Milea arabella, biasa akrab di sapa dengan nama Lea adalah gadis yatim piatu setelah kematian kedua orang tua nya akibat kecelakaan tunggal beberapa tahun yg lalu sepulang dari luar kota, saat itu milea yg baru lulus SMA begitu syok mendengar kenyataan itu, apalagi dirinya harus menghidupi ketiga adik-adiknya.
Akan kah kebahagiaan menghampiri Milea dan ketiga adik-adiknya.?
ikuti terus kisah milea di cerita ini.
Happy reading 😘.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 Tiket umroh untuk kakek Rahman dan nenek sarimah.
Malam hari nya, keluarga Mahendra pun berkumpul di ruang makan tersebut, di sana sudah ada kakek Rahman dan juga nenek sarimah yg sedang menunggu kedatangan cucu-cucu nya.
"Apakah benar rumah mewah ini milik lea pak.?" Ucap nenek sarimah.
"Mungkin memang benar Bu, bpak percaya kalau Lea tidak mungkin berbuat macam-macam apalagi merampas harta milik orang." Ucap kakek Rahman.
"Mudah-mudahan saja seperti itu pak, rasa nya mustahil kalau dalam 5 tahun saja dia bekerja bisa menghasilkan harta sebanyak ini." Ucap nenek sarimah yg masih ragu akan segala kemewahan yg terpampang di depan matanya.
"Nanti kita tanyakan saja Bu, agar pikiran ibu tidak gelisah." Ucap kakek Rahman menenangkan.
"Iya pak, sebaiknya nanti kita tanyakan." Ucap nenek sarimah yg melihat para pelayan berlalu lalang menghidangkan makanan malam untuk mereka.
TING
Secara bersamaan Kedua lift pun terbuka menampakkan Lea dan adik-adiknya yg sudah keluar dari lift .
"Pak, apakah itu cucu-cucu kita, kenapa mereka menjadi tampan dan cantik dalam sekejap.?" Ucap nenek sarimah melongo.
Kakek Rahman pun tidak mengalihkan pandangannya pada cucu-cucu yg tampak berbeda.
"Kakek, nenek, apakah sudah lama menunggu.?" Ucap Lea duduk di kursi nya.
"Baru saja kok nak." Ucap kakek Rahman.
"Felix, Zero, Sasa." Panggil nenek sarimah.
"Iya nek." Ucap mereka serempak.
"Apa kalian memakai pemutih.? Kenapa kalian berubah kulit nya jadi putih dan bening begini.?" Ucap nenek sarimah.
"Tampan kan aku nek.?" Ucap Zero menyibakkan rambut nya sok keren.
"Iya, cucu-cucu nenek jadi tampan dan cantik." Ucap nenek sarimah tersenyum.
"Ini berkat kakak nek." Ucap Sasa.
"Memang nya apa yg kakak kalian lakukan.?" Ucap kakek Rahman menimpali dengan rasa penasaran.
"Kakak memberi kami sebuah botol kecil dengan isi ramuan, kata kakak harus menghabiskan nya, lalu aku pun meminum ramuan itu di kamar mandi, tak lama kemudian tiba-tiba cairan kental berwarna hitam keluar dari pori-pori kulit ku nek, bau nya sangat busuk, aku pun langsung mandi dengan sangaaaaaaat bersih hingga aku menghabiskan satu botol sampo hehehe, habis nya busuk sekali seperti bangkai, lalu setelah mandi tubuh ku jadi berwarna putih dan wajah ku jadi cantik nek." Ucap Sasa antusias menceritakan hal tersebut.
Felix dan Zero pun mengangguk pada kakek nenek nya tanda membenarkan ucapan adik nya.
"Kenapa bisa seperti itu.?" Ucap kakek Rahman penasaran.
"Bisa kek, ramuan itu dapat menghilangkan segala racun tubuh yg mengendap dan juga dapat membuat tubuh lebih bugar, nanti setelah makan, aku akan memberikan ramuan itu pada kakek dan nenek, agar tubuh kakek dan nenek tidak sakit-sakitan lagi." Ucap Lea.
"Sekarang ayo kita makan, nanti makanan nya keburu dingin." Ucap Lea.
Mereka semua pun makan dengan khidmat hanya suara dentingan sendok dan garpu yg terdengar.
Beberapa saat setelah mereka menyelesaikan acara makan malam, kini seluruh keluarga sedang berkumpul di lantai 5 mansion tersebut.
"Kakek dan nenek ingin bertanya, darimana kamu mendapatkan harta sebanyak ini nak, maaf kalau pertanyaan kakek menyinggung mu." Ucap kakek Rahman tak enak hati.
" Tidak apa-apa kek, justru aku senang kakek bertanya seperti itu agar kakek dapat mengetahui bahwa cucu kalian ini adalah wanita pekerja keras." Ucap Lea.
Lalu Lea pun berdiri dan membuka laci nakas dan mengeluarkan berkas-berkas kepemilikan beberapa aset milik nya.
Kenapa sudah berada di laci tersebut ? Tentu saja atas bantuan sistem.
"Ini adalah aset yg ku milik kek ,nek." Ucap Lea sambil memperlihatkan beberapa aset yg di miliki nya, Lea tidak memperlihatkan seluruh aset nya , melainkan hanya beberapa saja, agar tidak menimbulkan asumsi dari kakek nenek nya dan juga adik-adiknya.
Kakek Rahman pun terkejut melihat nama cucu nya terpampang di sejumlah aset kepemilikan di berkas-berkas itu.
Dengan tangan gemetar kakek Rahman melihat isi di dalam nya yg dimana perusahaan cucunya yg bergerak di bidang pertambangan, teknologi dan juga manajemen.
"Seberapa kaya dirimu Lea.?" Ucap kakek Rahman syok.
"Tem seberapa kaya aku saat ini.?" Ucap Lea.
"NONA SAAT INI MENJADI WANITA TERKAYA DI DUNIA DENGAN MENDUDUKI POSISI PERTAMA."
UHUK
UHUK
Seketika Lea tersedak air liur nya sendiri.
"Apa kakak tidak apa-apa.?" Ucap Sasa memberikan air mineral pada Lea dan Lea pun menerima nya.
"Apa yg kau ucapkan barusan sistem.?" Ucap Lea tidak percaya.
"APA YG SISTEM UCAPKAN ADALAH KEBENARAN NYA NONA, SISTEM TIDAK MUNGKIN BERBOHONG."
Lea hanya menghela nafas pelan mendengar penuturan sistem, tapi diam-diam dia tersenyum kecil penuh kepuasan.
"Baiklah maafkan kami yg sudah salah paham padamu nak." Ucap kakek Rahman.
"Iya Lea maafkan nenek yg sempat berprasangka padamu." Ucap nenek sarimah.
"Kakek dan nenek jangan merasa bersalah, wajar saja kakek dan nenek meragukan ku sebab selama ini aku tidak menunjukkan hal itu pada kalian, karena rencana nya aku akan memberi kalian kejutan." Ucap Lea.
"Jadi kakak sekarang sangat kaya dong.?" Ucap Zero.
"Tentu saja, apa yg kalian ingin kan Kakak bisa penuhi itu adalah hal mudah bagi kakak, sekarang kita bukan lagi orang miskin, kita adalah orang terkaya , jadi kalau ada yg membuli kalian di sekolah nanti , kalian jangan takut, sekalipun orang tua mereka adalah orang terpandang, tapi tidak akan ada bisa lebih berkuasa di banding kakak." Ucap Lea menyombongkan dirinya, itu dilakukan Lea agar adik-adiknya bisa melawan rasa takut akan pembulian yg pernah mereka alami.
DEG
Adik-adik Lea terkejut mendengar penuturan kakak nya
" Apakah kakak tau,? batin mereka semua.
"Apapun menyangkut kalian semua, kakak mengetahui nya Felix, zero, Sasa." Ucap Lea dengan menyebut nama adik nya satu persatu.
Ketiga adik nya hanya tertunduk saja tidak berani menatap wajah kakak mereka.
"Maaf kak." Ucap mereka bersamaan.
"Tidak apa-apa, lain kali cerita kan lah pada kakak kalau kalian mendapat masalah di sekolah, nanti di sekolah baru kalian, apapun yg terjadi jangan takut untuk bercerita pada kakak, oke." Ucap Lea pada adik-adiknya.
"Baik kak, kami akan mengingat perkataan kakak." Ucap Felix mewakili adik-adiknya.
"Bagus itu baru adik-adikku." Ucap Lea.
"Sekarang tidurlah,karena besok kita akan jalan-jalan ke mall untuk membeli pakaian dan perlengkapan sekolah kalian." Ucap Lea.
Adik-adik nya pun mengangguk dan turun menuju kamar nya masing-masing.
Yg tersisa di ruang keluarga hanya Lea dan kakek nenek nya.
"Kakek, nenek, lea punya hadiah untuk kakek dan nenek." Ucap Lea.
Lea pun memberikan tiket umroh pada kakek nenek nya, dan semua nya sudah di urus oleh sistem.
"Masya Allah ya Allah, akhirnya kita umroh juga Bu." Ucap kakek Rahman sujud sukur lalu memeluk istrinya.
"Iya pak, ibu juga senang, terimakasih Lea, kakek dan nenek senang dengan hadiah nya." Ucap nenek sarimah terharu.
"Sama-sama kek, nek, tugas Lea hanya membahagiakan kalian, kalau kalian bahagia, Lea ikut bahagia." Ucap Lea Tersenyum simpul dengan mata yg berkaca-kaca.
Dari dulu inilah impian Lea, bisa membahagiakan kakek nenek nya dengan memberangkatkan pasangan sepuh itu ke tanah suci.
Lea juga tak lupa memberi kan ramuan yg sama pada kakek nenek nya dan juga ramuan penguat stamina agar kakek nenek nya bisa dengan mudah berangkat ke tanah suci nanti nya dan tidak mudah mengalami sakit apalagi kakek nenek nya sudah lumayan sepuh, yakni sudah berusia 80 tahun.
Bersambung.