NovelToon NovelToon
Gadis Yang Terlupakan

Gadis Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cumi kecil

Ayla tumbuh sebagai gadis yang terasingkan di rumahnya sendiri. Sejak kecil, kasih sayang kedua orang tuanya lebih banyak tercurah pada sang kakak, Aluna gadis cantik yang selalu dipuja dan dimanjakan. Ayla hanya menjadi bayangan, tak pernah dianggap penting. Luka itu semakin dalam ketika ia harus merelakan cinta pertamanya, Arga, demi kebahagiaan sang kakak.

Tidak tahan dengan rasa sakit yang menjerat, Ayla memilih pergi dari rumah dan meninggalkan segalanya. Lima tahun kemudian, ia kembali ke ibu kota bukan sebagai gadis lemah yang dulu, melainkan sebagai wanita matang dan cerdas. Atas kepercayaan atasannya, Ayla dipercaya mengelola sebuah perusahaan besar.

Pertemuannya kembali dengan masa lalu keluarga yang pernah menyingkirkannya, kakak yang selalu menjadi pusat segalanya, dan lelaki yang dulu ia tinggalkan membuka kembali luka lama. Namun kali ini, Ayla datang bukan untuk menyerah. Ia datang untuk berdiri tegak, membuktikan bahwa dirinya pantas mendapatkan cinta dan kebahagiaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 ALUNA KRITIS.

Arga menginjak pedal gas mobilnya dalam-dalam, melesat menembus jalanan ibu kota yang masih ramai meski malam semakin larut. Wajahnya pucat, tangannya menggenggam setir erat hingga buku-bukunya memutih.

“Bertahanlah, Aluna… jangan lakukan hal gila,” gumamnya lirih, seakan suara itu bisa menembus jarak dan sampai pada sosok yang kini terbaring di rumah sakit.

Sesampainya di ruang IGD, Arga langsung disambut oleh kepanikan. Beberapa perawat berlari mondar-mandir, dokter keluar masuk ruangan dengan wajah serius. Dari balik kaca, ia bisa melihat tubuh Aluna terbaring lemah di atas ranjang. Selang infus menancap di lengan, oksigen menutupi wajah pucatnya.

“Dokter!” Arga menghampiri dengan tergesa. “Bagaimana kondisi tunangan saya?”

Dokter berusia paruh baya itu menghela napas berat. “Pasien mengalami pendarahan internal yang cukup serius. Kami harus segera melakukan operasi. Tapi ada masalah besar, Tuan…”

Arga menelan ludah. “Masalah apa?”

“Pasien membutuhkan transfusi darah segera. Golongan darahnya langka, dan saat ini stok di bank darah rumah sakit kosong. Jika tidak segera mendapatkan donor dengan golongan yang sama, kondisinya akan semakin memburuk.”

Darah Arga seolah berhenti mengalir. Ia memegang kepalanya, mencoba berpikir cepat, tapi otaknya seakan beku. “Golongan darahnya… siapa yang punya sama? Aku bisa cari, aku bisa bayar berapa pun untuk mendapatkan pendonor.”

Dokter menggeleng. “Ini masalah waktu, Tuan. Uang tidak bisa membeli waktu. Kalau donor tidak ditemukan dalam satu jam ke depan, kami tidak bisa menjamin keselamatan pasien.”

Arga terdiam, dadanya sesak. Ia berjalan mondar-mandir, kepalanya menunduk, pikiran berputar liar. Lalu tiba-tiba… sekelebat wajah muncul di benaknya.

Alya.

Benar… Alya dan Aluna itu adik kakak. Jika benar mereka sedarah, kemungkinan besar golongan darah mereka sama.

Harapan kecil itu menyalakan cahaya di tengah kegelapan pikirannya. Arga berhenti melangkah, menoleh pada dokter dengan mata berapi. “Saya tahu siapa yang bisa mendonorkan darah. Tolong tahan sebentar, saya akan membawanya kemari.”

Tanpa menunggu jawaban, Arga berlari keluar dari ruang IGD. Pikirannya hanya tertuju pada satu nama.

“Alya…” bisiknya. “Hanya kau yang bisa menyelamatkannya.”

...----------------...

Arga menekan bel apartemen Alya berulang kali, wajahnya pucat, napas memburu. Tak lama pintu terbuka, menampakkan Alya yang baru saja melepas mantel hitamnya.

“Arga?” alis Alya terangkat, tatapannya penuh tanda tanya. “Ada apa malam-malam begini?”

Arga tak menunggu waktu, ia langsung masuk, menutup pintu dengan kasar. “Alya, aku butuh bantuanmu sekarang juga!”

Alya menautkan alisnya. “Bantuan apa?”

“Aluna.. dia di rumah sakit. Kondisinya kritis. Dokter bilang dia butuh donor darah segera. Dan karena kau adiknya, kemungkinan besar golongan darah kalian sama. Aku mohon, ikut aku sekarang juga untuk tes darah.” Suara Arga bergetar, matanya penuh kecemasan.

Namun Alya hanya diam sejenak, lalu tersenyum tipis, senyum dingin yang membuat dada Arga semakin sesak. “Kau ingin aku mendonorkan darahku… untuk Aluna?” tanyanya pelan, penuh penekanan.

“Ya, Alya! Hidupnya bergantung padamu sekarang. Kamu harus ikut aku!” Mohon Arga.

Alya melangkah perlahan, menatap Arga lurus dengan tatapan menusuk. “Kenapa aku harus melakukannya? Bukankah selama ini kalian mengagung-agungkan Aluna, si anak baik, si calon menantu idaman? Jadi… biarlah kalian menyelamatkannya sendiri.”

Suara Arga meninggi, tangannya mengepal. “Alya! Jangan bicara seenaknya! Ini nyawa Aluna! kamu, kamu begitu egois, hanya memikirkan dirimu sendiri!”

Alya terkekeh sinis. “Egois? Kau yang egois, Arga. Selama ini kau tidak pernah benar-benar memihakku. Katanya kau memutus kontrak dengan papah Darma demi aku, tapi kenyataannya? Perusahaan Darma masih berjalan mulus, dan aku tahu… kau masih melanjutkan kerja sama dengan papah Darma di belakangku.”

Wajah Arga menegang, matanya membulat terkejut. “Kau… dari mana kamu tahu itu?” Kaget Arga

Alya tersenyum miring, penuh sindiran. “Aku punya caraku sendiri untuk tahu. Jadi, jangan pernah berpikir aku buta dengan semua kepura-puraanmu.”

Arga terdiam, rahangnya mengeras. Ia ingin membela diri, namun kata-kata Alya menusuk telak.

Alya melipat tangannya di dada. “Dan sekarang, setelah semua pengkhianatan kecilmu itu, kau datang padaku, memohon agar aku menyerahkan darahku… demi menyelamatkan Aluna?” Alya mendekat, membisikkan dengan nada dingin. “Lupakan saja, Arga. Aku tidak tertarik mengorbankan apa pun untuknya.”

Arga menatap Alya dengan tatapan marah bercampur putus asa. “Kamu… benar-benar tidak punya hati.”

Alya hanya menoleh ke arah balkon, memandang lampu-lampu kota yang berkelap-kelip. “Atau mungkin hatiku sudah lama kau hancurkan sendiri.”

Keheningan menyelimuti ruangan, hanya suara napas berat Arga yang terdengar.

1
Aceless
lanjut
Adi Sudiro
cerita jadi wanita yang cerdas dan lebih kuat mana ini Thor 🤭🤭🤭
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
so sweet🥰🥰
Aceless
nah gitu Alya. kamu harus berani
Aceless
gereget sama Aluna yang selalu menghasut semua orang 😡
Adinda
mungkinkah pak surya atasan alya adalah sahabat dari Ayah kandung alya
Adinda
lebih baik kamu sama Sam alya
Adinda
pergi la sana Kau arga pria pengecut tak pantas sama alya
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
siap² saja mommy nya si Arga akan menyesal😡😡
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
si Arga cowok plin plan gak punya pendirian..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alya mulai belok ke Sam...
Riry Kasyry Lily
🥰🥰😍😍😍
Adinda
gak usah Sama arga aluna lebih baik kamu sama Sam mungkin sam lebih berkuasa dari arga
Adinda
alya sama samuel saja gak usah sama arga yang tidak punya pendirian
Adinda
Arga gak cocok sama alya gak punya pendirian
Adinda
semoga arga menyesal lebih baik kamu angkat arga setinggi tingginya Alya setelah itu hempaskan arga
tiara
semangat Alya kalahkan Aluna dengan cara yang tak diduganya
Heny
Up
Adinda
semoga alya anak kandung Orang yang lebih kaya dari darma
Adinda
alya mungkin bukan anak kandung mereka makanya mereka jahat sama alya
Marchel: Makasih kak, sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!