NovelToon NovelToon
Jodohku Di Tangan Kakek

Jodohku Di Tangan Kakek

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mamah AllRey..

Aleta seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Gadis ini memiliki wajah yang cantik, dengan sepasang mata yang bening dan indah. Nasib mempertemukannya dengan seorang kakek yang sedang tertabrak mobil.

Karena sifat penolongnya, Aleta dibawa kakek ke kota Bandung dan dinikahkan dengan cucunya yang memiliki tabiat keras. Dengan kelembutan hatinya, pada akhirnya Aleta bisa meluluhkan hati suaminya.

Intrik-intrik yang muncul dalam pernikahannya, akhirnya menjadikan mereka untuk saling menguatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mamah AllRey.., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akad Nikah

Pukul empat pagi, Aleta mulai bersiap-siap untuk dirias MUA. Setelah mandi, sholat Subuh Aleta menuju ruang tengah untuk menemui perias yang sudah menunggunya. Di pintu masuk, Aleta berpapasan dengan Devan yang bersedekap dan menyandarkan badannya yang tinggi besar di pintu. Merasa terhalang, Aleta mendongakkan wajahnya ke atas.

"Permisi pak Devan, Aleta mau masuk."

Devan tidak bergeming, malah balik memandang wajah Aleta.

"Permisi pak, Aleta sudah ditunggu perias di dalam."

Tiba-tiba Devan mencengkeram lengannya.

"Batalkan sekarang mumpung masih ada waktu"

Aleta hanya tersenyum sinis, tidak menjawab.

"Tolong pak Devan minggir, Aleta mau lewat."

Akhirnya Devan menggeser tubuhnya, membiarkan Aleta lewat.

"Mbak Aleta cantik sekali, pipi sudah tirus jadi tidak perlu tambah shading. Tinggal dibuat segar saja ya mbak mukanya." kata MUA sambil merias wajah Aleta.

"Minimalis saja mbak, jangan menor," ucap Aleta.

"Iya mbak, saya sesuaikan usia juga."

"Pengantin lelakinya yang mana mbak, mau rias bareng disini atau di tempat lain,"

"Tidak tahu mbak." ucap Aleta cepat.

Di kursi dekat pintu, Devan duduk disana tanpa bergerak. Dari tadi dia mengamati Aleta yang sedang dirias.

"Cantik," tanpa sadar bibirnya menggumam pelan.

"Mbak Aleta, sudah hampir jam tujuh, pengantin laki-laki nya mana,"

"Kan dari tadi saya dah bilang mbak, Aleta tidak tahu,"

"Ga tahu yang mana pengantin laki-laki, atau ga tahu ada dimana nih jawabannya."

"Dua-duanya."

"Hah, yang benar mbak. Mbak Aleta ga tahu mana yang akan jadi suaminya?"

"Iya," jawabnya singkat.

Perias MUA berpandangan dengan temannya, kemudian terdiam.

"Apa benar dia belum tahu kalau aku yang akan jadi suaminya," batin Devan.

Devan mendekat ke perias MUA.

"Hai pak Devan, kenapa kesini? Disini baru digunakan untuk merias." seru Aleta.

Devan diam tidak menjawab, hanya matanya menengok sekilas.

"Masnya tahu tidak dimana pengantin laki-laki, sudah jam tujuh lewat lima menit nih, harus disesuaikan baju sama perlengkapan dengan pengantin wanita." kata perias MUA.

"Sudah rias cepat'"

"Lho ternyata masnya to pengantin laki-laki nya. Ini mbak Aleta dari tadi tak tanya bilang tidak tahu, padahal masnya dari tadi sudah nunggu di ruangan ini. Maaf ya mas,"

"Pak Devan...., bapak calon suami Aleta, bukan kak Rolland." Aleta bertanya dengan polosnya.

"Kamu maunya nikah sama Rolland? Kenapa ga bilang dari kemaren, bikin ribet saja."

"Dari tadi aku sudah bilang kan, batalin mumpung masih ada waktu. Malah sok-sokan masa bodo."

"Ya kalau pak Devan mau batalin, silakan pak Devan sendiri yang bilang sama kakek Cokro dan ibu." sahut Aleta kesal.

Kedua perias MUA saling berpandangan penuh tanda tanya melihat pengantin yang mereka rias malah cekcok di depannya.

"Maaf mbak, mas....memang kalian berdua tidak tahu kalau dinikahkan hari ini. Terus kok bisa buat pesta dan lain-lainnya."

"Diam,, berisik" bentak Devan.

Perias langsung terdiam dan cepat menyelesaikan riasannya. Sedangkan Aleta ikut terdiam dan tidak menyangka kalau laki-laki kasar, dingin, perokok, dan mAhal senyum itu yang akan menjadi suaminya. Sampai tadi dia masih berpikir jika Rolland yang akan menikahinya.

*****

Aleta dan Devan tanpa ada senyum, tanpa sinar bahagia di matanya saat ini sudah duduk di depan penghulu. Di samping Devan duduk kakek Cokro dan Rolland yang juga hanya terdiam tidak bicara. Bu Rosna duduk di samping Aleta, dan beberapa anak panti tampak bahagia duduk di belakang calon pengantin.

Perangkat desa, dan tetangga sekitar panti asuhan Rejeki sudah memenuhi kursi yang disediakan untuk tamu undangan. Meskipun acara disiapkan hanya dalam waktu singkat, semua persiapan pesta sudah sangat lengkap dan tertata dengan sempurna.

"Apakah semua sudah siap, kalau sudah semua mari acara kita segerakan, karena untuk memenuhi salah satu sunah Rasulullah yaitu adanya anjuran untuk menyegerakan pernikahan." ucap pak Penghulu.

"Sudah pak, mari segera kita mulai." jawab kakek Cokro yang hari ini tampak kebahagiaan menyertainya.

"Baiklah untuk para saksi dan wali nikah, harap segera menempatkan diri."

"Pak penghulu, kami mohon pihak KUA yang menjadi wali hakim untuk anak saya Aleta ya, mengingat kalau Aleta sudah yatim piatu," kata Bu Rosna lirih.

Mendengar ucapan Bu Rosna, tanpa dapat ditahan air mata mengalir dari kedua mata Aleta. Dari kemarin sore Aleta sudah tidak mampu lagi mengeluarkan air mata, tapi perkataan Bu Rosna barusan mengingatkan kembali kerinduan Aleta akan sosok seorang ayah.

Devan yang duduk di sebelahnya tidak tahu apa yang menyebabkan, tiba-tiba hatinya ikut merasakan sakit. Tanpa diduga Devan mengambil sapu tangan dari saku jasnya, kemudian dengan lembut menyeka air mata yang mengalir di pipi Aleta. Semua orang yang ada di sekitarnya terkejut dengan perlakuan Devan kepada Aleta. Devan yang dingin, sombong, sedikit kasar pagi ini memperlihatkan sisi kelembutannya.

"Baiklah Bu Rosna, saya sendiri yang akan menjadi wali hakim untuk ananda Aleta dan akan menikahkan ya. Mohon para saksi untuk segera bersiap-siap."

Acara ijab qobul terlaksana dengan sangat khidmat dan lancar. Bu Rosna tidak henti-hentinya mencucurkan air mata haru pernikahan putrinya. Setelah akad nikah selesai, Bu Rosna merangkul pasangan pengantin dan mengajaknya ke pelaminan untuk menerima ucapan selamat dari para tamu yang datang.

Kakek Cokro ikut menemani cucu laki-laki kesayangannya berdiri menyambut tamu di pelaminan. Devan dan Aleta dari tadi hanya diam tak bersuara. Mereka berdua merasa seperti bermimpi sedang melangsungkan pernikahan.

"Nak, Ayuk Salami suamimu sebagai tanda bakti seorang istri kepada suami." bisik Bu Rosna lembut di telinganya.

Aleta bingung kemudian menatap Bu Rosna. Bu Rosna tersenyum dan mengangguk. Devan hanya berdiri mematung bingung mau melakukan apa. Kakek Cokro tiba-tiba mendekat ke arah Devan.

"Bertindaklah bagaimana menjadi seorang laki-laki." bisik kakek Cokro yang cukup membuat Devan kaget.

Devan juga menatap kakek.

"Apa yang harus Devan lakukan kek," jawabnya sambil berbisik.

"Gandeng tangan istrimu, jika perlu cium istrimu disini."

"Apa," bisik Devan sambil melotot.

"Sudah turuti kakek."

Devan betul-betul merasa bingung mati gaya. Dia berpikir lebih mudah mendapatkan perempuan di club' dan membawa ke tempat tidur langsung, dibandingkan harus berada di acara seperti ini.

Akhirnya dengan senyum kecut di hati, Devan bergeser mendekati Aleta. Dengan kaku Devan perlahan memegang tangan Dev dan menggenggamnya. Aleta yang baru dikursus singkat oleh Bu Rosna, tiba-tiba membungkuk dan dengan perasaan gugup mencium tangan suami yang baru saja menikahinya.

Kaget mendapatkan perlakuan manis dari Aleta, Devan reflek memegang kedua bahu Aleta kemudian mengangkatnya untuk berdiri. Setelah berdiri, tiba-tiba Devan mencium kening Aleta dengan lembut. Aleta merasa kaget seperti ada sengatan listrik yang mengalir di badannya, segera dia bergeser menjauhkan wajahnya dari Devan. Kakek Cokro dan Bu Rosna saling berpandangan dan tersenyum penuh arti.

Acara walimahan sederhana yang diadakan di halaman panti berakhir sebelum memasuki adzan Dhuhur. Tamu-tamu yang hadir mulai berpamitan dan menghampiri kedua pengantin untuk memberikan ucapan selamat.

Para tetangga dan tamu yang hadir, menyaksikan dengan perasaan iri terhadap keberuntungan Aleta yang mendapatkan suami dari keluarga kaya. Sedangkan Aleta hanya berpikir untuk mengalir mengikuti arus dalam menjalani kehidupan pernikahan ke depannya.

*****

1
Fitri Zalfa
hilang respect dgn Aleta stelah tdi duluan nyosor ciuman ke Ferdy😌
Hasanah
ksian juga si renganis jdi istri yg tak di anggap.
Selamet Turipno
baguslah dinikahkan daripada terus berbuat maksiat
Selamet Turipno
cerita perempuan murahan rupanya pepeknya sdh gatal utk dikentot
Murti Yatni
maosok di kediaman Cokro ga ada CCTV Nya untuk mengawasi perilaku Rengganis
Murti Yatni
Karena harta Rengganis dan kakaknya menjadi penjahat kriminal dan tega dengan Devan .. jangan-jangan Devan bukan anak kandung Rengganis
Murti Yatni
nyesal kan Aleta kabur tanpa mendengar penjelasan suami dan kakeknya Devan
Murti Yatni
Aleta salah .. seberapa besar masalah jangan sampai meninggalkan rumah dan diumbar masalah rumah tangga ke pria lain .. itu akan membuka pintu dosa .. apalagi Ferdinand adalah cinta pertama Nya
Alfia Amira
kalo gk salah di awal2 bab Aleta masih di panti asuhan ,Rolland umurnya sdh 27 tahun
Alfia Amira
nikah siri pak , setau saya nikah siri itu kalau sdh 3bln hrs memperbarui nikah nya lagi , mau nikah agama atau tidak , setau saya lho yah , jadi ada jangka waktu , nikah siri kan diperlukan untuk jala darurat sebenernya , tpi kalo skrng malah buat menghalal kan maksiat
Alfia Amira
bawa apa Bu Lastri ?? martabak telur sama martabak manis yah 🤭🤭
Nurul Umilhuda
sangat bagus
Jeankoeh Tuuk
alur ceritanya bagusss
Jeankoeh Tuuk
lanjutttt
Jeankoeh Tuuk
kasian Aleta & Bu rosna
🏠⃟રuyzzᵍᵉⁿᵃᵖ𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁❣️🤎㊍㊍
hahahaha
Jeankoeh Tuuk
semoga nasib aleta bahagia
Marc Lina Aczenk Lolo
hatinya Raditya......sakit...merana ..
lanjut Thor
tri susanti
lanjut thor semangat..... 💪💪💪
tri susanti
jadi senyum senyum sendiri bacanya .... lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!