Terlihat seorang gadis yg tengah berlari demi menghindari dari orang yg terus mengejarnya. Dengan sisa tenaganya yg ia punya. Dia syeril agatha dewantara
"Agrrrh sial"
"Berhenti kau disana" teriak salah satu orang yg mengejar gadis itu.
"Cik bodoh"
Dorr
Dorr
Dorr
Tetap saran dengan tiga tembak yg langsung mengenai jantung sang lawan. Menang ya itulah yg sekarang gadis itu alami, karena lawan nya sudah tumbang dia pun bergegas untuk kearah mobil dan pulang ke rumahnya.
Setelah sampai didalam mobilnya ia langsung menjalankan mobilnya itu dan pergi dari tempat kejadian.
Dengan kecepatan tinggi membelah jalanan yg sepi nan gelap itu. Dengan pakaian kotor banyak sekali bercak darah di pakaian nya itu, tapi ia tak peduli dengan itu yg terpenting adalah ia sampai di rumahnya dengan selamat.
Dari arah depan ada sebuah truk yg berlawanan arah dan terlihat bahwa truk itu yg mulai menghampiri mobil yg syeril kendarai. Melihat itu syeril pun dengan terp
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendi 20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
Wuss!!
Sorak ria pun terdengar kala melihat siapa pemenangnya. Dan pemenangnya adalah........
Semua anggota Avex bersorak ria kala melihat sang ketua memenangkan perlombaan balapan tersebut namun berbeda dengan The Lions dan juga Lily dkk mereka cemas akan Lily, akan kah Lily menjadi milik Alister atau bukan begitu juga dengan Alvaro dia tidak terima akan kekalahannya apa lagi saat mengetahui Lily yg menjadi taruhannya. Dengan langkah lebarnya Alvaro mulai berjalan menghampiri Lily dan menyembunyikan Lily dibelakang punggungnya.
Alister pun mulai menghampiri para anggota The Lions.
"So, gw menang. Sesuai janji gadis manis yg ada dibelakang Lo bakal jadi milik gw" ucap Alister seraya menunjuk ke arah Lily.
"Gak bakal gw biarin Lily sama cowok brengsek kaya Lo" sentak Devan.
"Oh, begitu kah? Lo mau jadi pengecut karena tidak mau menepati janji akan taruhan yg sudah dibuat" ucap Alister remeh.
"Lagi pula taruhan itu tidak disetujui oleh kami semua" sahut Rea.
"Setuju atau tidak, taruhan tetap taruhan" ucap Alister menentang akan ucapan dari Rea.
"Sudah ku katakan aku bukan barang yg seenaknya kau jadi kan ku sebagai taruhan" ucap Lily tegas.
"Ouh ya? Walau pun kau bukan taruhan tetap saja aku akan tetap jadi milik ku" ucap Alister sambil mengelus lembut pipi Lily sambil menghempas tangan Alister.
"Jangan pernah kau menyentuh ku dengan tangan kotor mu itu" ucap Lily menatap tajam ke arah Alister.
"Ternyata kau sangat kasar, sayang" ucap Alister smirk. Sedangkan Lily hanya menatap tajam ke arah Alister dan seketika terlintas satu ide cemerlang dibenak Lily.
"Hm, karena kau menang aku punya hadiah untuk mu" ucap Lily dengan senyum manisnya.
"Hadiah?" Tanya Alister sambil mengerutkan keningnya.
"Iya hadiah. Kau mau tidak hadiah yg akan kuberikan pada mu?" Tanya Lily.
"Tentu saja aku mau" ucap Alister senang.
"Klau begitu mendekat lah" ucap Lily hal itu membuat orang-orang yg ada disana terkejut.
"Lily!!" Sentak Alvaro yg tidak terima bahwa Lily akan memberikan Alister sebuah hadiah.
"Shut up" ucap Lily.
"Untuk apa?" Tanya Alister.
"Ada deh, ayok mendekat" ucap Lily.
"Baiklah kalau itu mau mu" ucap Alister yg kemudian mendekatkan diri pada Lily.
"Apa kau ingin menc1um ku?" Tanya Alister.
"Iya" jawab Lily santai. Karena Alister sudah ada didepan Lily. Lily pun mengambil ancang-ancang untuk.....
Bugh!!
Satu pukulan mendarat dipipi Alister itu membuat Alister terhuyung kebelakang dan menyebabkan sudut bibirnya terluka itu juga membuat mereka terkejut kala melihat aksi Lily. Mereka kira Lily akan benar-benar menc1um Alister tapi ternyata dugaan mereka salah. Sama halnya dengan Alister dia terkejut karena Lily memukulnya bukan menc1um nya.
"Itu hadiah dari ku" ucap Lily santai. Dan berlalu pergi dari sana.
"Devan, aku pulang duluan" ucap Lily lalu pergi dan di ikuti oleh teman-temannya.
Dan tunggal lah The Lions dan Avex yg saling menatap tajam.
"Ternyata dia sadis juga" ucap salah satu anggota Avex, Abian Erlangga Alexander.
"Dia sadis dan menarik" smirk Alister.
"Jangan coba-coba Lo buat nyentuh Lily" ancam Alvaro.
"Kalau misalnya gw sentuh dia emang kenapa?" Tanya Alister remeh.
"Semua anggota bakal habis ditangan gw" ucap Alvaro menatap tajam ke Alister dan berlaku pergi dari sana diikuti anggota The Lions lainnya.
"Terserah!! Milik gw ya tetap akan jadi milik gw!" Tekan Alister. Namun tak didengar oleh The Lions.
"Kita pindah sekolah" ucap Alister tegas.
"Pindah sekolah kemana?" Tanya si cowo berambut merah, Fabian Erlangga Alexander kembaran dari Abian Erlangga Alexander.
"SMA DHS" jawab Alister.
"Kenapa harus pindah kesana? Gw ogah liat muka songong mereka" ucap Fabian malas.
"Apa lagi selain mau pdkt sama Queen baru kita yan" bukan Alister yg menjawab melainkan Abian.
"Cabut!" Ucap Alister memerintahkan mereka untuk pergi dari kawasan balapan.
Back to Lily.
Saat ini Lily sudah sampai dikamar nya dan merebahkan diri dikasur sambil menatap langit-langit kamar nya itu.
"Cowok brengsek, berani banget dia menyentuh ku" ucap Lily kesal kala mengingat dimana Alister dengan lancang menyentuh pipi mulus milik Lily itu.
"Ahh sudah lah sebaiknya aku tidur dan menyiapkan diri untuk besok. Pasti besok akan ada drama murahan lagi" ucap Lily lalu memejamkan matanya dan pergi menuju alam mimpi, tanpa Lily sadari ada seseorang yg sedari tadi menatap nya lalu orang itu pun masuk kedalam kamar Lily.
"Berani sekali dia menyentuh pipi gadis ku ini" ucap orang itu sambil mengelus lembut pipi Lily yg tadi sudah disentuh oleh Alister.
"Aku akan menghilang jejak si pria brengsek itu dari pipi mu, sayang" ucap orang itu lalu mendekatkan diri kepada Lily dan...
Cup
Orang itu menc1um pipi Lily sekilas lalu mengelus nya lagi dan setelah itu dia pun pergi dari kamar melalui balkon kamar Lily.
***
Pagi ini Lily sudah siap dengan seragamnya lalu dia pun berjalan keluar kamar nya untuk sarapan, namun hendak menuruni tangga tiba-tiba ia terjatuh dari tangga dan terguling-guling sampai kebawah dengan darah mengalir di kepalanya hal itu membuat intens mereka tertuju pada Lily. Lily terjatuh bukan karena terpeleset atau tersandung itu karena didorong oleh Devi.
Brukk!!
"Lily!!" Teriak sang mamah lalu berlari menghampiri Lily dan diikuti oleh sang suami dan juga Devan.
"Lily sayang bangun, hiks" tangis Lina pecah kala melihat sang anak sudah tidak sadar diri dengan kepala yg terus mengeluarkan darah. Dan terlihat pula ada seorang gadis yg terdiam di tangga, dia Devi yg syok ketika melihat Lily sudah ada dibawah. Dan Reno pun melihat Devi ada disana dibuat marah karena mengira bahwa Devi lah yg sudah membuat Lily terjatuh dari tangga Devan juga melihat nya.
Plakk!!
Suara tamparan menggema di seluruh ruangan, pelakunya siapa? Tentu saja Reno dan siapa yg terkena tamparan itu? Tentu saja Devira.
"Apa yg sudah kau lakukan pada putri ku ahh!!" Bentak Reno pada Devi hal itu membuat Devi terdiam dengan tubuh yg sudah bergetar hebat.
"A..ku ti...dak mela...kukan apa...apa" ucap Devi terbata-bata.
"Kalau kau tidak melakukan apa-apa kenapa sampai Lily terjatuh ahh?! Apa kau yg sudah mendorong Lily!!" Bentak Reno lagi.
"Ti...dak Bu...kan a..ku pah" jawab Devi ketakutan.
"Sudah lah sebaiknya kita bawa Lily kerumah sakit" lerai Devan.
"Kau benar" ucap Reno lalu menggendong Lily ala bridal style menuju ke mobil tinggal Devan dan Devi.
"Tunggu hukuman dari ku, bicth" ucap Devan lalu pergi dari sana meninggalkan Devi yg masih menangis tersedu-sedu.
"Awas saja kau Lily. Aku akan membuat mu menderita setelah ini" batin Devi. Lalu pergi dari sana menuju ke sekolahnya.
~Dirumah sakit
"DOKTER BANTU ANAK SAYA CEPAT" teriakan Reno menggema di seluruh lobi rumah sakit. Dan terlihat juga bebera dokter dan suster berlarian menuju kesebuah ruangan yg dimana ruangan tersebut ditempati oleh Lily.
30 menit sudah mereka menunggu dokter dari ruangan untuk bertanya tentang kondisi Lily sekarang, terlihat juga Lina yg menangis tersedu-sedu. Tak lama kemudian terlihat seorang dokter keluar dari ruangan dengan mimik wajah tidak menyenangkan.
"Dok bagaimana keadaan putri saya?" Tanya Reno.
"Keadaan nona sangat kritis. Nona mengalami pendarahan hebat di kepala dan itu membuat nona dinyatakan mengalami kanker otak karena pembuluh darah di otaknya pecah" jelas sang dokter. Penjelasan dari membuat mereka semakin menangis terlebih Lina kala mendengar penjelasan sang dokter mengenai kondisi Lily.
"Kanker? Gak mungkin kan? Dokter pasti bohongkan? Anak saya gak mungkin mengalami kanker otak" ucap Lina.
"Saya tidak berbohong nyonya, ini bukti nya. Dari hasil lab membuktikan kalau nona Lily mengalami kanker otak" jelas sang dokter sambil memberikan sebuah map yg berisi keterangan kondisi Lily dan seketika itu tangis Lina kembali pecah kala membaca isi map tersebut.
"Hiks gak mungkin, hiks Lily" ucap Lina dan seketika tubuhnya lemas mengakibatkan ia pingsan.
"Lina!!" Pekik Reno lalu menggendong sang istri keruang untuk ditangani oleh dokter. Sedangkan Devan dia sudah menangis sejadi-jadinya dan sampai memukul tembok berulang-ulang kali.
"Lily, maafin Abang. Abang tau Abang salah sama kamu. Tolong jangan buat kita khawatir" ucap Devan yg melihat Lily terbaring dibankar rumah sakit melalui kaca.
"Ini semua gara-gara Devi, Awas saja kau bicth!" Ucap Devan yg kemudian berlalu pergi dari sana untuk menuju ke sekolah.
~Disekolah
Terlihat anggota inti The Lions berada diparkiran untuk menuggu Devan. Namun orang yg ditunggu-tunggu tak kunjung datang sampai sebuah motor mulai masuki halaman sekolah. Itu motor Devan.
"Nah itu dia, orang yg ditunggu-tunggu akhirnya datang juga" ucap Kevin kala melihat motor Devan sudah berada diparkiran.
"Dev..." Ucapan Kevin terpotong kala melihat wajah Devan yg seperti singa.
"Dimana Devi?!" Tanya Devan.
"Dev, Lo kenapa?" Tanya Kevan.
"Gw tanya dimana Devi?" Tekan Devan.
"Slow bro, Lo kenapa? Kenya Lo marah banget ada apa?" Tanya Kevin. Seketika wajah Devan yg tadi seperti singa yg sedang marah kini berubah menjadi sendu.
"Lily" lirih Devan.
"Kenapa dengan Lily?" Tanya Farel.
"Dia.. kritis" jawab pelan Devan.
"Maksud Lo?" Tanya Alvaro kala ada sesuatu yg mengganjal dihatinya..
"Lily kritis, dia jatuh dari tangga" jawab Devan hal itu membuat mereka terkejut kala mendengar yg diucapkan oleh dengan begitu juga dengan teman-teman Lily yg tidak sengaja mendengar pembicaraan antara mereka.
"Kau tidak usah bohong, Devan" ucap Novi yg baru saja tiba disana.
"Gw gak bohong. Lily jatuh dari tangga kerena didorong sama Devi dan sekarang kondisinya kritis, dan kata dokter Lily mengalami kanker otak" jelas Devan, lagi dan lagi mereka terkejut kala mendengar penjelasan dari Devan saat mengetahui kondisi Lily.
Seketika itu tangis teman-temannya Lily pecah kala mendengar kondisi sahabatnya itu.
"Kau pasti bohongkan?" Tanya Rea.
"Tidak, gw gak bohong. Dokter sendiri yg bilang" jelas Devan.
"Ini semua gara-gara jal*ng sialan itu!" Geram Kevin.
"Kita ke rumah sakit sekarang" ucap Alvaro yg kemudian berjalan menuju ke motor nya dan menyalakan mesin motor setelah itu dia berlalu pergi dari sekolah diikuti yg lainnya.
Thanks