky terus menatap Disya, membuat gadis itu jengah dan tak nyaman.
"Ky, mau coba lauk ini nggak?" tawar Flora mencoba perhatian.
"Nggak usah Ra, makasih. Ini saja sudah cukup," tolak Sky halus.
Acara makan malam berjalan cukup lancar dengan jamuan yang luar biasa. Keluarga Disya cukup puas dan senang. Sebagai bentuk dari timbal balik keluarga Sky juga mengundang makan malam serupa untuk minggu depan.
Tentu saja kabar itu langsung diiyakan, mengingat misi yang sama mengakrabkan putra putri mereka di tengah-tengah keluarga agar semakin dekat tentunya, dan bisa dengan cepat melangsungkan ke acara pernikahan.
Setelah acara makan malam selesai, Disya langsung pamit ke kamarnya. Ingin sekali Sky menyusulnya, namun itu tidak mungkin mengingat malam ini dirinya harus pulang.
.
TBC
sungguh mantap sekali 🌹🌹🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu ✌️
knp gak jd sm rayyannnn