Novel ini Terdapat dua cerita yang berbeda, sengaja Author gabung, karna cerita nya pendek.
1.Rumah Kos Terkutuk
Perjalanan Tono yang mencari kosan, untuk tempat tinggal nya, yang sengaja ia di pinggiran kota supaya dapat yang tarif nya murah.
namun apes nya, Tono malah di tipu oleh pakde yang ternyata jelmaan jin.
2.Pendakian Terakhir
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 3
Mendengar suara Amir, Jono langsung mengintip dari belakang pos lalu melemparkan pandangan nya ke arah Jono, untuk memastikan makhluk itu masih duduk di atas bag carrier nya atau tidak.
"Syukurlah" Gumam nya lirih dengan nafas lega dan tangan kanan nya mengelus dadanya.
Ternyata mahluk itu sudah tidak nebeng Amir.
"Mana Jono?!" Tanya Amir kepada teman-teman nya,
"Tuh di belakang pos" Timpal Johan, yang sedang duduk di atas rumput samping pos kecil itu sambil punggung nya di rebahkan ke tas ransel nya yang di sandarkan di bawah batang pohon cemara yang lumayan besar.
"Jon !" Panggil nya
" O ya ya ! Gimana Mir ?!" Timpal Jono setengah gugup, yang langsung keluar dari belakang pos kecil dan menatap Amir seperti tidak terjadi apa-apa.
"mulai gelap Jon, sepertinya mau ujan, baiknya gimana nih?" Tanya Amir meminta solusi kepada nya
Karena dalam rombongan tersebut, dialah orang yang paling berpengalaman naik gunung.
"Kita istirahat di sini dulu, karena di lihat dari langit nya bentar lagi ujan deras" Jawab nya menatap Amir sambil bertolak pinggang.
Duaarrrrr...!!!!
Halilintar menyambar dekat mereka dan semua nya pun berkumpul jadi satu di bawah atap pos pendakian.
Seiring langit gelap gulita, mulai menetes lah air hujan yang semakin lama semakin deras, di barengi angin gunung yang cukup kencang. Johan buru-buru meraih tas ransel nya dan meletakkan nya di dalam pos. Di bawah atap pos pendakian yang berukuran 2x3 mereka semua berdiri, karena papan tempat duduk yang lebar nya terbatas di pakai untuk menaruh tas-tas mereka.
Deerrrrrr.......!!!!
Halilintar menyambar lagi, hujan semakin deras di tambah berkabut membuat suasana di sekitar mereka mencekam.
"Angin nya pada masuk, percuma neduh ! " keluh Widya keras, sambil menyilangkan kedua tangan di bawah dadanya.
"Ujannya deres banget !" Sambung Utari yang berdiri bersebelahan dengan Widya
Kedua tangan nya mendekap badan Widya dari samping, sedangkan Ajeng yang ada di samping nya Utari cuma berdiri mematung dengan kedua tangan nya saling berdekapan sambil memperhatikan air hujan yang deras.
Sedangkan Jono, Rusdi, Amir, Johan berdiri di depan mereka sambil ngobrol satu sama lain. Hampir Dua jam berlalu, hujan mulai reda di gantikan gerimis rintik-rintik. Rusdi mengangkat tangan kanan nya melihat jarum jam di tangan nya.
"Udah hampir jam satu, tapi kok kayak sudah magrib ya?" Ujar Rusdi kepada teman-temannya.
"Iya, kabut nya juga gak ilang-ilang" Sambung Johan yang berdiri bersebelahan dengan nya.
"Sebaiknya kita segera lanjut saja, biar gak kemaleman di atas" Usul Amir, sambil melangkah keluar dari dalam pos sambil melihat langit.
"Gimana para tuan putri? mari kita lanjut lagi" Ujar Jono sambil menoleh ke belakang ke arah kaum hawa.
Mereka pun mengiyakan saja ajakan Jono sebagai ketua rombongan. Ketika mereka semua sudah menggendong carrier bag nya masing-masing dan akan bersiap melanjutkan perjalanan, tiba-tiba dari bawah ada rombongan pendaki menembus kabut menuju ke arah mereka, ke atas.
Rombongan misterius itu membawa keranda dari batang pohon seadanya dan di atas keranda itu ada sosok wanita yang terbaring.
"Eitt, tunggu" perintah Jono dengan suara pelan-pelan dan menghentikan langkah nya tiba-tiba ketika akan masuk lagi ke jalur setapak pendakian. Teman-temannya yang ada di belakang nya pun ikut berhenti.
