NovelToon NovelToon
Derajat Rumah Tanggaku

Derajat Rumah Tanggaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:9.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nona Marwa

Namanya adalah Haidee Tsabina, wanita cantik dengan hijabnya yang merupakan istri seorang Ibrahim Rubino Hebi. Kehidupan keluarga mereka sangat harmonis. Ditambah dengan seorang anak kecil buah cinta mereka yaitu Albarra Gavino Hebi

Tapi semua berubah karena sebuah kesalahpahaman dan egois yang tinggi. Rumah tangga yang tadinya harmonis berubah menjadi luka dan air mata.

Sanggupkah Haidee dan Ibra mempertahankan keluarga kecil mereka ditengah banyaknya rintangan dan ujian yang harus mereka hadapi? Atau mereka akan menyerah pada takdir dan saling melepaskan? Yuk baca kisahnya.

Follow Ig author @nonamarwa_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Marwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

Jangan lupa follow Instagram author @nonam_arwa

Jangan lupa like dan komentarnya juga

Aku sayang kalian

🌹HAPPY READING🌹

Setelah menghabiskan sarapannya, Dee ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sedangkan Ibra memilih untuk memeriksa beberapa file di ruang kerjanya sembari menunggu di bersiap.

Selesai membersihkan diri dan bersiap, Dee memberanikan diri untuk masuk ke ruang kerja Ibra. Sebelum masuk Dee mengetuk pintu terlebih dahulu. Setelah dipersilahkan masuk dari dalam, Dee membuka pintu dan langsung berjalan ke arah Ibra.

"Mas, kita jam berapa ke rumah sakitnya ?"tanya Dee setelah sampai di samping meja kerja Ibra.

Ibra menoleh, menarik tangan Dee agar mendekat. Ibra melingkarkan tangannya di pinggang Dee. Menyenderkan kepalanya di dada istrinya.

"Hiisss" rintih Dee ketika dagu bawah Ibra mengenai luka di sebelah pusarnya.

Ibra menoleh mendengar rintihan istrinya. Tangan sebelah kanannya menyingkap baju Dee dan melihat luka tersebut. "Cup" Ibra mengecup kecil luka tersebut berkali-kali.

"Bau mas. Nanti bisa lengket-lengket di bibir kamu," ucap Dee menghentikan gerakan Ibra.

Ibra menggeleng, "Bahkan jika aku bisa, biar aku yang mengalami semua ini, bukan kamu sayang," ucap Ibra memandang Dee.

Dee menangkup kedua pipi Ibra dengan tangannya, "Mas begini saja Adek udah senang. Kalau luka ini ada ditubuh mas itu lebih sakit buat Adek," ucap Dee dan memberikan kecupan di dahi Ibra.

"Oiya mas, tadi Al pergi sekolahnya gimana? kan tadi kita kesiangan. Aku jadi merasa bersalah sama Al," tanya Dee.

"Tadi pagi Al dibantu Naina sayang," jawab Ibra.

"Naina ?"

Ibra mengangguk, "semenjak kamu di penjara, Naina yang bantu aku mengurus Al," jawab Ibra santai tanpa tau bagaimana perasaan Dee.

Sebegitu terlupakan kah aku dulu, sampai-sampai dengan mudahnya wanita lain merebut hati dan kepercayaan anak dan suamiku. Dan mas Ibra juga dengan gamblangnya mempercayakan anak kami dengan wanita lain. Ucap Dee sendu dalam hati.

Tidak ingin Ibra mengetahui kegundahannya, Dee kembali bertanya "Jadi kapan kita ke rumah sakit, mas ?" ucap Dee mengalihkan pembicaraan.

"Kita tunggu Al pulang aja ya. Kita sekalian nanti liat mama. Mau kan ketemu mama ?"

"Apa tidak apa-apa ? Papa gimana ? Dee takut," tanya Dee dengan kepala menunduk.

"Bahkan Papa hampir setiap hari nanyain kamu."

"Benarkah ?"

Ibra mengangguk. "Ya udah, aku lanjutin kerjaan aku bentar ya. Kamu tunggu di kamar aja."

Dee menggelengkan kepalanya, "Adek ke kamar Al aja. Sekalian nyiapin baju ganti Al nanti," ucap Dee. Setelah mendapat izin dari Ibra, Dee berjalan menuju kamar Al dan menyiapkan pakaian ganti untuk Al.

Waktu sudah menunjukan pukul 10.00 siang, itu artinya sebentar lagi Al akan pulang dari sekolahnya. Al berjalan sendirian keluar dari kelasnya. Al sebenarnya adalah anak yang periang dan suka jahil. Tapi semenjak Uminya masuk penjara dia di jauhi oleh teman-temanya. Sering ia mencoba untuk mendekat, tapi teman-temannya menolak. Ia sering dikatai anak narapidana oleh teman-teman. Tapi dia hanya diam dan tidak ingin melawan. Pernah sekali ia melawan, tapi Al malah dipukuli dan akhirnya ia dimarahi oleh Abinya di rumah. Al tidak pernah mengatakan semua yang ia alami kepada Ibra, ia lebih memilih memendam. Al hanya akan mengatakan sesuatu yang membuatnya senang saja. Al juga menyuruh gurunya di sekolah untuk tidak mengatakan kepada Abinya bahwa ia sering di-bully oleh teman-temanya. Untuk mengeluarkan keluh kesahnya Al akan menangis memeluk foto Uminya di kamar mandi. Sungguh sangat dewasa anak ini.

Saat berjalan keluar Al sudah melihat mobil sopir yang sudah terparkir di depan gerbang sekolahnya.

"Assalamualaikum pak sopir," ucap Al riang dan menyalami tangan sopir keluarganya. Walaupun ia adalah majikanya, tapi Al selalu ramah kepada semua orang. Karena beginilah ajaran Uminya.

"Waalaikumsalam Tuan Muda. Langsung pulang ?" tanya sopir. Al mengangguk dan membuka sendiri pintu mobil bagian belakang.

Tak membutuhkan waktu lama, mobil yang dinaiki Al sampai didepan rumah. Al memasuki rumah, tidak lupa mengucap salam.

"Waalaikumsalam," terdengar jawaban dari ruang tamu. Al melihat Bi Nini yang sedang menyapu dan langsung menghampiri.

Al menyalami tangan Bi Nini. "Abi dimana Bi ?" tanya Al setelah selesai menyalami Bi Nini.

"Tuan ada diruang kerjanya, Tuan muda," jawab Bi Nini. Al mengangguk dan berlari menuju ruang kerja Ibra setelah pamit kepada Bi Nini.

"Abi,"panggil Al saat masuk ruang kerja Abinya tanpa permisi.

"Salam dulu Al," peringat Ibra yang masih fokus dengan kertas-kertasnya.

Al menyengir melihatkan gigi susunya, "Assalamualaikum, Abi," ucap Al.

"Waalaikumsalam, Boy," jawab Ibra.

Al membuka tas sekolahnya dan mengambil sesuatu dari dalam sana, "Ini Abi," ucap Al sambil memberikan sebuah amplop kepada Ibra.

"Ini apa Al ?" tanya Ibra sambil mengambil amplop tersebut dari tangan Al.

"Abi buka dan bacalah," jawab Al.

"Berani menyuruh Abi ?" tanya Ibra menjahili Al.

"Ck, menyusahkan," kesal Al kembali mengambil amplop tersebut dan membukanya. Setelah itu memberikannya kembali pada Ibra.

"Undangan hari Ibu ?" tanya Ibra setelah membaca isi kertas nya.

"Tidak hanya Ibu, kedua orang tua disuruh datang Abi. Karena nanti semua siswa akan membacakan puisi ciptaan mereka sendiri. Abi datang ya," ucap Al memohon kepada Ibra.

"Baiklah nanti Abi akan datang dengan onty Naina,"

DEG

Al terkejut mendengar Abinya akan mengajak Naina. Karena jika ada undangan seperti ini maka Ibra akan datang bersama Kevin. Tapi kali ini ia berharap Ibra akan datang dengan Uminya karena sudah keluar dari penjara.

Al yang semula menunduk mengangkat kepala melihat Ibra. Al hanya mengangguk dan tersenyum, menyembunyikan kekecewaannya.

Al sangat berharap jika Abi datang bersama Umi Al. Ucap Al dalam hati. Tak terasa air matanya menetes. Tapi dengan cepat ia hapus agar Ibra tidak mengetahuinya. Ia sangat berharap Uminya akan mendengar puisi yang ia buat khusus nanti.

"Kalau begitu Al ke kamar ya. Siap-siap karena kita akan ke rumah sakit menjenguk nenek," ucap Ibra setelah melipat kembali kertas undangan tersebut.

"Iya Abi," jawab Al dan ia berlalu meninggalkan ruang kerja Ibra.

Maafkan aku sayang, mungkin kamu akan kecewa jika mengetahui ini. Tapi aku hanya takut Al kecewa karena mengajakmu. Ucap Ibra dalam hati. Ibra duduk di kursi kerjanya dan memijit pangkal hidungnya. Entah bagaimana cara yang akan dilakukannya nanti untuk membuat Al kembali dekat dengan Dee.

......................

Hai Teman-Teman, Terimakasi sudah mampir dan menyaksikan bagaimana kisah Ibra, Dee dan juga Al ,,,

Jangan lupa like sama komentarnya yaa teman-teman agar novel ini tambah seru lagi,,,

Jangan lupa follow Instagram author @nonam_arwa untuk melihat ucapan ucapan mutiara author yaa.....

1
#ayu.kurniaa_
.
Sri Rahayu
kasian dee/Sob//Sob/
Nur Aulia
terlalu banyak bawangnya tor,aku JD 😭😭
Rini Amelia
Luar biasa
Nur Aulia
suami jolim banget SM istri,, katanya CEO tp bodoh,,bukanya di cari dl siapa yg salah,,jgn main hakim sendiri
Qaseh Khadijah
Kecewa
Qaseh Khadijah
Buruk
Qaseh Khadijah
Kecewa
Qaseh Khadijah
Buruk
Novianty 01
karya yg sangat luar biasa😊😊
Ratnasihite
selalu nangis dgn pelajaran novel ini bagud👍
Ratnasihite
aq nangis baca novel ini jd inget alm mama papa
dugong
Luar biasa
punya tian
lagian aku greget anjayy ama si dee
Yushfi 853
Luar biasa
Nnek Titin
kena deh d prank ibraa
tapi seruuu puas bgt bacanya
terimakasih thooor
semoga karya mu selalu d gemari
Nnek Titin
padahal ijab kabul nya ga sah tuh Thor pengucapan nya ga pake Binti
Nnek Titin
ooohhgg melowww
Nnek Titin
ko bisa giniiii thooorr nangis akuuuu
berbahagialah dee
Nnek Titin
waaah untung besar dong ibunya Jaka dapet duit banyaak
paling buat berobat Jaka 15rb tuuh beli betadine
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!