Alur slow diawal
Up 2 chapter/hari, jam tidak menentu.
Genre : Action, Fantasi, Petualangan, Romantis, Komedi, Drama, Harem
_____
- Arc 1. Dimensi Kecil : Ch.1 - Ch.94
- Arc 2. Benua Lingwu : Ch.95 - Ch.263
- Arc 3. Benua Chenwu : Ch.264 - lanjut ke Book 2
Untuk novel ini saya gk jamin bakalan lebih bagus dari Pahlawan Di Dunia Kultivator, tapi saya akan usahakan agar ceritanya bisa lebih bagus dan memuaskan para pembaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ardian Uzumaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.15 - Mati Perjaka Keduakalinya
Mata Xiang Yang sedikit melebar melihat fenomena aneh di langit.
Awan hitam mengepul menutupi langit, suara guntur terdengar bersahut-sahutan dengan cahaya kilat yang terus terlihat.
Hal aneh yang membuat Xiang Yang terkejut adalah awal hitam yang terpusat tepat diatasnya, membentuk seperti sebuah pusaran air.
Cai'er terus mendesis keras menatap awan hitam seperti pusaran di langit.
"Sebaiknya aku cepat-cepat mencari sebuah goa untuk berlindung, mungkin hal buruk akan terjadi di hutan ini!" Xiang Yang segera melesat pergi karena merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi.
Beberapa saat Xiang Yang melesat, suara Guntur terdengar semakin keras.
Xiang Yang kembali mendongak, melihat satu hal aneh terjadi lagi.
Tepat di tengah pusaran awan hitam, terlihat cahaya keemasan, seperti sebuah energi besar sedang terpusat.
Xiang Yang merasakan energi itu bisa meledak kapan saja membuat perasannya menjadi lebih buruk, terlebih pusaran awan itu berada diatas kepalanya.
Mata Xiang Yang tiba-tiba menyipit, mengikuti instingnya, dia menyambar Cai'er yang masih berada dipundaknya, lalu melemparkannya dengan keras.
Bersamaan dengan hal itu, sambaran petir emas menyambar tepat pada tubuh Xiang Yang.
*Jeddeeerrr....!!
*Booommm...!!
Sambaran petir itu menyebabkan sebuah ledakan keras yang membuat kawah besar.
Cai'er yang sempat di lempar oleh Xiang Yang tidak ikut terkena sambaran petir atau imbas dari ledakan, ular kecil itu hanya terpental lebih jauh karena gelombang ledakan.
Awan hitam di langit mulai memudar setelah mengeluarkan satu sambaran petir emas dahsyat tadi.
Cai'er yang baru saja selesai berguling-guling ditanah karena terlempar, melihat kearah ledakan dengan ekspresi tertegun.
Dengan cepat, Cai'er bergerak kesana, ingin melihat keadaan Xiang Yang seperti apa. Ular kecil itu berharap Xiang Yang baik-baik saja, meskipun besar kemungkinan pemuda itu tidak akan selamat dari sambaran petir tadi, karena Xiang Yang sama sekali tidak memiliki kultivasi untuk membuat perisai pertahanan atau semacamnya. Meskipun tubuhnya kuat namun masih memiliki kemungkinan kecil untuk selamat.
Cai'er akhirnya tiba di tepi kawah, melihat kebawah dimana Xiang Yang sekarang tergeletak lemah dengan tubuh menghitam, mata setengah terbuka dan nafas yang sangat kemah.
Dengan wajah panik, Cai'er merayap kearah Xiang Yang, tidak butuh waktu lama sampai ular kecil itu berada di depan wajah Xiang Yang.
Cai'er tidak tau harus melakukan apa untuk menolong Xiang Yang, sebab tubuhnya sangat kecil, juga tidak memiliki tenaga yang besar.
Mata Xiang Yang yang setengah terbuka, dapat melihat Cai'er didepannya yang panik.
Cai'er mengibaskan ekornya didepan Xiang Yang, kemudian menampar-nampar pipinya.
"Kau malah akan membunuh ku lebih cepat jika kau melakukan itu sialan!" Xiang Yang mengutuk dalam hatinya karena dia tidak bisa bicara, bahkan menggerakkan mulutnya saja tidak bisa.
Sesaat kemudian, Xiang Yang melihat ular merah kecil didepannya menitikkan air mata, membuatnya tersenyum lembut.
"Sepertinya aku akan mata disini!" gumam Xiang Yang dalam hati "Sial! Padahal aku baru beberapa tahun menghabiskan waktu di kehidupan kedua ku ini! Bahkan aku masih belum merasakan kelembutan seorang wanita"
Xiang Yang tidak percaya jika dirinya akan mati perjaka untuk yang kedua kalinya.
"Dewa sepertinya sedang mempermainkan ku"
Xiang Yang pun akhirnya menutup mata, nafas dan detak jantungnya juga berhenti.
Cai'er menyadari hal itu, dia menggosokkan kepalanya pada wajah Xiang Yang, berusaha membangunkan pemuda itu meskipun sudah tau itu percuma.
***
Sementara itu, saat ini Xiang Yang menemukan dirinya berada di tempat yang gelap gulita.
"Haaaah! Mau berapa kali aku akan berada di tempat ini lagi" Xiang Yang mendengus kesal.
Sebelumnya dia berada di kegelapan total ini saat mati pertama kali, saat itu Xiang Yang berasa berada di tempat ini sangat kama sekali.
Dan sekarang terjadi lagi, apakah dia akan mengalami hal yang sama seperti dulu, berada di tempat ini kemudian di reinkarnasi.
"Padahal aku sudah berjanji akan menjadi lebih kuat untuk melindungi orang-orang disekitar ku, aku malah mati secepat ini!" Xiang Yang kembali mendengus, menyesali kematiannya karena keinginannya yang belum tercapai.
Tidak berselang lama, Xiang Yang melihat cahaya keemasan cukup jauh didepannya.
"Oh, apakah aku akan benar-benar mendapatkan kehidupan ke-3?" Xiang Yang menaikkan alisnya, karena kejadian seperti ini sama seperti sebelumnya.
Namun setelah beberapa saat, sesuatu yang membuat Xiang Yang terkejut setengah mati terjadi.
Cahaya itu tidak terus bersinar terang hingga memenuhi seluruh pandangannya, namun terlihat dari cahaya keemasan sebelumnya, seekor makhluk menakutkan yang hanya terlihat kepalanya saja yang sangat besar.
Kepala makhluk itu memiliki sisik emas, tanduk putih mengkilap, mata dengan pupil tajam, menatap kearahnya saat ini.
Tubuh Xiang Yang gemetar karena mengetahui makhluk apa itu.
"Naga!" gumam Xiang Yang.
Naga emas dengan ukuran sebesar gunung, ini baru pertama kalinya dia melihat naga secara langsung, terlebih didepannya saat ini bisa dipastikan bukanlah naga biasa.
"Manusia, kenapa kau terlihat ketakutan begitu?" naga itu mulai bicara.
Suaranya terdengar sangat agung dan berwibawa.
"Bukankah ini alam setelah kematian? Kenapa naga seperti mu ada di tempat ini?" tanya Xiang Yang dengan nada bergetar.
"Hahaha! Tenanglah manusia, kau tidak sepenuhnya mati, kau sekarang hanya mengalami mati suri!" ucap naga itu.
"Eh?! Lalu bagaimana bisa aku bertemu dengan mu? Tadi ada fenomena aneh di langit lalu tiba-tiba aku tersambar petir emas yang mengerikan!" Xiang Yang masih mengingat dengan jelas rasa sakit disambar petir.
"Hahaha! Kalau soal itu aku minta maaf, akulah yang membuat mu tersambar petir!" Naga emas tersenyum lebar, sama sekali tidak terlihat bersalah.
Urat kepala Xiang Yang langsung muncul karena kesal "Apa kau tidak tau seperti apa rasanya tersambar petir?! Itu sangat menyakitkan! Dan bagaimana jika saat aku tersambar lalu mati secara permanen, bukan mati suri?!"
"Kalau kau memang mati permanen itu menjadi nasib mu karena lemah!"
Xiang Yang semakin kesal mendengar jawaban tidak bersalah naga didepannya. Sekarang tidak ada lagi rasa takut di dirinya, dia hanya ingin memukul kepala naga itu.
"Kalau begitu kenapa kau membuat ku tersambar petir? Jangan bilang itu kau lakukan hanya karena ingin mempermainkan ku menjadi hiburan mu!"
"Memang!"
Xiang Yang sudah tidak bisa menahan diri lagi mendengar jawaban naga emas, dia mengeluarkan umpatan dan makian. Sebenarnya Xiang Yang ingin melesat kearah naga itu, namun dia tidak bisa bergerak kearah manapun, hanya bisa melayang di tempat semula.
"Hahaha! Aku hanya bercanda manusia, sebenarnya aku ingin bertemu dengan mu karena satu masalah! Ya...bisa dibilang aku membutuhkan bantuan mu!"
Perkataan naga itu membuat Xiang Yang tertegun. Memangnya bantuan apa yang diperlukan sosok naga perkasa pada orang kemah yang tidak bisa berkultivasi seperti dirinya?